Reader's Pov
Aku melangkah dengan cepat memasuki gedung yang menjadi markas armed detektive agency. Lantai 4. Itulah tujuanku. Rambut [HairColour]ku sedikit bergoyang mengikuti tempo jalanku.
Setelah aku sudah sampai di depan pintu ruangan yang bertuliskan Armed detective agency. Aku mulai membuka pintu dan aku seperti merasakan tekanan yang kuat."[YourName]-chan," Naomi langsung memelukku. Aku nyaris kehilangan keseimbangan. Lalu setelah aku melepaskan diri dari Naomi, aku langsung di hadapkan oleh wajah-wajah yang seolah-olah mengintimidasiku.
"Oi bocah," aku menelan ludah tanpa sadar melihat salah satu senior yang memakai kacamata di agency menatapku dengan tatapan horror. Aku menatap Kunikida takut-takut.
"Aku cuma terlambat 2 menit kok", kataku pelan sedikit mencoba membela diri jikalau memang aku ingin di marahi karena terlambat. Suasana hening. Sangat hening dan itu benar-benar membuatku takut.
"[YourName]-chan bukan itu yang kami ingin tanyakan," aku melihat kearah asal suara yang ternyata adalah Yosano. Aku menatap heran kearah dia dan seluruh yang ada di ruangan itu.
Dan aku baru sadar jika seluruh anggota detective nyaris lengkap, pengecualian untuk sachou."Sebenarnya..." kalimat Yosano terpotong oleh suara di belakangku yang lebih membuatku merinding. Aku menengok dan mendapati sachou berdiri di belakangku dengan tatapan penuh selidik.
"Apa yang telah kau lakukan terhadap Ranpo?", suaranya membuatku sedikit terlonjak tapi pertanyaannya membuatku heran.
"Eh?" tanyaku bingung.
.
.
.
.Flasback
.
.
.Ranpo terdiam dan mengatakan "cinta itu... apa ya?" dan kamu yang melihat Ranpo seperti itu nyaris ingin tertawa tapi kamu tahan karena itu tidak sopan.
"Ah tunggu," Ranpo mengeluarkan kacamatanya dan mulai memakainya, kamu menatap Ranpo dengan penasaran begitupula dengan klien kalian.
"Hmm," kamu melihat Ranpo yang sedang berpikir dan kamu melihat Ranpo sedikit berkeringat. Ranpo menatap kearah pria itu dan sedikit menggaruk kepalanya.
"Tidak berfungsi," ucap Ranpo tanpa sadar, dia terlihat kebingungan. Kamu melihat Ranpo dengan tatapan bingung.
Ranpo melihatmu."Kekuatanku tidak berfungsi," kata Ranpo kebingungan. Kamu terkejut, dan pria itu hanya menatap Ranpo dengan tatapan heran.
"Begini Ranpo-san tidak apa-apa jika kau tidak bisa men---"
"Aku bisa," Ranpo tanpa sadar membentak dan pria itu kaget dan kamu terlonjak. Setelah kamu sadar dengan situasi yang akan jadi tidak bagus ini, Kamu langsung berdiri dan membungkuk maaf.
"Maaf karena berlaku tidak sopan", ucap kamu dan langsung menarik Ranpo untuk berdiri dan meminta maaf. Tapi ranpo masih tetap duduk dan menolak tanganmu.
"Ranpo-san," kamu menatap Ranpo.
"Tidak mau," ucap Ranpo
"Minta maaf," kamu berbicara dengan nada yang mulai tidak sabar.
"Tidak mau," kata Ranpo lagi mengalihkan muka kearah lain, kamu menghela nafas melihat seniormu yang seperti anak kecil.
"Tidak apa-apa," pria itu menengahi antara kamu dengan Ranpo.
"Begini saja, bagaimana jika Ranpo-san cari tau dulu jawaban pertanyaan dari saya dan setelah sudah ketemu langsung beritau saya, tidak apa-apa yang penting Ranpo-san mendapatkan jawabannya", kata pria itu mencoba mencari solusi dan menurut kamu itu ide yang bagus.
"Tidak mau," Ranpo masih tetap keras kepala.
"Saya tetap menunggu jawaban darimu Ranpo-san, tenang saja", kata pria itu lagi dan Ranpo berpikir lalu kemudian
"Baiklah"
Tanpa sadar kamu dan pria itu menghela nafas lega.
.
.
Flashback off
.
.
.
Author's Pov
.
."Jadi begitulah," ucap kamu mengakhiri cerita kamu dan mendapati respon dari berbagai macam, Yosano tertawa, dan
Kamu melihat Ranpo yang berada di meja kerjanya tampak terganggu dengan suara ketawa Yosano. Ranpo masih menyembunyikan mukanya di lipatan tangannya tampak masih frustasi.
Fukuzawa yang baru mendengar cerita dari kamu hanya berdehem saja tidak mau tertawa atau Ranpo akan mengamuk."Ya ampun ternyata kau payah di bagian ini ya Ranpo", itu ucapan Dazai yang langsung di pelototi oleh Kunikida. Dazai hanya menatap dengan wajah polos.
Kamu menatap Ranpo yang tampak terganggu tapi tidak bereaksi apa-apa. Kamu agak kasian dengannya.
"Ranpo kau harus tetap menyelesaikan misi ini lho," kata Yosano. Ranpo hanya bergeming tidak peduli.
Fukuzawa menatap Ranpo dan menghela nafas.
"Kau harus tetap menyelesaikan ini Ranpo karena dia menunggumu dan tenang saja kau akan di beri asisten," kata Fukuzawa dan membuat semua menoleh kearahnya termasuk ranpo yang sudah mengangkat kepalanya.
"Siapa asistennya sachou?" Yosano bertanya heran.
Fukuzawa tampak berpikir dan kemudian melihat kearah kamu.
Kamu merasakan firasat buruk."Tentu saja [YourName]," ucap Fukuzawa yang melihat kearahmu dengan tatapan-jangan-bantah-dan-turuti-nya itu.
"Heh?" kamu kaget "kenapa aku, sachou?" tanyamu ingin mendapat penjelasan.
"Tentu saja karena kamu yang ikut andil dalam misi itu," ucapan Fukuzawa membuatmu terdiam.
"Dan mulai saat ini [YourName] akan jadi asistennya Ranpo selama misi ini, tidak ada penolakan dan bantahan," ucap Fukuzawa final dan kamu hanya terdiam kaku.
To be continued
Berharap bagus dan vommentnya
Sankyu ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is...? (Ranpo x Reader)
FanfictionDetektif itu jenius, pintar, bisa menyelesaikan semua masalah dengan mudahkan? semua? tentu saja. seorang Edogawa Ranpo pasti bisa menyelesaikan masalah dengan mudah. pasti. bagaimana dengan pertanyaan? oh apalagi itu, sangat mudah untuk seorang det...