Then you smiled over your shoulder
For a minute, I was stone-cold sober
I pulled you closer to my chest
And you asked me to stay over
I said, I already told ya
I think that you should get some rest
~James Arthur, Just Say You Won't Let Go>>>>>
"Sumpah, kalian itu ya! Mau bunuh gue secara perlahan??" tanya Caitlyn mencoba meredam emosinya. Sedangkan kedua makhluk di depannya hanya cengar-cengir tanpa rasa bersalah.
"Kita tuh maksudnya baik! Kasian lihat lo yang kelamaan jomblo akut, kayak orang ngenes tau nggak!" timpal Ilana.
"Ngaca! Jomblo teriak jomblo!" kesal Caitlyn, dia beranjak dari bangkunya.
"Dapet pacar sekeren kak Al malah marah-marah! Bersyukur kek, banyak yang pengen jadi pacar dia!" ujar Sasha.
Caitlyn melirik Sasha sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangannya mulai melangkah.
"Eh, mau ke mana?" tanya Sasha melihat Caitlyn sudah beranjak dari duduknya.
Langkah Caitlyn terhenti. "Berak. Mau ikut?"
Sontak kedua sahabatnya langsung melotot kaget. "Gilak! Udah sana pergi!" usir Ilana. Caitlyn langsung tersenyum miring, lalu dengan segera dia berlari menuju kamar mandi melewati lapangan basket.
Sebenarnya gadis itu tidak benar-benar ingin berak. Hanya saja itu alibinya untuk menghindari percakapan dengan Sasha dan Ilana. Caitlyn terlalu muak untuk membicarakan Al, cowok yang baru saja menjadi pacarnya.
Jelas saja cowok itu tidak masuk dalam kategori cowok impiannya. Cowok yang humoris dan friendly adalah tipe utamanya. Mungkin kalau ganteng Al masuk dalam kategori itu. Tetapi kalau humoris dan friendly? Kedua hal itu sama sekali tidak ada di diri Al.
Saat melewati lapangan basket Caitlyn menoleh sejenak, melihat beberapa anak berkaos olahraga sedang bertanding basket. Mungkin pelajaran kelas itu sebelum istirahat adalah olahraga. Jadi mereka menggunakan waktu istirahat untuk bermain basket.
Kurang kerjaan. Waktu istirahat enak-enak buat ngisi perut kosong malah dipake main basket! pikirnya.
Tiba-tiba bola yang digunakan untuk bermain basket itu menggelinding sampai di depan kaki Caitlyn.
"Woi! Lempar dong bolanya!" teriak seseorang yang sepertinya kakak kelas sambil menunjuk-nunjuk bola yang ada di depan kaki Caitlyn.
Caitlyn yang mendengar itu sontak celingak-celinguk, mencari seseorang yang sekiranya dipanggil cowok itu. Penglihatannya tidak mendapatkan siapapun, kecuali cowok lain yang sedang berjalan ke arahnya dengan tatapan dingin.
"Budeg," katanya tajam sambil membalikkan badannya pergi dengan bola basket yang sudah dibawanya.
Caitlyn terkesiap dengan makian yang keluar dari mulut cowok itu. Dia tidak budeg, hanya saja bingung dengan teriakan yang tiba-tiba. Matanya menatap tajam ke arah Al, cowok yang baru saja memakinya.
Bagaimana bisa Al ada di gerombolan itu. Tadi dia tidak melihat cowok itu ikut gabung bermain di sana. Kenapa tiba-tiba cowok itu datang dan memakinya dengan kata kasar. Kebenciannya semakin bertambah, seiring perasaan yang tak dikenal juga ikut bertambah.
>>>>>
"Belum pulang?" Caitlyn terlonjak kaget mendengar suara yang datang tiba-tiba dari arah belakangnya. Al tengah duduk tenang di atas motor ninjanya dengan tatapan datarnya.
"Ngagetin aja lo! Kalau gue di sini ya belum pulanglah!"Al mengerutkan keningnya mendapatkan jawaban ketus dari Caitlyn. Lalu dia mengangguk. "Oh, gue duluan."
Suara mesin motor terdengar menjauhi area sekolah. Al meninggalkan Caitlyn.
Caitlyn melongo melihat kelakuan Al. "Lah, dia nanya gue kirain mau ngajak pulang bareng! Kok malah ditinggalin."
Caitlyn mendengus pelan, berpikir apa dia ini sampai mengharapkan Al akan mengantarnya pulang. Khayalannya terlalu jauh, mana mungkin Al mau memboncengnya di jok motor cowok itu yang mungkin belum pernah disinggahi perempuan. Mimpi.
Caitlyn sangat sial hari ini. Pertama, dia harus jadian dengan makhluk dingin seperti Al dan itu sama sekali bukan impiannya. Kedua, cowok itu, Al meninggalkannya sendirian tanpa berniat untuk mengantarkannya. Ketiga, ponselnya mati. Dan keempat, kemungkinan tidak ada yang peduli dengannya. Dan kesialannya yang keempat tidak hanya terjadi sekali, bahkan berkali-kali. Jadi sekarang Caitlyn sudah terbiasa dengan kesialannya itu.
Di tengah pemikirannya yang dipenuhi oleh bayangan Al, Caitlyn mendengar suara mesin motor mendekat. Gadis itu mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum tipis.
Al kembali. Pasti untuk menjemputnya! Mana mungkin Al membiarkannya sendiri di depan gerbang sekolah yang sudah mulai menampakkan kegelapan itu. Pasti cowok itu tidak tega dan kembali untuk menawarkan Caitlyn tumpangan.
Caitlyn mendekat di depan motor ninja Al, membuat pergerakannya terhenti. Terlihat Al menaikkan alisnya dari luar kaca helmnya.
"Kok balik?" tanya Caitlyn basa-basi dengan senyuman yang terus merekah.
"Baju olahraga ketinggalan di loker." Nyess... Seketika senyuman Caitlyn meluruh, warna wajahnya yang semula putih tergantikan dengan warna merah padam. Menahan malu dan kesalnya.
Sementara Al melirik Caitlyn yang masih berdiri di depan motornya, menghalanginya untuk masuk. Caitlyn yang paham langsung menggeser tubuhnya minggir. Setelah jalannya tak lagi terhalangi dia segera memacu motornya menghilang dari hadapan Caitlyn.
Caitlyn kecewa, tentu saja. Harapannya tidak sesuai dengan kenyataan. Ingatannya kembali mengingat perkataan Al. Apa Al tidak mempunyai perasaan iba sedikitpun terhadap Caitlyn? Hingga meninggalkannya sendirian. Menyebalkan, satu kata untuk Al.
Caitlyn mengedarkan pandangannya, berusaha mencari kendaraan umum yang bisa mengantarkannya pulang dengan selamat.
Kendaraan yang berlalu-lalang seakan tak peduli dengannya yang mondar-mandir berusaha mencari kendaraan umum yang sejak tadi tak terlihat. Badannya terasa lengket, bajunya sudah basah akan keringat. Suara mesin kendaraan yang berlalu lalang seakan mengejeknya yang masih berdiri di sana dengan wajah kusut.
Terlalu lama menunggu Caitlyn memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumahnya.
Sial! Kesialannya bertambah satu!
>>>>>
Haduhh! Caitlyn sial banget :') jadi kasian... Mana Al jahat banget lagi nggak mau nganterin! 😤
Dan benar saja, kisah cinta di sini tidak semanis di drama korea 😢
Kalian akan menemukan hal yang baru di the cold disaster yang nggak ditemukan di conversa. Karena mungkin kisah di sini lebih ngenes dan banyak rintangannya daripada di Conversa :"
Siap-siap kesel sama babang Al :"""
-Ara
-917 words-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Disaster
Teen Fiction[HIATUS] Alvandhio Ivander Adhinata. Makhluk dingin tak tersentuh, kejam, egois, gengsian, datar. Ketos dingin yang sangat digilai para wanita itu menerima Caitlyn Elvadhira sebagai pacarnya? Apa masalah? Jelas, itu adalah sebuah masalah. Caitlyn pa...