Chapter 1

56 3 3
                                    

Pagi ini terdengar suara angin sedang sibuk berbisik pada alam, aku menatap keluar jendela kamarku. Aku sangat kagum pada keindahan alam yang telat di buat oleh Sang Pencipta, banyak hal yang masih banyak aku ingin lihat diluar rumah ini. 8 tahun aku hidup dan tinggal dirumah ini aku belum pernah menginjak tanah diluar pagar rumahku. Apa rasanya diluar sana? Aku selalu bertanya-tanya pada hatiku terkadang aku mencoba mencari tahu tentang dunia luar sana, sesekali aku pernah mengintip dari sebuah lubang kecil pada pagar halamanbelakang rumahku yang sangat tinggi.

          Yaps! Kira-kira setinggi 5 meter, aku tinggal disebuah rumah mewah yang tidak bertingkat dan memiliki taman yang sangat luas tetapi di kelilingi oleh pagar-pagar yang sangat tinggi rasanya seperti semut hidup didalam gelas. Tidak ada yang dapat di amati diluar sana karena terlalu tinggi bagiku untuk memanjat dan melihat keluar sana. Suatu hari ketika aku sedang mengintip kehidupan luar dari lubang kecil di pagar halaman belakang, aku melihat sebuah pohon dari kejauhan sana. Pohon itu berbeda dengan pohon yang ada ditamanku, daun pohon itu berwarna biru berkilauan lalu batang dan dahannya berwarna emas keabuan. Aneh bukan? Apa kalian tidak penasaran juga? Hatiku selalu berdebar-debar dengan rasa ingin tahu lebih lagi tentang dunia luar sana. Knokk...Knokk! Gawat! Pasti Ms.Redpy sudah kembali aku harus segera bergegas menemuinya.

          Aku segera menyambutnya "Selamat datang Ms.Redpy." Dia menatapku dengan rasa curiga di benaknya "Carly sayang apakah kamu menepati janjimu seminggu ini?"
Deg! Hatiku mulai berdebar karena takut dia tahu aku kemarin mencoba untuk pergi melewati pagar besar itu. Bagaimana ini? Aku mencoba bersikap seolah semua tidak terjadi apa-apa "Sure Ms." "Well, kalau begitu tolong buatkan aku black-tea kesukaanku."

          Aku segera pergi ke dapur untuk menyediakan black-tea tersebut. Apa kalian tahu apa janji yang dimaksud oleh Ms.Redpy? Awalnya aku setuju dengan pernyataan tersebut tetapi ketika aku beranjak remaja, aku mulai berfikir bahwa itu tidak masuk akal. Pada saat umurku 5 tahun, aku terkejut tiba-tiba berada dalam suatu box yang lumayan besar sehingga aku dapat tidur terlentang disana. Aku melihat ke arah atas dan mencoba untuk membuka box yang tertutup itu. Wow! Dimana ini? Kamarnya luas sekali aku rasa aku dapat bermain sepeda disini. Angin menghembus ke arah mataku, aku seketika mengusap-usap mataku. Ketika aku mulai dapat melihat cukup jelas, ada seorang wanita yang datang menghampiri diriku. "Bluey?" dia dengan spontan menanyakanku. Bluey? Siapa dia?

To be continued

The Magic FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang