Chapter II (end)

3.3K 366 23
                                    


"Gue bener kan? sekarang bukan cuma suaranya yang bikin lo kagum, tapi orangnya juga." Jeda sesaat. "Yah, meskipun gue tau dari dulu lo emang udah kagum sama orangnya."

Shalat Isya telah usai beberapa saat yang lalu. Kini mereka tengah berada di pelataran masjid, hendak pulang kerumah masing-masing.

Hening.

Merasa tak ada yang menyahuti nya, Ino pun menoleh dan mendapati Sakura seperti tengah melamun.

"Ra?"

Tepukan Ino dipundaknya menyadarkan Sakura, gadis itu mengerjap beberapa kali dan menoleh pada sahabatnya itu.

"Lo gak papa? Lo seneng apa sedih sih, Ra? menurut gue sih, harusnya lo seneng."

"Aku cuman bingung, No."

Ino mengernyit. "Bingung kenapa?"

Sakura menghela nafas. Gadis bermata hijau itu juga tidak tau ia bingung karna apa. Bohong jika Sakura bilang tidak senang bisa bertemu lagi dengan orang itu. Awalnya ia memang kaget, namun tak bisa di pungkiri ada rasa senang dihatinya saat bertemu kembali dengan teman masa kecilnya itu. Berapa lama mereka tidak bertemu? setahun? dua tahun? ah, Sakura rasa kurang lebih lima tahun. Mengingat orang itu pindah ke luar negri dan memilih melanjutkan kuliah ke Universitasitas al-Azhar yang terletak di negri padang pasir itu saat mereka lulus SMA.

"Kapan dia balik, No?"

"Entahlah. Kenapa gak tanya langsung aja sama orangnya."

Sakura mendongakkan kepalanya yang tadi tertunduk, menatap Ino yang tak lagi menatapnya. Sakura mengikuti arah pandangan sahabatnya itu, dan ....

'Deg'

Dia disana. Orang yang tadi menjadi objek pembahasan sepasang sahabat itu kini baru saja keluar dari dalam masjid, melangkah ringan menghampiri kedua gadis yang kini terdiam dan menghentikan langkah mereka. Sosok itu masih sama dimata Sakura. Rambut ravennya, manik hitam kelamnya serta senyumnya.

Seketika Sakura menundukkan pandangannya ketika tersadar bahwa ia terlalu lama memandang lawan jenis yang bukan makhram nya. 'astagfirullahal'adzim'

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Ino menjawab salam Sasuke. Gadis bermarga Yamanaka itu melirik Sakura di sampingnya dan menyenggol pelan bahu gadis itu yang sedari tadi menunduk dan tidak menjawab salam pemuda di depan mereka. Pasti melamun lagi, begitu pikirnya.

Sakura mendongak. "W-wa'alaikum salam." Jawabnya. Tak lama kemudian, kepala yang berbalut mukena merah muda itu tertunduk kembali.

Sasuke tersenyum.

Sedangkan Ino mendengus geli. Sahabatnya ini pasti tengah gugup Sekarang. Karna ia tau, sejak SMP diam-diam Sakura mengagumi sosok yang ada didepan mereka ini. Dan sampai sekarang pun Ino yakin sahabat merah mudanya itu masih menyimpan kekaguman pada sosok Uchiha Sasuke, bahkan mungkin lebih.

Sadar bahwa Sakura tidak bisa diharapkan untuk saat ini, Ino memulai percakapan. "Apa kabar, Sas?"

Atensi pemuda berkoko biru dongker itu pun beralih pada Ino. "Alhamdulillah baik. Kalian apa kabar?"

"Kami baik. Kapan balik, Sas? gue kaget lho pas kemaren malem lo jadi imam disini. Kirain siapa, taunya Sasuke si pantat ayam."

Sasuke terkekeh. "Bisa aja. Aku balik seminggu yang lalu dan kemaren ustadz Minato berhalangan hadir, jadi aku yang ditunjuk untuk mengimami sholat Isya. Sekarang pun beliau gak ada, katanya sih lagi jengukin kerabatnya yang sakit diluar kota."

Ino ber'oh ria.

"Tapi suara lo bagus lho, Sas. Gue yakin, pasti banyak orang yang kagum sama suara merdu lo. Sampe mampu bikin orang salah pokus malah."

Ino berkata seraya melirik Sakura di sampingnya, dan dugaannya tepat. Haruno Sakura merona dan salah tingkah. Ino sudah bilang kan, menggoda Sakura adalah hal yang menyenangkan.

Sasuke mengernyit, mungkin tidak mengerti yang dimaksud oleh Ino. Mengabaikannya, Sasuke pun beralih pada Sakura.

"Sak, tolong bilang sama Bapak kamu, Insyaallah besok kami sekeluarga mau silaturahmi kesana."

"Mau ngelamar ya?" Tanya Ino dengan isengnya.

Sakura yang diajak ngomong, malah Ino yang nyaut. Tapi gak papa, udah biasa.

"Ya. Itupun kalo Sakura gak keberatan."

Sasuke tersenyum.

Ino menyeringai.

Sakura merona.

Duh, Sasuke. Mana mungkin Sakura keberatan, dia aja udah nge-fly gitu.

.
.
.

Selesai (?)

IMAM di Masjid Sebelah [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang