Last Dinner

591 38 0
                                    

Author POV

Sepasang muda-mudi sedang asik bermesraan di sebuah taman belakang dekat rumah tua yang sepi yang terletak dipinggiran kota. Mereka tampak menikmati kemesraan mereka. Yang satu tampan dan satunya cantik, merupakan kombinasi pasangan yang akan membuat siapapun yang melihatnya akan iri.

Rasa cinta yang dalam nampak terpancar dari kedua mata dan wajah mereka berdua, saling bergenggaman hangat mengalahkan hawa dingin yang menerjang kota itu sebelum datangnya musim dingin.

Tanpa mereka sadari, sedari awal mereka berada disana, ada seorang wanita cantik bertubuh jangkung, berkulit putih pucat yang menatap lekat mereka berdua dengan tatapan dingin dan datar dibalik tirai jendela lantai dua rumah tua tersebut.

Namun kini wanita tersebut tampak tersenyum lebar, ketika dua pasang muda mudi tersebut akhirnya berciuman mesra.

Dua Jam Kemudian

MoonByul POV

Aku sedang mempersiapkan makan malam kami. Sengaja kali ini aku yang memasakkan hidangan makan malam kali ini. Kali ini hidangan-hidangan kupilih merupakan makanan kesukaan sahabat masa kecilku, Kim Yongsun.

Sejak orang tua kami meninggal karena perang yang terjadi di negeri ini 5 tahun yang lalu, kami memutuskan untuk hidup bersama di rumah milik keluargaku agar kami tidak kesepian. Walaupun aku mempunyai seorang kakak perempuan, namun dia kini tinggal di kota yang berbeda denganku untuk bekerja.

Aku cukup bersyukur karena orang tua kami meninggalkan cukup uang dan harta benda untuk hidup kami selanjutnya serta setiap bulannya kakakku mengirimkan uang untukku. Dengan hal itu, bukan berarti aku bisa santai santai saja di rumah, aku sudah mendirikan kafe di pusat kota yang kukelola bersama Yongsun sebagai mata pencaharian kami.

Hidangan spesial yang kubuat ini untuk memberinya selamat, karena akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan kekasihnya, Eric Nam yang sejak dua tahun lalu bertugas sebagai tentara di medan perang.

Tidak salah untuk memberikan kejutan makan malam untuk sahabatmu yang sedang berbahagia, bukan?

Aku mengaduk saus pasta carbonara dengan serius, mengecek apakah pasta yang sedang kurebus sudah cukup pas untuk diangkat. Aku tidak ingin mengecewakan sahabatku. Aku harus membuat hidangan ini senikmat dan sesempurna mungkin.

Tak lama semuanya akan siap dihidangkan, dan pintu depan rumahku terbuka. Nampaknya sahabatku sudah kembali dari waktu kencannya.

"Byulyi~yaa, kau sedang memasak apa?", tanya Yongsun bersemangat ketika mendatangi ruang dapur karena mencium bau masakan yang enak dari depan ruang tamu.

"Aku memasakkan makanan kesukaanmu, eonnie. Pasta carbonara! Ini ucapan selamatku kepadamu karena kau sudah bisa bertemu lagi dengan kekasihmu yang tampan itu.", jawabku sambil tertawa kecil.

"Sungguh kah? Woahh kau baik sekali, Byul! Terima kasih!", katanya dengan senang sambil memeluk dan mencium pipi kananku.

"Sama-sama, lebih baik eonnie segera mengganti baju sekarang, kita akan segera makan. Semuanya sudah matang dan siap.", kataku sambil mendorongnya pelan agar dia pergi untuk mengganti pakaiannya.

"Tunggu dulu, aku mau memberitahumu kabar gembira!" , katanya bersemangat.

"Apa itu, eonnie?" , tanyaku penasaran.

"TADAAA! Eric sudah melamarku. Dia memberikan cincin ini sebagai tanda pertunangan kami. Setelah dia menunaikan tugas ketentaraannya, 6 bulan lagi kami akan menikah Byul!", jawabnya sambil berseru kegirangan dan memperlihatkan cincin emas putih yang melingkar di jari manis tangan kirinya padaku.

"Woahhh selamat eonnie, semoga bisa lancar hingga hari pernikahan kalian!", kataku sambil tersenyum dan memeluknya sebentar memberi dukungan.

"Terima kasih banyak Byul. Kau sahabat baikku, maka nanti aku akan menunjukmu sebagai Bridemaid. Kau mau kan?", tanya Yongsun sambil menatapku.

"Tentu saja. Aku akan membantumu menyiapkan pernikahanmu. Dari dekorasi makanan, pakaian, dan lain-lain. Pokoknya harus sesempurna mungkin, eonnie. Ini adalah pernikahanmu, sekali seumur hidup.", kataku bersemangat.

"Kau benar, Byul. Aku sudah tidak sabar lagi mempersiapkan semuanya. Mungkin mulai besok kita harus ke kota untuk melihat-lihat apa yang perlu kita persiapkan.", jawab Yongsun dengan serius.

"Betul, eonnie. Sekarang lebih baik kita makan dahulu. Jadi kita bisa tidur lebih cepat malam ini. Dan bisa bangun pagi-pagi untuk pergi ke kota mempersiapkan semuanya besok.", saranku kepadanya.

"Baiklah. Lalu tidak ada yang bisa aku bantu lagi disini, Byul?", tanyanya sambil memperhatikan saus pasta carbonara yang sedang kuaduk dengan hati-hati.

"Tidak ada. Semua bisa ditangani oleh Moon Byulyi! Jadi lebih baik kau segera ke kamarmu. Aku sudah lapar.", jawabku sambil mengibas-ngibaskan tanganku untuk menyuruhnya pergi.

Dan dia tertawa sambil mengacak-acak rambut dan lalu berlari cepat ke kamarnya meninggalkanku yang kini tinggal memberikan bumbu pelengkap terakhir agar makanan ini sempurna.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku kini sudah menaruh semua makanan dan minuman yang akan kami santap malam ini di meja makan kami. Dua piring berisi Pasta Carbonara, satu piring berisi Garlic Breads, dua mangkuk kecil berisi sup asparagus yang hangat dan dua gelas wine kosong yang nantinya akan diisi White wine : Marchesi Di Barolo Gavi Di Gavi. White wine ini akan cocok menemani menu makan malam kami kali ini.

Aku siapkan bunga mawar cantik yang baru kupetik dikebun belakang rumahku dan sebuah lilin untuk menambah estetika makan malam kali ini. Melihat hasil karyaku kali ini, aku tersenyum puas.

Tak lama Yongsun datang, dengan pakaian biasa, namun tetap cantik dan mempesona. Aku memandangnya dan tersenyum. Dia membalas senyumku dan kemudian duduk di kursi dihadapanku.

"Semuanya kelihatan enak dan seakan-akan kita makan malam romantis kali ini. Hahahaha...", kata Yongsun kepadaku sambil tertawa.

"Semuanya akan terasa enak dan romantis bila dilakukan bersamamu, eonnie.", kataku sambil tersenyum menggodanya.

"Haishhh... kau tidak pernah berubah. Greasy Byul!", kata Yongsun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menanggapi candaanku.

"Ayo mari makan, eonnie. Aku sudah lapar.", kataku sambil menuangkan white wine kedalam gelas-gelas kami dan setelah itu duduk di kursi makanku mulai memakan hidangan yang ada di mejaku.

Malam itu kami habiskan dengan membicarakan berbagai hal sambil makan malam. Sudah lama kami tidak makan malam bersama di rumah, karena diwaktu waktu lain kami biasanya masih sibuk bekerja di kafe kami hingga larut malam.

"Byul, entah kenapa aku rasanya mengantuk sekali.", kata Yongsun tiba-tiba setelah habis memakan Pasta Carbonaranya dan kini sedang meminum wine di gelasnya.

"Hahaha...itu berarti kau sudah kenyang, Eonnie." , kataku tertawa memandangnya.

"Tapi ini xykahaakjskaskkasjkasjks....." , kata Yongsun sambil berbicara tak jelas seperti orang mabuk.

One

Two

Three

DUG!

Yongsun kini sudah ambruk tertidur di meja makan kami dalam posisi masih duduk. Aku tersenyum memperhatikannya, lalu aku bangkit perlahan dari kursiku dan mendekatinya.

"Eonnie, kau harusnya tidak tidur disini. Kau harus tidur di ruanganmu.", kataku tersenyum sambil mengelus rambutnya dengan lembut. Tapi Yongsun tidak bergeming.

"Hmm ... baiklah. Aku harus menggendongmu supaya kau bisa tidur di ruanganmu rupanya. Kau benar benar menyusahkan. Hahahaha...", tawaku pelan lalu mulai menggendongnya bridal style menuju ke ruangan yang kusiapkan khusus untuknya, yang akan dia tempati mulai malam ini sampai selanjutnya.

PossesionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang