prolog

1.7K 105 9
                                    


Haloo! Cerita baru nih. Genrenya gak tau sih apaan wkwk. Yang jelas ini pair utamanya Vinshan!! Jdi ayo yg vinshan vinshanan merapat yaa!!

Vote& comment bisalah wkwk

Difollow authornya jga boleh

Hehe

Mampir ke cerita author yg lain jga yaa!! Mantap bosque!

Happy reading&sorry for typo



















Mentari jingga yang cerah menyambut pagi penuh dengan aktivitas di hari ini, seluruh siswa di SMA ku kini sedang berbaris rapih, mendengarkan Pak Kepala Sekolah yang sedang menyampaikan amanatnya.

Segelintir siswa yang berbaris dibarisan terdepan terlihat berdiri kokoh memperhatikan amanat, sedang kan siswa lain? Beberapa siswa bengal memilih cabut ke kantin sekolah, ada yang izin ke kamar mandi tapi gak balik lagi. Pura-pura sakit biar bisa tidur di UKS, atau pindah ke barisan belakang untuk duduk secara bergantian.

"Vin. Vino!". Aku menoleh sambil mengangkat dagu.

"Capek gue. Markas aja yuk!". Itu Mario, salah satu dari sahabatku.

"Iya Vin, bisa mati dah gue disini lama-lama". Maul, dia temanku juga ikut-ikutan menyahut.

"Yaudah, kita cabut satu-satu biar gak ketahuan Pak Andi". Mereka serempak mengangguk.

Kulirik Maul dan Mario yang datang menghampiri Pak Andi yang berdiri tegap dengan muka sangarnya. Maul terlihat memapah Mario berjalan.

"Ada apa ini?".

"Ini Pak, Si Mario maag-nya kumat. Dia belum makan dari tadi malem".

Aku cekikikan mendengarnya, mereka lalu mulai melanjutkan aksinya.

"Kasihan Pak, Mario maag-nya udah kronis pak. Kalo dibiarin, lama-lama bisa kena liver dia. Bapak mau tanggung jawab kalo Mario kena liver?!". Tawaku semakin menjadi mendengar ucapan berlebihan Maul.

"Aduuhh!! Ul! Perut gue sakit banget!". Pak Andi makin panik mendengar erangan Mario yang begitu keras. Sampai sampai seluruh murid menoleh padanya.

"I-iyaudah! Bawa ke UKS sana". Wajah keduanya langsung cerah mendengar ucapan Pak Andi. Pasalnya Pak Andi ini bukan orang yang mudah dirayu.

Lima menit kemudian..

Setelah keadaan kembali seperti semula, gantian aku yang menghadap Pak Andi.

"Ada apa Vino? Kamu sakit maag juga?". Sarkasnya dengan mata melotot.

Aku menggeleng.

"Terus?".

"Dipanggil Papa, ada yang mau diomongin". Jawabku dengan tatapan sedingin mungkin.

Dahi Pak Andi berkerut, kedua alis tebalnya bertemu.

"Oh yaudah sana". Katanya.

Aku langsung pergi menyusul kedua temanku.

Aku berjalan di lorong sekolah yang begitu sepi, bahkan suara sepatuku yang beradu dengan lantai sangat jelas terdengar.

"Ssshh... Sakit banget Ta! Huu...". Sayup sayup aku mendengar suara orang menangis dari toilet wanita.

"Ya gimana dong Ci, Ota harus apa? Cicinya gak mau ditinggalin".

"Hiks! Huuhuu... Sakit..". Isakannya terdengar makin jelas saat aku medekat.

Langsung kubuka pintunya dengan kuat.

A GOOD TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang