Malam pun tiba, sedari tadi aku dan ibuku hanya bercerita satu sama lain.
Aku tak pernah tahu, berbaring di pangkuan ibu terasa begitu nyaman.
Sesekali dia mengusap rambutku dan mengecupnya pelan. Saat merasakan-nya, darahku menjadi hangat dan aku tersenyum dengan sendirinya.
Suasana rumah ibu begitu sejuk saat malam, lampu-lampu dinyalakan dan kunang-kunang ikut menerangi perkebunan beri milik ibu.
Aku sedikit kalut dengan pemikiran-ku, penasaran bagaimana caranya ibu berakhir tinggal disini. Dan pada akhirnya, aku sedikit memberanikan diri untuk bertanya.
"ibu, sejak kapan ibu tinggal disini?" tanyaku penasaran.
Ibu diam sebentar, terlihat berfikir. "Sejak kau lahir" jawabnya. "Saat masyarakat di desa tahu bahwa ibu mengandung anak iblis, ibu diusir dari desa".
Aku terbangun dari posisiku, merasa bersalah akan apa yang ibuku alami.
"Ibu berjalan hingga masuk ke dalam hutan dan menemukan rumah tua ini" tuturnya sambil tersenyum. "Beruntung sekali perabotan disini masih bagus, jadi ibu hanya perlu membersihkannya." lanjutnya.
"Maafkan aku bu" ucapku pelan.
"Hei sudahlah, ini bukan salahmu." ujar ibu dengan senyumnya yang menghangatkan. "Ibu tidak menyesal-inya kok, karena sekarang kan ibu punya kamu" ibu menyolek hidungku jahil, kemudian tertawa.
Aku ikut tertawa, kemudian membalasnya dengan senyuman manis semanis yang aku bisa.
Rasanya senang sekali mendengarnya, mengetahui bahwa selama ini aku begitu dicintai oleh ibu.
Oh iya, tentang gadis itu.
siapa dia?
"Bu, kalau boleh bertanya lagi-," ucapku menggantung, ibuku mengangguk, tanda memperbolehkan aku bertanya sekali lagi.
"Gadis itu siapa? gadis yang pertama kali kulihat saat aku terbangun"
Ibuku sedikit menaikan alis, "Ah, Cheonsa?" tanyanya. Aku menangguk.
"Dia juga diusir, tapi dia bukan diusir oleh orang bumi" jawabnya.
Aku menaikan alis tak paham. Ibuku mendekatkan wajahnya, berbisik di telingaku, "Seperti namanya, dia setengah malaikat"
Aku membulatkan mata,
Wow, jadi gadis itu malaikat? kenapa dia diusir ya?
"Sudah Jim, jangan bertanya apapun tentangnya. dia tidak suka dibicara-kan" saran ibu, aku hanya mengangg-uk mengerti.
"Kalian membicarakanku?" entah darimana, gadis itu tiba-tiba muncul dihadapanku. Pakaiannya kotor, ia membawa sekeranjang penuh buah beri yang masih segar.
"Ti-tidak kok!" jawabku gugup. ia menatapku sinis.
Demi neptunus, gadis ini benar-benar menyeramkan!
"Cheonsa-ya, kau baru selesai memetik beri? kan sudah kubilang jangan pulang terlalu larut" ucap ibu sambil mengambil keranjang itu dari tangan Cheonsa, mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Blood, Love, and Wings
Fanfiction[PRIVATE SOON] A forbidden love between an angel and demon. Will the world permit them?