Incoming call from Fariz Adrianzalta
“Ta, udah bangun?” ucapnya saat meneleponku.
“Udah nih, lagi mau jogging sama Ayah Bunda ke BXC, kenapa? Tumben lo jam segini udah bangun,” jawabku.
“Eh gue boleh ikut nggak? Bilang sama Ayah Bunda gitu. Udah lama juga gue nggak ketemu mereka,”
“He? Mau ikut jogging? Di Sabtu pagi gini? Who are you and what did you do to Fariz?” ujarku sambil tertawa.
“Keana Tatia. Jangan gitu ah. Penting nih gue mau cerita. Lagian kan seru juga kalo gue ikut, lo jadi nggak garing-garing amat sama ortu lo. Mau gue ngikut nggak?” jawabnya ikut tertawa.
“Lah gue mah nggak pernah garing sama ortu gue! Eh tapi boleh deh Riz. Gue juga mau curhat soal Osa,”
“Kenapa lagi sih tu bocah? Nyakitin lo lagi? Sini ngadep gue,”
“Chill, Riz. Nanti aja ya ceritanya. Yaudah ketemu di BXC aja ya. I'm on my way.”
“Woi gue belom ngapa-ngapain anjir! Jangan buru-buru dong Ta,” ucapnya panik.
“Gapapa elah nanti gue tungguin disananya. Rumah deket banget sama BXC juga. Udah buru siap-siap!”
Lalu aku menutup telepon dari Fariz.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETEND
ChickLit"I don't want to have you to fill the empty parts of me I want to be full of my own. I want to be so complete I could light the whole city and then I want to have you. Cause the two of us Combined Could set it on fire."