Jika aku bisa memilih takdirku aku tak ingin dilahirkan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan indigo (bisa melihat hal-hal ghaib). Tapi apa boleh buat? Ini takdirku dan aku harus menerimanya.
~~~~~~~~~
Indigo. Sebagian orang menganggap ini kutukan dan sebagian lagi menganggap ini anugrah dan bagaimana dengan aku sendiri? Menurutku keduanya karna yang dikatakan kutukan adalah karna tidak bisa dihilangkan dan anugrah karna aku bisa mengenal 'mereka'.
~~~~~~~
Selamat malam wahai kau sahabat ku
yang t'lah pergi tinggalkan pedih di hati
Masih kau kau ingat ulah kita dulu
Tangis dan tawa terbawa dalam mimpi
~~~
Mendengarkan sebuah lagu tentang sahabat. Sambil
Duduk disebuah kursi besi di taman dan sedikit bersenandung, aku memperhatikan beberapa orang dengan teman-temannya dan mungkin juga itu sahabatnya.~~~~
Takkan ku lupakan dirimu teman lamaku
Sosok sahabat yang kini begitu amat ku benci
Satu yang tak akan pernah aku lupa
Di kelamnya malam pertengkaran kita
~~~~~
Berapa kali aku mendengar banyak yang bercerita tentang pengkhianatan seorang sahabat. Aku berfikir bagaimana bisa seorang sahabat melakukan sebuah pengkhianatan?
Apa itu sahabat? Apakah mereka yang selalu ada? Apakah mereka yang selalu mendengar cerita kita? Atau mereka yang selalu bersama kita? Jawabannya TIDAK! Sahabat adalah mereka yang tak pernah melakukan sebuah pengkhianatan
~~~~
Ku selalu berharap kau akan datang padaku
Hapus dendam tuk akhiri pertengkaran kita
Bila suatu saat nanti semua ini kan terjadi
Menangis haru ku di pelukmu
~~~~
Aku terlihat sendiri tapi nyatanya tidak. Aku memiliki sahabat tapi Aku tak memiliki sahabat manusia karna aku berbeda, aku ditakdirkan bersahabat dengan 'mereka' . mereka yang tak bisa dilihat dengan kasat mata.
Mungkin bersahabat dengan 'mereka' jauh lebih menyenangkan. Karna apa?? Karna mereka tak akan pernah melakukan sebuah pengkhianatan.
~~~~~~
"Hai!" ucap Lena dengan menepuk pundakku lalu menghilang.
Lena... Dia meninggal karena sakit yang dialaminya cukup lama dia salah satu sahabatku. Dia sahabat yang mungkin akan bersamaku selamanya, mungkin. Menurutku dia cantik dengan wajah pucat hanya saja bajunya yang begitu lusuh membuatnya tidak cantik dipandang orang-orang.
Hmm aku jadi ingin cepat pulang sekolah, ingin bertemu dengan Lisa si kunti dan milo si tuyul kecil. Tunggu dulu!, dia bukan tuyul seperti yang kalian duga, dia tak pernah mencuri.
Mungkin orang akan memandangku aneh?mungkin itu benar. Saat aku berjalan di koridor sekolah mereka menatapku aneh dan beberapa orang berbisik sambil melihat kearah ku. Apa yang aneh dariku? Apa karna aku bersahabat dengan "mereka"?. tapi mereka melindungiku jika ada yang berniat menggangguku.
Saat itu aku di belakang sekolah sendirian. Berbicara dan bercanda sejenak dengan mereka. Mereka selalu mengikutiku kemanapun tapi aku senang. Mereka selalu membantuku, menghiburku disaat aku sejauh sedih. tiba-tiba ada orang yang melihat ku dan bilang bahwa aku gila.
Aku tidak gila! sama sekali tidak. Kalian tak pernah tahu apa yang aku lihat, mereka semua nyata bahkan sangat nyata.
Tuhan telah memberikanku takdir agar aku bisa melihat mereka dan mengerti keadaan mereka. Seandainya kalian semua Tau itu.
"Tias," Lena memanggil ku lalu duduk di sebelah ku. Aku tersenyum kearahnya. "Kau terus dibilang gila oleh orang-orang, kenapa kau tidak marah?"
"Kenapa harus marah?" jawabanku membuatnya bingung
"Kau harus membuktikan pada mereka."
"Membuktikan apa? Membuktikan bahwa kalian nyata?" tanyaku. "Percuma saja, mereka tak akan bisa melihat kalian."
"Hai Tias," ucap seseorang yang berdiri di sebelah ku.
"Eh? Hai," balasku. Lalu ku lihat Lena menghilang.
"Aku dengar kau sering berbicara sendiri?" Tanya laki-laki itu lagi. Dia Dimas, orang yang aku suka selama ini, mungkin dia tau itu.
"Aku tidak berbicara sendiri." aku tersenyum kepadanya "Mereka sahabatku." Lalu aku pergi meninggalkannya. Aku senang dia di dekatku tapi aku takut dia juga akan seperti mereka yang menganggap ku aneh atau bahkan menganggapku gila.
Berjalan kearah sisi lain taman sambil melihat "mereka" yang tersenyum kepadaku. Menurut orang-orang mereka menyeramkan tapi menurut ku tidak mereka tidak lebih menyeramkan dari sahabat yang berkhianat.
Ku pandangi pohon yang berada tak jauh dari ku dan entah apa yg kulihat seakan aku terhipnotis oleh pohon itu aku terus memandanginya, samar-samar ku lihat seorang laki-laki yang berdiri di depan pohon itu. "Dimas?" ucapku pelan. Apa aku mengkhayal?? Tidak tidak dia nyata!! Dia menghampiri ku sekarang.
"Tias..." panggilnya saat sedikit lagi sampai di dihadapan ku
"Aku mencintaimu," ucapannya setelah Menatapku dan membuatku terkejut."Apa kau tak takut pada mereka?"tanya Ku
"Mereka?"
"Iya mereka. Lisa si kuntilanak kecil Milo si tuyul kecil , Lena dan masih banyak lagi. Mereka semua sahabatku."
"Sepertinya mereka menyenangkan."Dimas tersenyum ke arahku dan akupun membalasnya. "Aku juga indigo," ucapnya dan berhasil membuat ku terlonjak kaget.
End
**"**""**""**""**""**""**
Cerita ini untuk kalian para sahabat tak terlihatku
Hai readers jangan lupa di vomment ya
Thanks:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat dunia lain [1/1 End]
ContoKisah nyata ku dan sahabat tak nyata ku. @Copuright Arinakhai 2017