Happy reading& sorry for typo
Vino POV
Hari minggu di asrama, momentum paling ditunggu anak-anak disekolahku. Hari ini hari bebas, benar benar bebas. Semua anak diaekolah bisa keluar sekolah untuk bermain atau jalan jalan. Oh ya, mungkin kamu belum tau kalau sekolahku ini sekolah asrama.
Diasrama ini aku sekamar dengan Boby dan Nabil, benar benar sahabat karibku karena kami sudah sekamar 2 tahun terakhir.
Pagi ini aku dan teman temanku berencana untuk latihan fisik bersama dilapangan. Jadwal yang padat karena kami rata rata sudah kelas dua belas membuat waktu olahraga kami berkurang.
Dilapangan coach Kinal sudah menunggu kami dengan pakaian olahraganya yang kasual.
"Telat 5 menit! Darimana aja kalian?!". Coach Kinal menunjukan jam tangannya didepan muka.
"Biasa coach, hari minggu, begadang nonton bola". Jawab Mario.
"Yee.. Alesan lo pada! Gue juga nonton bola, tapi gak kesiangan". Elaknya.
"Hehe. Namanya anak sekolah coach, waktu istirahatnya kurang". Timpal Maul cengengesan.
"Ah alesan mulu! Push up sana 50 kali! Yang cewe 20 aje dah". Perintahnya.
Gracia tersenyum senang mendengar nya, sementara anak laki-laki lain mendengus kesal, termasuk aku.
Latihan dilanjutkan dengan keliling lapangan sebanyak 7 kali, kami agak sedikit kewalahan dengan latihan fisik kali ini, ini yang pertama setelah hampir sebulan kami tidak olahraga.
Aku dan teman-temanku akhirnya dapat juga kesempatan untuk istirahat setelah pendinginan.
Aku yang merasa haus langsung menenggak botol minum sampai habis, tatkala Boby datang dan duduk disampingku.
"Vin".
"Hm,". Balasku simpel.
"Lo hari senin gendong Shani ditengah-tengah sekolah?".
Aku beralih pandang kepadanya.
"Shani?".
Boby mengangguk.
"Oh anak olim itu namanya Shani...".
Gumamku."Lo gak tau?". Aku menggeleng.
"Iya, anak kelas aksel yang lagi diincer incernya sama angkatan kita". Kata Boby.
"Iya gue tau. Gue tau namanya aja, ternyata dia yang namanya Shani itu".
"Lo ngapain gendong dia?". Boby kembali ke topik.
"Dia pingsan, yang gue bantu lah bawa dia ke UKS". Kataku jujur. Memang begitu kan kenyataannya.
"Widiihh menang banyak lu sob! Si Maul aja ngedeketin dia gak dapet-dapet". Sorak Boby antusias.
"Gak ah. Gue gak tertarik sama dia". Kataku acuh.
Cukup lama kami sama-sama terdiam, masing-masing malah sibuk dengan ponsel sendiri. Kulirik, Boby ternyata sedang memainkam game di ponselnya.
"Bob, Vin!". Jinan menyapa kami berdua.
"Iya Jin?". Balasku.
"Dipanggil Bu Iin di audio visual".
Dahiku berkerut mendengarnya.
"Ngapain? Tumben".
"Gak tau". Acuhnya. Dia malah langsung pergi meninggalkan kami berdua.
"Ngapain ya Bob?". Boby geleng geleng saja.
#
Kami sampai di ruang audio visual, dan sudah ramai orang disana.