1. Hesn't You?

90 9 3
                                    

Bola yg bewarna orange itu terpantul-pantul membuat air yg tergenang akibat hujan semalam, bergemericik dan membuat baju para pemain basket basah. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat pemain untuk memasukkan bola itu kedalam ring.

"Fin! Fina!" Bara yang saat itu sedang men-dribble bola, langsung melemparkan bola ke wanita yg satu kelompok dengan nya.

Alfina, cewek kuncir kuda yg dipanggil langsung menangkap nya dengan sigap. Ia membawa bola itu ke ujung mendekati ring, tapi disana sudah ada banyak lawan yg siap mengambil bola.

Alhasil, Alfina melempar nya lagi ke Hirwan, "Wan!" Teriak nya.

Hirwan yg tak berada jauh dari Alfina menangkap bola itu. Sesaat kemudian, dia melemparkan nya lagi ke Bara yg sudah ada di samping ring. Ketika Bara mendapatkan nya, ia langsung shoot bola itu hingga dua poin untuk mereka. Keringat sudah bercucuran di dahi para pemain, tetapi permainan tetap berlanjut hingga akhirnya kelompok Alfina lah yg memenangkan permainan.

Manda yg saat itu sudah ada disana mendampingi Alfina bermain, langsung menghampiri. "Fina, nih minum." Ujarnya sambil menyodorkan sebotol minuman mineral.

Ketika melihat botol itu disodorkan untuk nya, Alfina segera mengambil botol air itu, "Thanks cintah. Btw lo kenapa gak ikut main?"

Manda mengendikkan bahu tak acuh, "Males. Ada geng si barbar," kemudian dia berjalan mendekati tempat duduk yg berada tak jauh dari lapangan.

Alfina mengikuti Manda dari belakang sambil meneguk minum nya, setelah melihat Manda yg sudah duduk, ia mengikuti nya dan duduk disamping gadis hitam manis itu. "Biasa aja kali sama geng si Bara. Btw itu Andrea mantan Indah kan?"

Manda mengangguk cepat, "Iya itu mantan Indah. Setau gue ya, dia itu satu organisasi sama Bara, tapi dia gabisa main basket."

Alfina hanya mengangguk-anggukan kepala nya mengerti, dia membuka botol mineral nya dan meneguk isi botol itu. Taklama, senggolan dari Manda membuat air yg sedang diteguk tumpah mengenai seragam basket Alfina. "Apasih ah!" teriak nya kesal.

Manda menutup kuping nya, kemudian menabok pipi Alfina. "Suara lo cempreng setan! kuping gue sakit!"

"Lo sih!"

"Udah ah. Btw dari tadi Devano ngeliatin lo deh. Dari pertama dia datang tadi." Ujar Manda pelan agak berbisik agar tidak didengar orang.

Alis Alfina mengkerut, "Hah? Devano? Siapa tuh?" jawab nya, merasa tidak pernah kenal dengan lelaki bernama Devano.

"Devano Ferdinand, goblok! Ganteng sih, tapi kata siswa-siswa di sekolah kita, dia itu gatal!"

Alfina semakin bingung. "Gatal maksud nya? Kalo gatal digaruk lah," Dia menggaruk tengkuk nya yg sebenarnya tidak gatal. Nahloh, iki maksudnya piye toh?

Tangan Manda terulur menabok pipi Alfina yg langsung ditangkis oleh cewek itu. "Jangan nabok, sakit."

"Maksud gue, dia tuh suka grepe-grepe cewe. Ya itu sih kata mereka, gue aja gatau gimana aslinya dia. Tapi kalau di lihat dari muka nya sih, kelihatan banget mesum nya." Ujar Manda menceritakan panjang lebar tanpa putus-putus.

Sedangkan Alfina, dia hanya mengendikkan bahu nya tak acuh. Dia juga sebenarnya heran, kenapa orang suka sekali membicarakan orang lain tanpa tahu kenyataan? Alfina mencoba untuk tidak terlalu mendengarkan cerita Manda, dan menyumbat telinga nya dengan earphone.

Taklama kemudian 1 notification masuk dari aplikasi hijau, dia membuka nya, taklama sebuah nama tertera sudah men-add Line nya.

Devano Ferdinand add you as friend.

Cewek itu tidak menambahkan dan juga tidak memblokir, ia lebih memilih chat dengan Safiyah sahabat nya yg sedang berada di palembang.

Alfina : Jadi kapan lo pulang tai?

Safiyah : Kayak nya sih besok. Tapi kalo nyampe Jkt, gtau kpn si hehe

Alfina : Ok. Gue pingin crta byk ke lo. Bawa empek2 khas sana ya

Safiyah: Apa yg enggak buat lo :*

Alfina mendesis sebal ketika Manda menyenggol lengan nya lagi, kali ini lebih keras. Alfina mencabut sambungan earphone nya dari telinga. "Apa lagi sih, Manda?"

Sedangkan Manda, dia tidak menatap Alfina melainkan hanya menatap arah depan. Alfina mengikuti arah pandang Manda, dan hampir saja terjungkal kaget, karna yg berdiri depan nya adalah Andrea. Ya, Andrea Fransisco, mantan Indah.

"Eh. Kenapa ya?" tanya Alfina canggung.

Sedangkan lelaki itu hanya diam sambil tersenyum, "em, gak apa. Bisa pulang bareng?" Tanya nya.

Alfina terdiam sebentar, bingung dengan cowok di depannya Ini. "Maaf kak, saya dijemput kakak saya nanti," Tolak Alfina dengan halus.

Terdengar desahan kecewa dari bibir Andrea, sesaat kemudian dia tersenyum. "Iya nggak pa-pa, kok. Bye" Pamit Andrea terus melenggang pergi meninggalkan kedua wanita yg sedang duduk di Bangku tak jauh dari lapangan.

Setelah kepergian Andrea, kedua cewek itu melanjutkan cerita-cerita yg tidak bermutu. Setelah menghabiskan waktu untuk bercerita, latihan basket berlangsung lagi. Kali ini, Manda ikut bermain basket dan untung nya sekelompok dengan Alfina.

❤ ❤ ❤

"Assalamualaikum, Alfina pulang!" Teriak Alfina dengan membahana.

Sedangkan Dava- kakak kandung Alfina- hanya mendengus sebal ketika mendengar suara cempreng milik manusia bernama Alfina.

Tanpa mengganti baju basket nya dulu, gadis itu langsung berlari ke kamar nya yg berada di atas. Mata dengan lensa bewarna hazel itu membulat sempurna, mulut nya melengkung ke atas dengan sempurna lalu mengeluarkan pekikan bahagia nya. Di tempat tidurnya, sudah ada laptop yg sudah lama di idam-idam kan oleh Alfina. Sejurus kemudian, dia sudah ada di atas tempat tidur sambil memeluk laptop itu.

"Aaaa! Seneng bangettt... ABANG!" Teriak nya ketika Dava, menjewer telinga mulus nan indah dipandang milik Alfina.

"Ganti baju bego, bau asem gitu."

Alfina mendelik dan menjulurkan lidah nya. Membuat Dava menjewer lagi telinga nya. "Sakit! Mamaa!"

Mendengar adik kecil nya memanggil mama, Dava dengan cepat melepaskan tangan nya dari telinga Alfina. Melihat kakak nya ketakutan, tawa gadis itu langsung pecah. Karena, mama dan papa Alfina sedang berada di luar negeri untuk urusan bisnis selama beberapa hari. Dava yg sudah jantungan menunggu mama datang, langsung tersadar ketika mendengar tawa adik nya.

"Wah, bohongin gue, lo ya!" Sebal Dava.

"Mampus!"

"GANTI BAJU." Dava dengan kesal berlalu meninggalkan kamar adik nya, dan membanting pintu tak berdosa.

gitu aja ngambek

Drt drtt..

Ponsel Alfina bergetar. Setelah ia membuka nya, sebuah notifikasi masuk dari apkikasi Line.

Devano Ferdinand Iya, gua kesana skrg.

Alis nya berkerut, maksudnya apa? taklama kemudian, notifikasi masuk lagi. Ternyata, itu dari orang yang sama.

Devano Ferdinand .....

***

TBC.

Ai balik lagi bersama saya Cya. Dah gt j


Can i Try Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang