bab Lima

46 23 29
                                    

🔯Kencan Mocha-Azka

🌼🌼🌼


Mocha duduk melamun di balkon kamarnya. Pikirannya sedang tidak beres saat ini. Bercampur antara bagaimana nasib kembar tiga juga nasib Tiara kalau ketahuan mamanya ngelakuin hal kayak gitu. Kemarin dia tidak sempat bertanya lebih rinci saking kagetnya.

Dan menyekap Nia,Nita dan Dita? Tiara itu waras nggak sih. Mereka bertiga bahkan baru berusia sekitar enam tahunan. Tega banget nyekap anak kecil yang unyu-unyu kayak gitu.

Pandangan Mocha berubah gelap ketika sebuah tangan menutupi matanya dari belakang. Tidak perlu berteriak lebay, Mocha sudah tau ini tangan siapa.

"Kenapa?" tanya Mocha tanpa berusaha melepas tangan besar yang menutupi pandangannya itu. Dia justru bersyukur karena kedatangan orang itu, rasa khawatirnya pada kembar tiga juga Tiara sedikit teralihkan.

"Cewek cantik jangan suka bengong. Kesambet, susah ngobatinnya loh." gurau laki-laki di belakangnya sambil tertawa. Di lepaskannya bekapan tangannya, lalu berjalan memutar kedepan Mocha dan ikutan duduk bersila di sana. Laki-laki itu tersenyum manis melihat Mocha yang mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menetralisir pandangannya yang agak blur.

"Lagi apa?" tanya laki-laki itu lagi setelah memastikan Mocha melihatnya.

"Bengong."

"Bengongin gue sama lo lagi kencan ya?"

"Enggak. Cuma mikir, kapan kamu mati?"

Laki-laki itu tertawa.
"Jahat deh, kakak sendiri di doa'in mati. Ntar kualat baru nyaho' loh."

"Nyaho' bahasa apa tuh, aku gatau." jawab Mocha asal sambil mengucek-ucek matanya yang tanpa sengaja kecolok jarinya sendiri.

"Artinya tau. Gitu aja gatau, kamu kudet deh." timpal laki-laki itu tidak mau kalah.

Mocha menghentikan aktivtas mengucek matanya, menatap laki-laki dihadapannya sambil mengerutkan dahi, dia berkomentar, " Azka, kamu ternyata nyebelin banget ya?"

Azka tertawa lagi. Akhir-akhir ini dia memang sering terlihat tertawa terus di mata Mocha. Dia bukan memperhatikan Azka, hanya sesekali saja di mendapati laki-laki berambut ikal itu tertawa lepas. Tampak bahagia dengan apa pun yang sedang dia alami.

"Sekali-kali, jangan bertingkah nyebelin. Bikin orang benci sama kamu." ujar Mocha lagi. Membuat Azka menghentikan tawanya dan tersenyum.

"Benci ya~? Buatku, pandangan orang lain tuh ngak penting banget. Asal jangan kamu yang benci sama aku. Karena~" Azka bermain-main. Semakin membuat Mocha kesal setengah mati. Dia berdiri dan beranjak akan masuk ke kamarnya, namun suara merdu Azka menghentikan langkah itu.


"~ hampa terasa, hidupku tanpa dirimu🎶" Azka bernyanyi sepenuh hati, lalu terdiam cukup lama. Setelah itu dia berdiri dan menghampiri Mocha,

"Besok, kita kencan. Aku tunggu di depan kamar kamu." setelah itu Azka berjalan melewati Mocha dan keluar dari kamar gadis itu.

🌼



Hari ini adalah harinya. Dalam hati aku berdebar-debar banget. Meskipun, mungkin bagi Azka ini adalah permainan, tapi bagiku ini adalah hal terindah dari segala kado ulang tahun.

Dreaming [R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang