Part 1

186 3 0
                                    


" Ketika kita menilai buruk seseorang dengan hanya menatap, kalian akan terlihat lebih buruk dari apa yang kalian nilai buruk "
.
.
.
.
.

Terlihat seorang gadis remaja tengah berusaha untuk tidak mengumpat saat ia tengah menilai atribut MOS yang ia pakai sekarang , sangat membuatnya terlihat bodoh.

Terlebih dengan permen yang menjadi kalungnya.

Memuakkan memandang cermin dengan keadaan seperti ini,setidaknya ia lahir di tanggal awal bulan jadi ia tak perlu repot - repot mempermalukan style rambutnya.

Ini hari pertama masuk sekolah, ia harus benar benar membangun image baik didalamnya.

" Sasha ! Cepat turun atau gue tinggal.." kata Adam Alexy kakak dari wanita itu.

Nama gadis itu adalah Vanesha Alexy. Dengan panggilan Vanesha boleh juga Sasha .Bermata biru dengan rambutnya yang coklat , karena dipaksa satu gen dengan papanya yang bule.

Gadis itu tambah berdecak karena panggilan dari kakaknya , paksaan orang tua agar satu sekolah dengan Adam membuat ia tak mungkin bebas.

Tapi ini sudah terjadi. Tidak bisa disesali, mungkin nanti ada sisi baiknya.

Dan ia tampak turun dengan senyum yang mengembang , baginya ini hari baru jadi patut dirayakan dengan senyum.

" Oke gue siap menempuh hidup baru , bang !! "

" Hidup baru pala lu! Ayo brangkat! "

"Dih sarapan dulu kali , biar tenang "

" Gak ada gak ada! , udah makan di mobil aja mama udah nyiapin. Telat bego jam setengah 7 nih "

" lah lo sedarah sama gue, jadi lo juga bego "

" lu kan satu darah sama mama papa, brarti ? " tampak seringai Adam

Membuat vanesha menghela nafasnya , tanda ia kalah dalam peperangan.

" oke gue kalah !! "

"hahaha cepetan masuk mobil gih ! telat ntar ! "

Vanesha menganggukkan kepalanya dan masuk mobil.

15 menit kemudian mereka sampai di sekolah. Digerbang tampak banyak yang berpakaian seperti sasha. Setidaknya dia tidak dipermalukan sendirian dengan dandanan ala MOS seperti ini.

" Bang lo anterin gue dulu ya ke aula"

" ya gue anterin, mana tangan lu "

Dengan merebut tangan vanesha tanpa penolakan sang empu tentunya.

Memperhatikan kakaknya yang menandatangani gelang dari karton yang melengkapi perlengkapan MOSnya.

" Lu ngapain bang? " jawab vanesha sambil mengerjitkan dahinya.

" Gue tanda tanganin gelang lo . Biar anak anak tau lu ade gue "

" duh lu lagi bangga ya punya ade kayak gue? Biar apasih bang? "

" gak bangga pede banget lu ,Turun cepet! "

" apaan sih bang, ga jelas "

Adam dengan wajah hangatnya berjalan yang diikuti vanesha dibelakangnya.

Fakta yang baru ia ketahui kini para lelaki menatapnya memuja tapi para wanita memandang Vanesha benci dan iri .

Dengan mensejajarkan langkah dengan kakak.

My Arka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang