Part 1

26.3K 1.8K 115
                                    



Di pagi pertengahan musim semi, suara speaker menggema mengalunkan satu nama. Tepuk tangan menyusul setelahnya. Diantara jajaran siswa tingkat atas itu seseorang melangkah maju. Menyambut jabat tangan dewan sekolah dengan senyum mengembang.

Ia memiliki paras cantik, dengan bibir indah, dan mata yang mempesona. Siluet tubuhnya yang melenggang dihadiahi siulan. Ia mampu membuat mata pria berkabut nafsu. Meski ia tak menginginkan itu.

"Sekali lagi berikan tepuk tangan yang meriah pada Jeon Jungkook, karena ia mampu membawa nama baik sekolah ke kancah nasional."

Dengan senyum yang kian lebar, pemuda cantik itu mengangkat tropi yang ia dapatkan tinggi-tinggi. Lagi, ia menjadi sosok yang begitu membanggakan.

.

Pada tengah malam yang sunyi, dua anak adam itu berpacu dalam nafsu. Keduanya bergumul tanpa busana. Saling meraba tanpa suara. Dinding tipis asrama hanya cukup menyumpal decit ranjang yang tak berhenti bergoyang. Pemuda yang lebih besar bergerak kasar. Lubang sempit pemuda lain di bawah tubuhnya itu tak bosan ia rasakan.

Kala ia terbang dalam kepuasan, senyum dibalik bahu sempit kekasih prianya itu mengembang.

"Ada apa denganmu? Kau benar-benar berniat meremukkanku?"

"Kau sibuk belajar dan baru mengijinkanku menyentuhmu, bagaimana mungkin aku bisa mengontrol diri?" kilah si tampan tak mau disalahkan.

Pemuda jenius itu terkekeh pelan.

"Tsk! Dan kau tertawa seolah apa yang aku katakan itu omong kosong. Apa kau mau ku hajar lagi, Kookie?"

Jeon jungkook, pemuda yang memiliki senyum seindah gradasi pelangi, dan tawa secerah mentari itu mendesah pelan. Tepat saat pria tampan yang ada di atas tubuhnya kembali menggerakkan pinggulnya.

"Hentikan itu, Tae. Kau sudah melakukannya tiga kali. Dan ini sudah jam dua pagi."

Taehyung tak peduli. Ia justru menggoda kekasihnya dengan gerakan pinggulnya yang teramat pelan. Namja tampan itu menggigit bibir, menikmati jepitan sempit lubang Jongkook. Ia melakukannya sembari menatap Jungkook. Pemuda cantik yang ada dalam kuasanya itu memejamkan mata. Ia mendesah-desah meski nyaris tak bersuara.

Maka malam itu, Jeon Jungkook kembali menjadi jalang untuk kekasihnya, Kim Taehyung.

***

"Dasar sial. Sekali-kali kita harus memberinya pelajaran."

Taehyung tak peduli pada umpatan temannya. Ia sibuk menghembuskan asap dari sebatang rokok yang ada dalam jepitan tangannya. Ia dengan sengaja bahkan memberikan kedipan nakal pada seorang siswi yang lewat di dekatnya.

"Tsk! Kau mendengarku tidak?" sang kawan menoyor kepalanya kesal.

Taehyung menoleh murka. Bibirnya yang nyaris terbuka kembali bungkam saat ia melihat Jungkook berjalan menghampirinya.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Taehyungie?" Jungkook bertanya lembut. Ia sempat menundukkan kepala pada Namjoon, sebelum kawan kekasihnya itu memilih pergi.

"Apalagi? Aku sedang menunggumu."

Jungkook mengerutkan dahi. "Di toilet perempuan?"

Pemuda rupawan itu mengendikkan bahu tak peduli. Ia membuang puntung rokoknya ke sudut bangunan. "Tapi akhirnya kau ada di sini, kan?" Taehyung mendekati Jungkook dan mengurung pemuda cantik itu diantara dua lengannya.

Jungkook menghela napas. Menatap kekasih yang amat ia cintai. Kesemua orang menganggap ia gila karena menjalin cinta dengan pria seperti Taehyung. Ia tampan, sungguh. Tapi ia memiliki begitu banyak catatan hitam.

ONE LAST CRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang