3 - Ardan & Alin

34 9 1
                                    

[Ardan & Alin]

Raevan Allea Ardanto. Nama yang membuat senyum kecil Alin terbit ketika mendengarnya. Ardan memang bukan murid yang terkenal, cowok itu juga bukan anggota ekskul basket yang digilai para kaum hawa. Ardan bukan tipe lelaki yang senang berbaur, malah sebaliknya, ia cenderung tertutup.

Ardan juga bukan sosok nerd yang berambut belah tengah dengan kacamata bertengger di tulang hidung, sebaliknya pula, dengan rambut alis yang rapi dan tebal, rahang kokoh yang tegas, dan bentuk badan yang bisa dibilang atletis itu cukup menunjukan bahwa Ardan cocok dinobatkan sebagai the most wanted. Namun, karena sikap tertutup nya itulah yang membuat nya tidak terlalu terkenal di SMA Antariksa ini.

×××

Namanya Revalyn Antaretha. Gadis yang tiga bulan lagi genap berusia 17 tahun itu merupakan sosok yang ceria, ekspresif serta tipe perempuan yang senang berbaur dengan orang lain. Sangat berbanding terbalik dengan Ardan, teman sekelas yang sedang disukai nya. Karena sifat Alin yang ceria itu lah ia menjadi deretan anak famous di SMA Antariksa ini. Oh, dan jangan lupakan gadis yang mempunyai mata berwarna hijau tosca dan berambut sepunggung ini merupakan golongan cecan yang digilai kaum Adam. Jadi, jangan heran jika setiap hari nya Alin menemukan cokelat beserta surat-surat yang menurut cewek itu 'alay' didalam loker nya.

Fakta bahwa ia mempunyai rasa terhadap Ardan lah yang membuat Alin di ledek setengah mati oleh sahabat-sahabat nya--Keena, Keera dan Agatha.

×××

"Revalyn, gue masih gak percaya lo suka makhluk semacam Ardan itu, how can?" ucap Agatha yang saat ini tengah berada di kantin bersama ketiga sahabat nya--Alin, Keena dan Keera.

Alin yang sedang melahap bakso nya itu pun langsung menatap Agatha sambil mengedikkan bahu nya. "G-gue, ah! Gue gak tau."

Keena mengangkat suara nya kali ini. "Tapi gimana ya, gak mungkin aja gitu seorang Alin suka sama orang kayak Ardan. Lo bisa nerima Marco, anak basket kece kelas 11-IPA1 yang lebih jelas."

"Keluar masuk pub, ngevape, suka berantem. He's not my type." Alin membalas perkataan Keena sambil menunjukan pandangan meremehkan nya.

Sedangkan Keera, gadis itu hanya menonton percakapan demi percakapan yang dibuat oleh ketiga sahabat nya itu. Pasalnya, ia tipe anak yang memilih-milih kata sebelum berucap. Berbeda dengan kakak kembarnya yang lebih blak-blak an.

Bel berbunyi menandakan bahwa waktunya masuk ke kelas. Keempat gadis charming itu segera masuk ke kelas nya masing-masing.

×××

Saat ini, suasana kelas 11-IPA3 sangat lah tak terkendali. Bahkan Sandra, selaku ketua kelas hanya bisa pasrah melihat kelakuan teman-teman nya.

Gadis di belakang sana memutuskan untuk pergi ke ruang musik untuk menghilangkan rasa bosan nya. Lebih tepatnya, ia ingin menghindar dari Jassie yang sejak tadi berceloteh perihal hamster nya yang mati lah, jenis-jenis hamster yang pernah ia punya lah, dan lain-lain.

Jadilah Alin berada di dalam ruang musik kedap suara ini. Gadis itu memutuskan untuk bermain piano.

You're giving me a million reasons to let you go

You're giving me a million reasons to quit the show

You're givin' me a million reasons

Give me a million reasons

Givin' me a million reasons

About a million reasons

If I had a highway, I would run for the hills

If you could find a dry way, I'd forever be still

But you're giving me a million reasons

Give me a million reasons

Givin' me a million reasons

About a million reasons

I bow down to pray

I try to make the worst seem better

Lord, show me the way

To cut through all his worn out leather

I've got a hundred million reasons to walk away

But baby, I just need one good one to stay

Alin menyanyikan lagu Million Reasons dari Lady Gaga itu dengan sangat sempurna.

Saat sedang memikirkan lagu apa lagi yang akan gadis itu mainkan, ia mendengar suara petikan gitar di bilik ruang musik sebelah nya. Perlahan, ia mendekat kearah bilik khusus gitar tersebut. Voila!

Ardan?!

Alin membulatkan mata nya ketika melihat lelaki yang disukai gadis itu tengah bermain gitar akustik di pangkuan nya.

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu

Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta

Hati ini kembali temukan senyum yang hilang

Semua itu karena dia

Oh Tuhan ku cinta dia

Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia

Utuhkanlah rasa cintaku di hatiku

Hanya padanya, untuk dia

Ardan menghentikan permainannya setelah merasa bahwa ada yang memperhatikannya sedari tadi.

Sedangkan Alin, ia tersenyum sembari bertepuk tangan. "Suara lo ternyata bagus juga ya, Dan."

Ardan meletakkan gitar akustik nya sambil membalas perkataan gadis di hadapan nya itu. "Makasih."

"Lo sering kesini?" tanya Alin.

Ardan yang sedang meminum air mineral nya itu melihat Alin dengan ujung mata nya. "Ya, kalau lagi bosen aja."

Alin mengangguk ketika mendengar jawaban dari Ardan.

Ketika Alin sedang sibuk dengan handphone nya, ia tak sadar bahwa Ardan telah berjalan meninggalkan nya sejak beberapa detik yang lalu.

Menyadari itu, Alin segera melangkahkan kaki keluar dari ruang musik. Cewek itu melihat punggung tegap Ardan beberapa meter didepannya.

"Ardan, tunggu!"

Merasa nama nya terpanggil, cowok itu menghadap kebelakang. Ia mendengus pelan dan melanjutkan langkah kaki nya yang sempat terhenti.

Alin menatap kepergian Ardan sembari menghela nafas nya pelan.

"Kenapa gue bisa suka sama orang kayak lo sih, Dan."

×××

5 Maret 2017

NoticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang