Ceklek .. Pintu kamar gue terbuka.
" Astagfirullah Agatha!! Agatha, bangun! " kata kak Vino sambil mengguncang tubuh gue.Emmm... Gue hanya mendehem, mengulet.
" Apa si kak " tanya gue tanpa membuka mata.
" Bangun sekarang! Kita ini mau ketemu calon istri papa " kata kak Vino.
Deg,
Gue langsung bangun, kantuk gue langsung hilang entah kemana ketika mendengar ' calon istri papa '. Perasaan gue sangat hancur malam ini. Bak baru saja disambar petir." A-apa? " hanya itu kata yang mampu gue ucapkan.
" Lebih baik sekarang kamu siap-siap " kata kak Vino.
Air mata gue jatuh, gue sangat terpukul. Tetapi, gue segera menyeka air mata gue lalu bersiap-siap.
" 10 menit lagi aku turun, jadi kakak langsung tunggu dimobil aja " kata gue.
" Oke "
Gue tidak memakai gaun itu, tetapi gue memakai celana pendek jauh diatas lutut, memakai baju yang transparan dan memakai tangtop putih. Tak lupa gue memakai lip tint dan bedak tipis.
Gue memakai sepatu berwarna putih yang senada dengan baju dan tas gemblok kecil. Gue menyisir sedikit rambut gue kemudian mencepolnya dengan tidak rapi. Itu membuat gue terlihat sexy.
Selesai semua gue turun kebawah dan langsung masuk ke dalam mobil.
" Ayo kita berangkat " kata gue.
Kak vino menganga melihat gue berpenampilan seperti ini.
" Kak? Tunggu apa lagi, ayo, pasti papa dan wanitanya sudah menunggu kita "
" A-Agatha apa kamu sudah gila? " katanya terkejut.
" Kenapa? Gaun itu menunjukan aku yang dulu, aku yang sekarang tidak menyukai baju yang seperti itu. Jika dia mau menjadi ibuku, maka dia harus tahu seperti apa aku yang sekarang. bukan seperti apa aku dulu " jelas ku.
" Tapi Agatha, kita ini mau ke restoran elit. Masa kamu mau pakai baju begini"
" Sudahlah kak "
" Baiklah, seterah apa maumu "
Gue mengangguk, dan kak Vino menjalankan mobilnya. Sakit di dada ini masih terasa. Mulut ini ingin sekali teriak dan memberitahu dunia bahwa aku tidak menerima wanita manapun untuk menggantikan Mama Anisa.
" Tuhan, apakah aku sanggup bertemu wanita papa? "
" Tuhan.. Bantu aku.. "
Gue memijit kening, kak Vino terus melirik ke arah gue. Kak Vino memasuki restaurant mewah, restaurant makanan Indonesia, dan berhenti di depan pintu.
" Sudah sampai, ayo keluar "
Gue mengangguk.
Ketika gue membuka pintu.
" Agatha? " panggil kak Vino." Apa? "
" Kakak mohon, jaga sikap mu "
Gue mengangguk.
" dan.. Singkirkan wajah murungmu itu " lanjutnya lagi.
Gue tidak menghiraukannya, gue keluar. Kak Vino memberi kunci ke penjaga untuk memarkirkan mobil kak Vino.
Gue menggandeng lengan kak Vino. Ketika masuk, beberapa orang memandang aneh ke gue yang memakai baju santai ke tempat elit seperti ini.
Dari kejauhan gue lihat papa bersama wanita, tapi gue tidak bisa melihat siapa wanita itu karena ia duduk memunggungi gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARI
Teen Fiction((sedang dalam perbaikan)) Seorang gadis yang hidupnya sempurna, tiba-tiba tertimpa musibah. Bak roller coaster, hidupnya kini terjun bebas. Mungkin karena ia adalah anak terakhir, sekaligus anak konglomerat di Jakarta. Agatha yang baik hati, dan p...