first met

5.7K 420 11
                                    

Seorang namja cantik berkulit seputih salju, berdiri gelisah di dekat pintu masuk sebuah kelab malam. Udara dingin awal musim dingin membuat kulitnya yang pucat menjadi lebih pucat. Joonmyeon memandang pintu masuk klab. Dia ingin masuk, tetapi uang yang dia miliki sekarang hanya cukup untuk membeli semangkuk ramen. Untuk masuk kelab malam memang tidak murah. Tetapi kalau berdiri di luar seperti ini, bakal sulit untuk mencari orang yang memerlukan jasanya.

Perut Joonmyeon berbunyi. Tadi siang dia terakhir makan. Dengan kehamilannya Joonmyeon mudah sekali merasa lapar. Tetapi Joonmyeon menahannya. Tidak ada lagi uang yang ia miliki. Joonmyeon mengelus perutnya yang mulai membuncit. "Sabar ya sayang. Maafkan eomma harus bekerja seperti ini."

Joonmyeon tidak tahu harus bekerja sebagai apa lagi untuk bertahan hidup. Tidak ada yang mau mempekerjakan orang hamil yang lemah seperti dia. Joonmyeon pun baru lulus SHS, belum memiliki pengalaman kerja. Dengan mantapkan hati. Malam ini Joonmyeon pergi ke kelab malam untuk menjual diri. Mungkin uang yang dia dapat nanti bisa untuk menyambung hidupnya.

Joonmyeon tidak tahu bagaimana cara menawarkan pada seme-seme yang keluar masuk kelab malam itu, jadi dia hanya berdiri saja tak jauh dari pintu masuk kelab malam itu.

"Mm maaf, bisakah Anda ikuti saya?" sesosok namja yang kelebihan kalsium menegurnya. Joonmyeon memandang namja berpakaian serba hitam dan memakai masker itu dengan muka heran dan takut.

"Jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku akan memakai jasamu malam ini." Yifan memandang sosok mungil di depannya. 'Cantik' kata Yifan dalam hati.

Joonmyeon pun mengikuti namja tiang tersebut, memasuki mobilnya yang bisa dibilang mewah.

"Pakai sabuk pengamanmu."
"Iya tuan."

Yifan melepas masker yang dipakainya dan menyalakan mobil untuk pergi ke apartemennya. Joonmyeon memandang wajah tampan Yifan. Getaran halus menyeruak didadanya. Dia segera memalingkan pandangannya.

Joonmyeon terlihat gelisah. Dia sebenarnya takut kalau namja pelanggan pertamanya ini akan berlaku kasar kepadanya.

Yifan melirik namja disampingnya. 'Cantik, walau tidak memakai make up, dia cantik juga, padahal dia laki-laki.' kata Yifan  dalam hati.

Yifan bingung harus berbicara apa pada namja yang duduk di sampingnya. Baru kali ini dia memakai jasa PSK berstatus uke. Biasanya dia akan mencari wanita PSK dengan bayaran tinggi di kelab malam langanannya, tetapi saat melihat namja cantik ini, Yifan mengurungkan niatnya untuk mencari yeoja.

"Berapa tarifmu?"
'Shit!' ma!i Yifan dalam hati. Yifan menyesal mengeluarkan  pertanyaan itu dari mulutnya. 'Pertanyaan bodoh'

"Terserah tuan."
"Kok terserah?" Yifan terheran-heran.

"Mm ini baru pertama kali saya kerja seperti ini tuan."
"Baiklah. Aku akan membayarmu dengan baik." Yifan menjawab sambil tersenyum membuat Joonmyeon merona dan segera mengalihkan pandangannya.

Yifan memandang namja di sampingnya yang menjatuh pandangan ke jendela. Pandangannya menjadi iba. Kasian sekali namja secantik dia harus mencari uang seperti ini. Sepertinya dia masih muda pikirnya.

"Siapa namamu?"
"Joonmyeon tuan."
"Jangan panggil tuan, aku merasa tua sekali. Panggil saja yifan."
"Mm iya yi fan Ssi."
"Berapa umurmu?"
"Duapuluh lima tahun."
"Jangan berbohong."

Joonmyeon menggelengkan kepalanya.
"Mm 20 tahun Yifan-Ssi."

"Kamu pasti baru lulus SHS kan?"
Joonmyeon mengangguk. Dan senyum sejuta volt dari Yifan pun mengembang.

Keadaan di mobil sangat canggung, dua makhluk didalamnya tidak tahu harus berkata apa lagi.

Tak lama mereka tiba di apartemen mewah. Mobil Yifan langsung masuk ke parkiran khusus penghuni apartemen. Mereka naik lift menuju ke ruang apartemen Yifan.

Joonmyeon mengedarkan pandangannya ke dalam apartemen Yifan. Perabotnya terlihat sangat mahal. Ukuran apartemen ini terlalu besar untuk ditempati satu orang. Yifan memandang wajah cantik Joonmyeon. Rambutnya yang hitam, dengan poni menutupi dahinya membuat Joonmyeon terlihat makin imut. Bibirnya yang merah terlihat sangat menggoda. Yifan tiba-tiba menarik tengkuk Joonmyeon lalu melumat bibirnya. Joonmyeon yang terkejut dengan perlakuan Yifan hanya terdiam. Mereka masih diruang tengah dan kris sudah menyerangnya. Joonmyeon segera sadar kalau dia sedang bekerja. Dia membalas ciuman Yifan. Jantungnya berdetak begitu cepat. Ciuman Yifan begitu menghanyutkan, Joonmyeon merasa melayang dengan ciuman Yifan.

Yifan membawa Joonmyeon ke kamarnya tanpa melepaskan ciumannya. Dibaringkannya Joonmyeon di kasur king size nya. Tak lama ciuman itu pun merambat ke leher Joonmyeon.

"Ngghhh." tanpa sadar Joonmyeon mendesah. Yifan mengecup dan menggigit leher Joonmyeon, membuat jejak keunguan di leher Joonmyeon. Wangi tubuh Joonmyeon membuat Yifan seperti merasa mabuk. Wangi yang begitu menggairahkan.

Dilucutinya pakaian Joonmyeon sambil  menggigit leher Joonmyeon.

"Akhh appohh."

Yifan mengecup titik merah muda di dada Joonmyeon yang membuat namja mungil itu membusungkan dadanya dan meremas rambut Yifan. Desahan tak hentinya keluar dari mulut Joonmyeon.

Joonmyeon seperti terbang dengan sentuhan Yifan. Saat Yifan menciumnya dan membelai tubuhnya. Seluruh badannya merinding karena sentuhan Yifan di lehernya. Sambil menghisap nipple Joonmyeon, Yifan mengelus perut Joonmyeon.

"Kau hamil?" Yifan menghentikan elusan di perut Joonmyeon yang mulai membuncit.

"Tidak tuan." Joonmyeon menggelengkan kepalanya.

"Perutmu besar seperti itu kamu masih mengelak?" Joonmyeon sangat ketakutan memandang wajah marah Yifan. Yifan mengusap wajahnya. Dia tak akan tega menyetubuhi orang hamil.

Tanpa sadar setitik air mata menetes di pipi Joonmyeon. Joonmyeon pun mengangguk. Yifan segera bangkit dari kasur. Dia ambil semua uang di dompetnya

"Ini!" disodorkannya uang itu kepada Joonmyeon. "Pakai pakaianmu, lalu pergilah, kasih anakmu makan dari uang yang benar. Anggap ini donasi untuk anakmu."

Dengan terpaksa Joonmyeon menerima uang yang diberikan oleh Yifan dengan tangan bergetar. Dibunuhnya rasa malu karena dia sangat membutuhkan uang, walau merasa seperti pengemis, Joonmyeon tetap menerima uang itu.

Joonmyeon segera memakai baju dan sepatunya.

"Terimakasih Yifan-Ssi." Joonmyeon menundukkan badannya dan segera pergi dari apartemen Yifan.

Tbc?

StarlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang