1. Iqbaal Dhiafakhri

5.9K 504 17
                                    

Vomment ya :) 1 vomment kalian berarti untuk saya.
***

Lelaki dengan Jas hitam ini mendengus sebal sambil memijat pangkal hidungnya. Ia pusing dengan pesan yang dikirimkan adiknya, yang isinya regekkan menjijikan. Adiknya itu memintanya untuk datang ke Acara pensi sekolahnya. Bukan apa, jika saja Adiknya itu bilang kemarin atau 2 hari yang lalu pasti ia tidak akan se pusing ini. Masalahnya, ia sudah berjanji untuk berjalan jalan bersama Anak semata wayangnya yang masih berumur 5 tahun, Zindy ke Dufan.  

Sebagai Single Parent, Lelaki bernama Iqbaal ini harus pintar pintar membagi waktunya untuk Zindy, agar gadis kecil itu tidak merasa terabaikan dan besar menjadi anak broken home. Istri? Zidny, Istri yang amat di cintai nya telah tiada saat melahirkan Zindy. Bahkan ia dulu sempat tak mengakui Zindy sebagai anaknya, namun benar kata Bunda nya, Zidny telah bersusah payah bahkan mempertaruhkan hidup nya hanya karena melahirkan buah hati mereka. Itu kenapa, ia sangat menyayangi Zindy, gadis kecil nya dengan Zidny. Mungkin sebab itu pula yang membuat Iqbaal tak bisa membuka hati nya untuk mejalin hubungan dengan seorang wanita, padahal usia nya baru 28 tahun.  

Dengan Kesal Iqbaal menyetujui permintaan Ale adiknya itu, jika tidak Ale akan mengadukannya kepada bunda mereka bahwa Iqbaal sebagai kakak tidak mengurusi adiknya dengan baik, pengaduan yang berbalik dengan fakta. Ale, adiknya yang berumur 18 tahun.

 Iqbaal mengambil kunci mobilnya yang tereletak di meja kerja nya. Ia akan mengajak Zindy ke sekolah Ale, mungkin dengan sedikit bujukkan. Saat sampai di depan

*** * ***

Iqbaal dan Zindy berjalan memasuki sekolah Ale. Jauh dari pemikiran Iqbaal tadi, Zindy malah sangat senang Iqbaal ajak ke Sekolah bertaraf Internasional ini. Dengan menggemaskannya Zindy tertawa membuat beberapa murid gemas padanya.   Langkah mereka terhenti saat melihat seorang gadis dengan seorang lelaki yang sepertinya sedang berdebat kecil. Zindy berlari menghampiri mereka, melepaskan genggaman tangan Iqbaal. Membuat Iqbaal dengan malas mengekori gadis kecil itu.

"Bang Ale.." lelaki bernama Ale itu menoleh dan mendengus sebal saat melihat si kecil rusuh itu ikut datang bersama kakak nya.  

"anak Lo?" tanya gadis berambut coklat itu, (namakamu) saat  melihat Ale di peluk kakinya dengan gadis kecil yang tingginya hanya sampai paha lelaki itu.  

"anju, enak banget Lo kalau ngomong. Nikah ama siapa gue? Sama Lo?" Ale tersenyum menggoda yang membuat gadis bernama (namakamu) itu memutar bola matanya Jengkel.  

(namakamu) tersenyum kecil saat melihat lelaki yang sepertinya lebih tua dari nya. Kemudian berjongkok mensejajarkan tinggi nya dengan Gadis kecil itu.   "Haii" sapa (namakamu) lembut

"Haii Kakak" balas Zindy dengan senyum lebar nya  

"Nggak usah manis manis Bangsat deh Lo" (namakamu) menatap tajam Ale yang dengan kasarnya bicara seperti itu di depan anak kecil.  

"Mulut sekolahin sana, ada bocah nih"  Iqbaal tersenyum kecil melihat gadis itu yang dengan kesalnya bicara dengan Adiknya. "Nama kamu siapa? Manis banget" (namakamu) menggerakan tangannya untuk mencubit pelan pipi Zindy

"Zindy. Rachelia Zindy Dhiafrahni. Nama kakak siapa?" dengan sedikit keCadelan Zindy bmenjawab sekaligus bertanya  

"nama kakak, (namakamu) Shihaina Zhafira. Panggil kak (namakamu) aja"

"kalau Zindy panggil Bunda boleh? Soal nya Zindy nggak punya bunda" Iqbaal tersentak dengan ucapan Putrinya itu, begitu pun Ale dan (namakamu).  

Keadaan menjadi hening seketika.  

"Haha bunda? Kamu mau manggil curut model begini bunda? Yang bener aja." Ale tertawa melepaskan keheningan.  

"Liat Lo ntar!" dengan kesal (namakamu) mencubit lengan Ale. "Ehmm... Boleh kok kalau ayah kamu Izinin."  

Iqba(A)leTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang