Berawal dari tatap indah senyum mu memikat memikat hatiku yang hampa lara. - Berawal dari tatap Yuna.
****
Devano Ferdinand Salkir
Alfina Balvina ok
Devano Ferdinand add back
Alfina Balvina Dne.
Dan pesan yg terakhir hanya dibaca. Alfina tidak memperdulikan itu, dia kemudian melempar ponsel nya asal beralih memeluk benda yg di sebut 'Laptop.'
"Aduh, mama sama papa baik banget deh. Memang dabes mereka!" seru nya dengan semangat yg menggebu-gebu. Dirinya menaruh laptop nya di meja belajar, dan segera membersihkan diri serta mengganti pakaian olahraga nya yg berbau keringat tadi.
Butuh 20 menit untuk Alfina menyelesaikan kegiatan membersihkan diri dan mengganti pakaian, sekarang dia sudah berada di kursi belajar nya, tak sabar untuk menuangkan halusinasi nya kedalam sebuah tulisan. Setelah laptop itu menyala, dengan cepat Alfina menghubungkan wifi rumah nya dengan laptop. Sesudah terhubung koneksi nya, dia membuka situs apl yg bewarna oranye bertuliskan W. Taklama dia membuka akun nya, sebuah comentt dan vote sudah berjibun di dalam cerita nya yg ia tulis bergenre Horror.
Reta mengambil gelas itu, kemudian melemparkan nya pada seseorang yg berada disana. Anehnya, gelas itu terbang menembus orang itu, siapa dia? bagaimana dia bisa memasuki sebuah apartemen besar dan canggih ini? lagian, pass code kamar ini juga memakai sidik jari agar bisa masuk.
"Si-siapa kamu!" Teriak Reta agak ketakutan.
Orang itu tidak menjawab, ia terus berjalan dengan terseret-seret. Keadaan apart yg gelap membuat Reta tidak mengetahui siapa orang itu. Setelah agak lama berjalan, orang itu kini telah berada di depan Reta. Dari pengamatan hidung Reta, orang ini berbau amis seperti.. darah. Tetapi Reta tidak terlalu memikirkan itu, ia hanya ingin tahu siapa orang yg telah berani-berani nya memasuki apart milik nya.
Dap!
Lampu sudah menyala, ketika mata Reta berhasil menyesuaikan cahaya, dia melihat lagi lurus ke depan, anehnya orang itu sudah tidak ada lagi disana. Reta menghela nafas lega, setidak nya orang itu sudah pergi dari sana. Ia berjalan ke arah wastafel, tetapi dia mencium bau amis lagi, Reta mendongakkan kepala nya lalu melihat pantulan cermin di depan nya. Tubuh Reta bergetar ketakutan, sangat ketakutan. Disana, orang itu memegang pisau sambil tersenyum melihat arah pantulan cermin, kemudian Reta berbalik.
"Selamat. Tinggal" Bisik lelaki itu di depan wajah pucat pasi Reta.
Reta|
Alfina memilih untuk tidak mengetik kelanjutan nya. Ia mengambil ponsel dan memainkan salah satu game piano. Ketika sedang asik-asik nya menekan tuts demi tuts yang bergerak cepat kebawah, sebuah ketukan di pintu membuat jari Alfina bergeser dan menimbulkan tuts bewarna merah. Ia berdecak kesal, karena suara ketukan di pintu sangat cepat seakaan tidak sabar menunggu dia membuka pintu. Gadis itu bersumpah, jika itu adalah kakak nya ia akan memakan nya hidup-hidup. Eh, bukan, bukan memakan kakak nya hidup-hidup, tapi menjambak rambut kakak nya hidup-hidup.
Tangan gadis itu sudah berada di kenop pintu, ketika ia sudah membuka pintu nya, sesosok wanita dan pria yg umurnya masuk kepala 4 sudah berada di depan pintu kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can i Try Again?
Teen FictionJika waktu bisa diulang, aku ingin mengatakan semua nya. Jika waktu bisa diulang, aku ingin membalas perasaan mu yg dulu. Jika waktu bisa diulang, aku ingin memeluk mu. Jika waktu bisa diulang, aku ingin menciptakan kenangan-kenangan indah di setiap...