[1] Dare

837 80 13
                                    

Cause if you like the way you look that much
Oh baby you should go and love yourself
And if you think that I'm still holdin on to somethin
You should go and love yourself
~Love Yourself, Justin Bieber


>>>>>


"Ayo dong Cait, cepet! Keburu orangnya ilang!" desak perempuan berkuncir kuda--Ilana-- dengan menggoyang-goyangkan lengan Caitlyn.

"Gak mau! Ganti aja yaa, pleasee..." Gadis yang didesak memasang tampang puppy eyesnya.

"Gak bisa Caitlyn, ini udah ke-se-pa-ka-tan!" timpal perempuan berambut lurus--Sasha-- dengan sedikit penekanan.

Gadis yang bernama Caitlyn itu mendengus kesal. Dia memejamkan matanya sejenak untuk berpikir. "Oke, gue bakal lakuin tantangan kalian!" putusnya.

Sahabat-sahabatnya tersenyum senang mendengar keputusan Karin. Gadis itu segera menghampiri lelaki bertubuh tegap menjulang tinggi yang sedang mendengarkan musik.

Dengan ragu-ragu Caitlyn duduk di bangku samping lelaki itu. "Hai, kak!" sapanya.

Lelaki itu mendecak, merasa kegiatannya diganggu. Dia melepas headsetnya dan menoleh ke Caitlyn. Oh god, ganteng banget, batin Caitlyn berteriak.

Lelaki itu mengangkat satu alisnya, menambah kadar kegantengannya. Caitlyn tetap diam sambil memandangi wajah tampan lelaki itu. Lelaki itu merasa aneh saat Caitlyn hanya bungkam dan menatapnya dengan tatapan cengo.

"Apa?" Lelaki itu bersuara singkat. Caitlyn tehenyak dari lamunannya. Dia segera manetralkan degup jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang melebihi ritme biasanya.

"Kakak ketua osis, bukan?" tanya Caitlyn. Lelaki itu hanya mengangguk.

"Nama kakak siapa?" Karin bertanya lagi. Lelaki itu mengernyit bingung. Anak ini tanya mulu elah, pikirnya.

"Alvandio Ivander Adhinata." Caitlyn menganggukkan kepalanya.

"Eh, kak-"

"Bisa diem?" potong Al. Perkataan Al yang ketus membuat Caitlyn yang akan bertanya lagi kembali menutup mulutnya.

Caitlyn tergugup mendengar respon kakak kelasnya itu. Dasar sahabat sialan! Nyusahin aja! gerutunya dalam hati.

"Eh, enggak kak! Jadi gini... Anu, itu, aduh apa ya?" Caitlyn berpikir kata-kata yang tepat yang akan dilontarkannya, "Oh iya! Jadi, mau nggak kakak jadi pacar saya?" tanyanya langsung.

Caitlyn yang melihat raut bingung dari Al pun segera menambahkan. "Kakak gak usah terima aja! Soalnya saya cuma jalanin dare. Yang penting saya udah nembak kakak, makasih kak kerjasamanya!"

Caitlyn ingin langsung beranjak dari duduknya dan segera menjauh dari kakak kelas itu. Sebelum dia berdiri dengan tegak, tangan kekar milik Al menahan lengannya.

"Gue mau jadi pacar lo," ujar Al dengan tatapan datarnya. Caitlyn melongo mendengar jawaban dari Al.

Karin tertawa renyah. "Ahahaha kak, kalau mau ngerjain balik mending gak usah deh, kak! Soalnya nggak mempan sama saya."

Al mendengus. "Gue serius," tekannya tajam.

"Eh, tapi bukan gitu kak! Saya cum--" ucapan Caitlyn terpotong.

"Gak denger? Budeg?" Caitlyn menelan salivanya susah payah.

Kakak kelas ini begitu dingin. Bagaimana bisa tahan dia sama orang dingin seperti Al. Caitlyn yang notabenenya anak periang berpacaran dengan Al si cowok dingin? Sampai kapan hubungan mereka bisa bertahan?

"I-iya kak." Caitlyn menjawab dengan gugup. Sialan, gara-gara kalian gue harus pacaran sama es batu kayak dia, sedari tadi Caitlyn terus saja mengumpati kedua sahabatnya.

Ini orang tahan banget diem terus, gue boseeennn!! batin Caitlyn menjerit kesal. Dia terus mengubah-ubah posisi duduk, membuat Al merasa risih.

"Bisa diem?" tanya Al tajam.

Caitlyn menggeleng polos. "Nggak bisa, kak."

Al mendengus kesal, lalu dia beranjak dari duduknya meninggalkan Caitlyn dengan sepenggal kalimat tajamnya,

"Gue pergi. Suara lo cempreng banget, gak enak didenger."

Caitlyn melotot lebar mendengar perkataan Al. Perasaan daritadi Caitlyn hanya diam saja, hanya menggerakkan tubuh. Lagian menurutnya suaranya itu enggak cempreng-cempreng amat, masih enak didenger. Sepertinya Caitlyn harus mengontrol emosinya mulai sekarang.

"DASAR KAKAK KELAS SIALAN!" teriak Caitlyn meluapkan rasa kesalnya.

"Gue denger." Suara Al kembali mencul dari arah belakangnya secara tiba-tiba, membuat Caitlyn berjengit kaget.

Astagaaa....

>>>>>

A/N

Haii! Chapter ini pendek ya isinya! Sebagai pembuka dulu. Nanti insha Allah chapter berikutnya bakalan lebih panjang dari chapter ini!

Jangan lupa vote & comment!

Semoga suka 😘

-Ara

-625 words-

The Cold DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang