Bisa nggak sih kasih kepastian yang jelas? kasian anak orang lo gantung mulu kayak jemuran.
****
Alfina harus menahan panas nya terik matahari bersinar di atas nya. Ketika ia masuk kelas tadi, guru sudah mengajar di kelas, akibatnya ia dihukum mengerjakan 15 soal matematika di tengah lapangan. Sekarang sudah pagi menjelang siang, namun matahari sudah lumayan panas. Alfina menghapus peluh keringat nya, ia sudah menyelesaikan 6 soal, dan tinggal 9 soal lagi. Taklama, sebuah botol minuman berada di dahi. Alfina mendongak, ternyata sudah ada Bara di depan nya.
"Buat lo."
Alfina tersenyum manis, "Makasih, kak."
Bara mengangguk.
Alfina melihat kertas hasil coretan mencari jawaban, " sembilan soal lagi," gumam nya.
Gumaman pelan itu membuat Bara menoleh. Ia mengambil alih kertas dan pensil yg berada di lantai lapangan. "Sini biar gue kerjain."
FYI Bara itu pinter, termasuk juara umum di sekolah. Yaa walaupun juara umum 3 namun Bara sudah beberapa kali mengikuti olimpiade matematika.
"Eeh, jangan kak. Ini hukuman gue," Alfina merebut kertas dan pensil dari cengkraman Bara.
"Oh yaudah kerjain."
Kertas dan pensil ia letakkan kembali di lantai. Ia kembali bergulat dengan rumus-rumus matematika. Sedangkan Bara, ia hanya tersenyum memperhatikan Alfina. Sudah lama ia memendam perasaan ini kepada Alfina, menyukai secara diam-diam. Mungkin Bara harus berhenti menjadi penganggum rahasia Alfina. Dan, sebenarnya Bara masuk club basket sekolah itu hanya karna Alfina yg masuk ke club basket itu.
Alfina yg sedang menghitung tiba-tiba jadi teringat akan sesuatu, ia menoleh. Bara yg tertangkap basah sedang memperhatikan langsung gelagapan menoleh ke arah lain. "Kak Bar, lo gak masuk kelas?"
Dengan gaya sok cool nya ia menggeleng, "Enggak. Guru gamasuk kelas."
Kepala Alfina mengangguk-ngangguk mengerti. "Ohiya kak, lo satu kelas dengan kak Devano, 'kan?"
Bara menoleh, taklama mengangguk pelan. "Hm iya, kenapa?"
"Gak apa-apa--"
Pletak!
"Aduh!" Teriak Alfina sambil menggosok kening nya yang disentil ole-- Devano!?
"Gak baik berduaan. Ntar diganggu setan," Ujar Devano sambil duduk di tengah-tengah Bara dan Alfina.
Alfina memutar bola mata malas, "elo setan nya!"
Devano menunjuk diri nya sendiri, "Setan ndasmu," lanjut nya sambil meneloyor kepala Alfina.
Ntah mengapa Devano hari ini. FYI Saat sedang bermain bola di dalam kelas bersama teman-teman nya, ia melihat dua orang remaja yg berada di tengah lapangan. Ia melihat Bara dan seorang gadis. Tapi.. kenapa gadis itu berada di tengah lapangan? Melihat adegan rebut-merebut kertas membuat Devano geram sendiri. Aih, dia cemburu.
Gue cemburu? HAHAHA iya. - Batin Devano.
Dengan cepat ia berlari mendekati kedua remaja itu. Sesampai nya disana ia langsung menyentil dahi Alfina yang sedang serius berbicara dengan Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can i Try Again?
Novela JuvenilJika waktu bisa diulang, aku ingin mengatakan semua nya. Jika waktu bisa diulang, aku ingin membalas perasaan mu yg dulu. Jika waktu bisa diulang, aku ingin memeluk mu. Jika waktu bisa diulang, aku ingin menciptakan kenangan-kenangan indah di setiap...