Prolog

206 45 41
                                    

Januari, 2015

Lelaki itu memandang gadis di depannya dengan tatapan datar. Tidak peduli dengan isak tangis yang sedari tadi mengganggu indra pendengarannya. Di pikirannya hanya satu, kenapa gadis ini tega sekali melakukan hal ini kepadanya?

"Aku minta maaf. Aku gak maksud bohongin kamu," kata gadis itu lirih. Posisinya masih sama, duduk di samping gundukan tanah yang masih basah itu.

Lelaki itu tertawa lirih.
Benarkah dia tidak bermaksud seperti itu?

Tidak. Cukup sudah.
Ia tidak akan pernah percaya lagi dengan gadis ini.

Tidak sekarang, dan tidak untuk selamanya.

ImprovementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang