Es Krim dan Soda

53 5 0
                                    

Sepulang sekolah anggota klub bulu tangkis melakukan latihan. Jumlahnya sekitar tiga puluh siswa, dipandu oleh Isamu-sensei sebagai pelatih.

"Ichi... Ni.. San! -satu... Dua... Tiga! ". Teriak mereka yang tengah berlari keliling lapangan, dibawah teriknya matahari siang.

Pprrittt!    Isamu-sensei meniup peluit yang mengalungi lehernya.

"Ayo nak, lima putaran lagi". Teriaknya pada kumpulan anak remaja yang nampak lelah itu.

"Sensei, kami lelah.. ".

"Ah.. Aku butuh air.. ".

"Kuharap hujan turun tiba-tiba sekarang juga.. ".

"Jangan menyerah, anak muda!. Ini tak ada apa-apanya dibanding lelahnya menemani istriku berbelanja". Ucap Isamu-sensei dengan santai.

Setelah lima putaran terakhir selesai dilakukan, pria setengah tua ini mengumpulkan mereka di bawah pohon besar disamping lapangan.

"Terima kasih sudah melakukannya dengan baik!".

Kemudian melalui Kaito, dibagikan air mineral segar untuk tiap orang. Mereka meneguknya dengan satu tegukan sekaligus.

"Ah segarnya.. "

"Oh segarnya seperti salju yang turun tiba-tiba.. ".

"Minum...minumlah, kembalikan tenagamu".

Diatas rumput hijau yang lembut mereka beristirahat. Angin meliuk-liuk menerbangkan daun-daun layu pergi menuju langit.

"Ah.." Kaito merebahkan dirinya ke rumput, menekuk kedua lengan untuk menyanggah kepalanya.

Sesekali matanya terpejam mengingat kejadian kemarin malam. Hatinya panas melihat pria pemuja gitar itu.

"Memang apa istimewanya dia? ". Pikir Kaito.

"Apa yang harus kulakukan untuk mengalihkan perhatian Kugi darinya? ".

"Hei kau nak, bangunlah. Aku akan menyampaikan beberapa berita penting untuk klub ini.. ".

Kaito langsung bangun, lalu berdalih memeluk lututnya.

"Kepala Kantor Cabang Olahraga Jepang Kyoto, mengumpulkan para pelatih bulu tangkis dua hari lalu".

"Mereka akan mengadakan kompetisi bulu tangkis tingkat SMA se-Kyoto. Pemenang dari kompetisi ini akan di kirim ke Tokyo untuk dilatih menjadi atlet nasional, yang nantinya akan mewakili Jepang pada Olimpiade tahun depan".

"Waahhh.. Itu sangat keren! ".

"Hei, kau dengar itu? Ini berita paling hebat yang kudengar bulan ini".

Semuanya nampak bahagia, rasa lelah sehabis lari tadi pun hilang setelah mendengar kabar baik ini.

Kecuali anak laki-laki dari marga Matsunaga itu, dia sama sekali tak peduli dengan topik pembicaraan.

"Tapi aku minta maaf, aku hanya akan memilih delapan orang diantara kalian. Sisanya akan berlatih untuk mengikuti pertandingan tingkat kota saja".

"Lalu, siapa delapan orang yang beruntung itu, Sensei?". Yang lain ikut bersuara.

.
.
.
.
.
.

Sedari tadi Kugi menenggelamkan kepalanya diantara lekukan lengan, mata pelajaran Suugaku (Matematika) ini sangat membosankan baginya.

Ya, karena nilai ujian mereka minggu ini tidak begitu memuaskan. Membuat kelas mereka diberi jam tambahan setelah pulang sekolah.

Guru yang mengajar pelajaran ini adalah Shiori-sensei. Wanita yang dijiluki "Dewi Rumus" oleh para senior sekolah.

GerimisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang