1 - Awal

70 14 1
                                    

Tahun ajaran baru dimulai. Tahun dimana para pelajar mulai menaiki tahap yang lebih tinggi dari tingkat pendidikan sebelum nya. Beberapa orang menyambut tahun ajaran baru ini dengan antusias, ada sebagian orang yang malah sangat amat malas karena mereka harus say goodbye dengan liburan tercinta. Revalyn Antaretha, termasuk kaum golongan kedua.

Gadis yang dikuncir kuda itu tengah berjalan menuju kelas baru nya. Revalyn Antaretha, perempuan yang baru saja naik ke kelas 11. SMA Antariksa memang mempunyai sistem men-rolling murid di setiap kelas nya. Alin menaiki tangga dengan muka tertekuk. Bagaimana tidak, perempuan itu tidak satu kelas dengan salah satu diantara ketiga sahabatnya.

Sedangkan di sisi lain, seorang lelaki tengah berjalan dengan santai kearah ruang yang sama dengan Alin. Saking santai nya, bahu nya menabrak bahu Alin yang membuat handphone cewek itu terjun bebas dari tangan sang pemilik.
Terlebih, respon dari sang penabrak sangat unexpected. Lelaki yang sama sekali belum pernah Alin lihat disekolah nya itu tampak santai berjalan melewati Alin seakan tidak terjadi apa-apa.

"Dasar cowok gak tau diri! Bukannya minta maaf kek, apa kek. Untung handphone gue gak kenapa-kenapa," Alin mulai mengumpat kearah tersangka yang memutuskan untuk duduk di barisan kedua dari depan.

Cowok tersebut hanya menoleh sekilas kepada Alin, dan melanjutkan aktivitas membaca komik nya.

Mata Alin membulat tak percaya. "Anj--Anjir." Bagus, untuk yang kedua kali nya ia mengumpat lagi.

×××

"Revalyn Antaretha."

Bu Rusynna, selaku wali kelas Alin mulai mengabsen anak murid nya satu persatu. Alin yang merasa nama nya telah disebut langsung mengangkat sebelah tangan nya keatas.

"Raevan Allea Ardanto."

Pandangan Alin mulai tertuju kepada murid laki-laki di sisi kanan nya.

Oh, cowok introvert tadi namanya Raevan.

Alin mulai berbicara lewat batin nya.

Kegiatan belajar-mengajar berlangsung dengan sangat membosankan--menurut Alin. Cewek itu memutuskan untuk duduk sebangku dengan Jassie, perempuan berasal dari Jerman yang menurut nya sangat absurd. Bagaimana tidak? Gadis berdarah Indo-Jerman tersebut menyelundupkan satu ekor hamster beserta kandang nya ke dalam kelas!

Dan aneh nya lagi, selama pelajaran berlangsung, ia sibuk berceloteh dengan hamster nya seolah makhluk kecil itu mengerti apa yang Jassie ucapkan.

Mengapa Alin masuk ke kelas berisi anak-anak absurd seperti ini? Ardan si introvert yang gak peduli lingkungan sekitar, Jassie si cewek hamster, Paul si lelaki yang sangat bangga karena tahi lalat di pipi nya bisa bergoyang-goyang, dan sekumpulan anak absurd lainnya.

Bahkan Alin sempat berfikir, bagaimana SMA Antariksa yang terkenal favorit bisa menampung anak-anak spesies macam ini?

Alin bersyukur, ia bukan termasuk dalam golongan anak-anak absurd terseb-- "OOOHH, TAKE IT OFF FOR ME, FOR ME, FOR ME, NOW GIRL. VERSACE ON THE FLOOR!" Mungkin, jika cerita ini tokoh utama nya bukan Alin, aku akan menambahkan-- Revalyn si tukang nyanyi dengan volume suara besar yang bahkan suara nya sangat amat tidak ada unsur bagus nya sama sekali.

Oh, itu terlalu kej-- "JUST SAY YOU WON'T LET GOO." am.

×××

"Keena, Keera, Agatha! Gue cariin lo daritadi," suara teriakan Alin menggema di seisi kantin.

Jam pelajaran telah selesai sementara karena digantikan oleh jam istirahat.

"Alin! Suara lo itu loh, kecilin dikit bisa gak sih?" tanya Keena dengan bibir yang mengerucut.

Alin hanya menyengir memamerkan deretan gigi rapi nya.

"Gimana kelas lo?" Keera mulai angkat suara.

Alin mengedikkan bahu nya. "Ya gak gimana-gimana. Gak ada lo bertiga, kurang asik."

"Jangan bilang, lo masih setia dengan kebiasaan aneh lo yang dengerin lagu pake headset sambil nyanyi teriak-teriak kayak di hutan?" Agatha bertanya dengan pandangan menyelidik terarah kepada gadis didepannya.

Untuk yang kedua kali nya, Alin menyengir. "Gatel Tha mulut gue, pengen nyanyi."

Ketiga sahabat Alin itu hanya menggeleng-gelengkan kepala nya. Mereka bingung, apakah urat malu Alin sudah putus? Atau bagaimana? Pasalnya, Alin memang tidak ada jaim-jaim nya sama sekali.

Untungnya, Alin memiliki paras wajah yang bisa dibilang cantik untuk anak seusianya.

"BANG! MIE AYAM TIGA MANGKOK, YANG SATU GAK PAKE AYAM, GAK PAKE SAWI SAMA DAUN BAWANG YAK!"

Ya, untungnya.

×××

HEYHOO!!
cerita kedua w ni
semoga makin baik dr cerita sebelum nya yaa🙏

23 Februari 2017

NoticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang