Suatu ketika Nabi Musa memimpin Bani Israil keluar dari Mesir menghindari kejaran Fiaun dan pasukannya, mendadak Nabi Musa sakit perut di tengah lari-lari.
Musa mengeluh kepada Allah, dan Allah memerintahkan agar Musa naik bukit memetik daun dari sebatang pohon tertentu untuk menyembuhkan sakit perutnya.
Musa naik, dan sebelum menyentuh daun itu, perutnya sudah sembuh.
Tolong jangan ambil konklusi "itu daun mujarab banget, belum disentuh, perut sudah sembuh."Musa kembali ke tempatnya semula. Setelah beberapa lama, mendadak Nabi Musa sakit perut lagi. Dia langsung naik ke bukit dan memakan daun tadi. Tapi sesudah makan sekian lembar daun, perutnya tak sembuh-sembuh juga. Musa protes kepada Allah.
Dalam logika saya, Allah menjawab dengan penuh kegelian :
"Hei, Sa Musa. Emang siapa yang bilang bahwa daun bisa menyembuhkan perutmu? Meskipun daun itu mengandung unsur-unsur yang secara ilmiah memang rasional bisa menyembuhkan perutmu, Aku bisa bikin tetap tidak menyembuhkan. Tadi waktu sakit perut yang pertama kau mengeluh kepadaku, tapi pada yang kedua kau tak mengeluh dan langsung saja lari ke bukit ambil daun. Kalau seperti itu, maka salah cara berpikirmu. Salah pandangan ilmu dan cintamu kepada segala sesuatu."
******************
Manusia dibiasakan untuk tergantung kepada hal-hal yang ada di luar dirinya. Padahal manusia pada batas batas tertentu memiliki kemampuan internal untuk mencegah sakit atau menangkal serangan penyakit. Yang diperlukan hanyalah mengenali diri sendiri." Niteni"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan Dasar Filsafat dan Sastra
RandomBanyak orang bertanya-tanya apa itu filsafat? Bagaimana penyampaian pemikiran tersebut? Apakah ada ketersangkutan filsafati dengan karya sastra sebagai bahan penyampaian? Semoga tulisan ini-minimal, membantu membuka pintu kecintaan pemahaman tentang...