Maret Mendung,
Sore dan BandungSegelas espresso menemani ku,
Menjadi teman ku bercerita,"Aku heran," ujar espresso
Aku menanggapinya sambil mencorat-coret si matematika
"kenapa kamu senang berbicara pada aku, tapi tetap kau habisi aku perlahan?"Aku menjawab,
"Aku lebih heran lagi,
Sepasang manusia dibelakang kita,
Saling berhadapan,
Tapi tak saling bicara"Aku meneguknya,
Perlahan,
Perlahan,
Sambil terus bercerita,
Berkeluh,
Hingga Bercanda,Tak sadar espresso sudah tiada.
Sepasang manusia dibelakang ini, mulai saling bicara,
Ketika aku,
Sudah kehilangan teman bicara.