Our Love Destiny Part XII

428 38 2
                                    

Preview Part XI

2 Oktober 2014

05.16

Donghae membuka matanya di pagi yang segar itu. Ia merasa lupa akan kejadian sebelum ia tidur. Badannya terasa berat. "Donghae.. Sudah bangun?" Donghae menoleh ke arah suara itu. Dan menemukan seorang yeoja mengenakan selimut dan kasur yang sama dengannya. Sontak hal itu membuat Donghae terperanjat dari tempat tidurnya. "Noo.. Noona?!"
-
"Noona! Apa yang kau lakukan di.. Di.. Kasurku?"
"Mianhae, tadi malam aku mau bertanya padamu dimana kamar tamu. Hanya saja kau tertidur di sofa. Aku pindahkan deh ke kamarmu. Karena aku tidak tahu mau tidur dimana, jadi aku tidur disampingmu." jelas Sandara.
"Seharusnya biarkan saja aku tidur di sofa. Aduh. Jadi begini kan suasananya." Donghae mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi, meninggalkan Sandara yang tersenyum lebar. Entah apa yang ada dipikirannya. Selesai Donghae mandi, ia mendapatkan Sandara yang masih berada di kamarnya. "Noona, apa tidak sebaiknya kau pulang saja? " tanya Donghae. "Ngga mau ah, aku bosan di rumah sendirian. Lagipula apa kau gak kesepian? Biarkan aku menemanimu beberapa hari ini.. Okay?" bujuk Sandara. "Kalau begitu, jangan tidur disini lagi. Kamar tamu tepat disebelah kanan kamarku, noona." jawab Donghae. "Aku harus pergi ke SM. Apa noona tidak apa-apa sendirian?" tanya Donghae. Sandara mengangguk dan memberi kode untuk pergi dengan tangannya.
"Mm.. Jika noona mau sarapan. Bahan-bahan makanan ada di kulkas." ucap Donghae sekali lagi dan pergi dari apartementnya.
.
09.15

Donghae keluar dari ruang latihan dan melihat punggung seorang wanita yang tak asing baginya. Ia sedikit berlari dan menepuk pundak wanita itu. Dan benar saja, dia bukan orang asing. "Kau.. Ada apa kau kemari?" tanya donghae. "Ah, aku.. Sedang mengurus semua kontrakku. Aku disini untuk menandatangani dihapusnya kontrakku dengan mereka. Kau sendiri?" jawab Sooyeon dan sembari menanyakan Donghae. "Ah, aku sedang menyiapkan special gift untuk elf. Salah satu lagu di album Mamacita akan dijadikan music video." jawab donghae. "Ah, begitu. Fighting! Kalau begitu aku pergi dulu. Annyeong." donghae tidak membiarkan Sooyeon pergi begitu saja. Ia menahan lengan Sooyeon. "Bisakah kita jalan-jalan hanya berdua saja?"
.
.
Mereka berdua berjalan di tepi jalanan Seoul. Kebetulan pada jam itu jalanan di Seoul sangat sepi. Mungkin karena jam tersebut memang jam kerja dan sekolah. "Bagaimana dengan Blanc and Eclare?"
"Berjalan dengan baik."
"Mau sarapan bersama?" tawar Donghae. "Boleh saja."
Donghae dan Sooyeon memasuki sebuah cafe. Duduk dan memesan sesuatu. Donghae melepas kacamatanya karena merasa tidak nyaman. Beberapa saat mereka terdiam sampai pesanan mereka datang. Sooyeon menyeruput teh hangatnya. "Apa kau sudah berniat untuk menikah, Sooyeon?" tanya Donghae. Sooyeon menatap mata Donghae dan menggeleng. "Aku belum tau. Aku juga masih bingung dengan perasaanku."
"Maafkan aku."
"Kenapa?" heran Sooyeon mendengar kata-kata Donghae. "Dulu aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Maafkan aku. Ini semua salahku. Hingga sampai detik ini aku masih menginginkan wanita dihadapanku. Aku masih mencintaimu walau aku sadar kau sudah bertunangan. Aku tidak dapat memendam perasaanku lagi." ucap Donghae panjang lebar dan membuat Sooyeon melihatnya dengan tatapan sayu. "Donghae oppa. Jangan seperti itu. Kumohon, aku sudah bertunangan. Jangan mengejarku lagi. Aku minta maaf jika harus mengatakan ini. Tapi, tolong tinggalkan aku." Donghae terdiam sejenak dan bangkit dari kursinya. Menempelkan bibirnya pada bibir Sooyeon. Dalam waktu yang cukup lama. Setelah itu, ia membungkukkan tubuhnya 90° dan pergi dari tempat itu. Meninggalkan Sooyeon disana dengan air mata yang mengalir di pipinya. Sooyeon melihat sesuatu yang tertinggal di meja, sebuah kacamata. "Kenapa aku harus bertemu denganmu lagi. Kau tahu aku juga masih sangat menyayangimu." gumam Sooyeon sambil memegang erat kacamata Donghae.
.
"Yeoboseyo, Tyler oppa" sapa wanita yang menggenggam smartphone ditangannya.

"Apa kau sudah melakukan apa yang aku suruh?"

"Iya, aku sudah melakukan semuanya. Aku akan mendekati dia hingga sedekat mungkin."

"Baguslah, jangan sampai Sooyeon dekat-dekat dengannya lagi. Itu akan memperlambat pernikahanku dengannya. Arra?"

"Arrayo. Tapi kau janji kan? Akan meninggalkannya setelah kau merebut seluruh miliknya? Kau bilang kau hanya mencintaiku."

"Tentu chagiya. Kita akan hidup bahagia. Okay?"

"Okay. Pegang kata-katamu. Kalau tidak, akan kubongkar semua kejahatanmu di masa lalu."

"Akan kupastikan kupegang kata-kataku. Sampai disini dulu. Jika ada kabar dia mendekati Sooyeon lagi, kabari aku secepatnya. Geureom annyeong."

Tutt.

To be continued.

Thats all. Thank you guys for reading. Hope you guys enjoyed it. And keep reading~

-K. E. S-

Our Love Destiny (HaeSica)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang