Chapter 11

1.9K 151 5
                                    

"Eun byul~ah gwenchana?". Tanya Neyeon.
Eun byul hanya diam, bahkan wajahnya kian menunduk.

"Eun byul~ah, jika itu.....

"Nayeon~ah, aku ingin sendiri, bisakah kalian meninggalkanku disini". Eun byul memotong perkataan Nayeon.

"Hya,Go Eun byul". Kesal Dahyun. Nayeon berhasil menarik

Eun byul benar-benar rapuh. Ingatan kembali mengingat kejadian 10 tahun lalu. Kejadian yang merubahnya dari gadis ceria menjadi gadis pendiam dan sedingin ice.



Flashback
"Selamat ulang tahun....Selamat ulang tahun.....selamat ulang tahun adikku....selamat ulang tahun". Seorang gadis berusia 16 tahun memberikan kue ulang tahun pada adik kecilnya.

"Gumawo Hana eonni, aku sayang eonni". Celoteh gadis kecil itu.

"Cah, Eun byul~ah sekarang saat kau meniup lilinnya. Saran Hana.

"Aku meniupnya saat Eomma dan Appa pulang". Jawab Eun byul.

"Jika itu maumu, kenapa kau meminta menyalakannya saat ini". Kesal Hana.

"Eonnie mianhe". Sesal Eun byul.

"Baiklah, bagaimana kalau kau tiup lilin sekarang, dan ketika eomma appa pulang kita menyalakan lilin lagi". Saran Hana.

"Good idea sister". Senyum Eun byul.

"Heol, darimana kau belajar kata itu". Hana terkejut dengan perkataan Eun byul.

"Emmmm.... dari buku eonnie, kemarin aku baru selesai membacanya. Jawab Eun byul enteng.

"Hya... kapan kau meniup lilinnya, lihatlah lilinnya mulai mencair". Ingat Hana.

"Kendeu.., aku takut ketika lilin di tiup, maka semuanya gelap. Aku takut gelap eonnie".

"Jangan khawatir, bukankah sekarang lampu dalam kradaan menyala". Hana menenangkan.

Eun byul tersenyum, setelah mengucap doa,dia langsung meniup lilin ulang tahunnya.

Praaaangggg....

Terdengar suara pintu kaca rumah dipecahkan. Eun byul ketakutan,dia memeluk Hana sangat erat.

"Gwenchana Eun byul~ah". Walau Hana ketakutan, tapi dia tetap berusaha menenangkan adiknya.

"Kita harus bersembunyi,dan menghubungi eomma dan appa".  Hana menarik tangan Eun byul untuk bersembunyi. Tapi baru beberapa langkah, listrik di rumah tiba-tiba padam. Hana yang panik, langsung membawa adiknya ke atap rumah, yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya dia menyelamatkan adiknya dan dirinya.
Hana dan Eun byul sudah tiba di atap, tetapi langkah mereka terhenti oleh seseorang yang menghadang jalan mereka.

"Nu....nu...nuguseyo". Hana panik.

Pria itu menodongkan senjatanya. Pria itu mengarahkan senjatanya ke arah Eun byul.

Doorr.....

Suara tembakan terdengar.

"Eonnie....eonnie....hiks....hiks...". Eun byul menangis melihat Hana terkena tembakan demi melindungi dirinya.

"Appa....Eomma....". Rintih Eun byul.

Braakkkk... pintu loteng didobrak. Seorang pria panik melihat kedua putrinya diserang. Dia segera mengejar orang yang baru saja menyerang putrinya, tapi langkahnya terhenti saat mendengar teriakan istrinya.

"Hana~ah, ireona". Wanita itu berusaha menyadarkan putri sulungnya.

"Yeobo, kita bawa ke rumah sakit, cepat telpon ambulance". Pria itu menggendong putri sulungnya, dan terus berusaha menghentikan pendarahan akibat luka tembak. Sedangkan sang istri menggendong putri bungsunya yang masih ketakutan.
        

Ice Prince & PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang