Chapter 5

11 0 0
                                    

Gelas dan piring yang ada pada meja makan semuanya terjatuh. Makanan berserakan dimana-mana, disaat itu pun juga muka Ms.Redpy terlihat sangat, sangat marah. Astaga apa yang terjadi? Aku melakukan kesalahan besar, dia pasti tidak akan mengampuniku karena semuanya menjadi kotor termasuk dirinya.
Ms.Redpy bangkit dari tempat duduknya dan berteriak sangat keras "Carly!!!!!!!!!" Aku menunduk dan menutup kedua telingaku, tanpa sadar air mataku terjatuh perlahan membasahi pipiku. Ms.Redpy menarik rambutku dengan kencang dan menyeretku layaknya hewan rendahan.

Hanya tangis yang bisa aku luapkan, aku tidak bisa memberontak karena aku tahu akan ada hal yang lebih kejam jika aku berbuat demikian. Aku tidak tahu kemana dia akan membawaku, rasa perih yang mengentayangiku terasa terus menerus pada semua kepalaku. Aku terdiam dan mulai membayangkan bahwa sebentar lagi akan ada saatnya aku bebas menggapai keajadiban yang berada diluar. Pohon berdaun biru menjadi alasanku tetap bertahan dikondisi yang terpuruk.

BLAM!
Pintu tertutup sangat keras. Aku menghapus air mataku dan mengusapnya dengan pakaianku.
Dimana ini? Aku belum pernah melihat ruangan ini sebelumnya. Banyak butiran debu menempel pada dinding ruangan ini, diujung ruangan juga terdapat sarang laba-laba. Sepertinya ini ruangan kosong yang tidak terpakai selama bertahun-tahun, lantainya saja sudah banyak yg retak dan bergoyang-goyang jika terinjak. Hanya ada satu jendela kecil berada di atas dinding yang usang ini. Aku melihat sekeliling dan mendapati kursi lama yang hampir kropos dipojok ruangan, kursi tersebut ku tarik sampai aku dapat memanjat untuk melihat ke luar melalui jendela kecil itu.

Ketika kedua tanganku mulai bersentuhan dengan dinding, tiba-tiba dinding itu terdorong dan aku terjatuh. Auch! Apalagi ini? Sebuah ruangan dalam ruangan? Konyol sekali.
Ku bersihkan pakaianku dari debu-debu dilantai. Aku menelusuri ruangan yang terbuka tadi, gelap, sangat gelap. Ku rogoh kedua saku rok yang aku kenakan, pemantik, aku lupa mengembalikannya ke dapur tadi. Beruntunglah, dewi fortuna sedang bersamaku.

Api dari pemantik itu sedikit menerangi ruangan itu, aku dapat melihat dinding yang terbuat dari batu bata. Tanganku meraba dinding itu, kasar dan sangat kotor, belum ada cat yang terpoles padanya. Sungguh tidak terawat. Kakiku terus langkah sampai aku menemukan tangga turun yang sangat panjang. Rasa ragu terus merasuki pikiranku. Melangkah atau tidak? Hati kecilku berkata "Ms.Redpy akan sangat marah jika mengetahuinya" tapi di sisi lain, pikiranku tergerak. Dia tidak akan menyadarinya, ini adalah waktu yang tepat atau tidak akan ada lagi kesempatan untuk bebas.

Iya, aku mengambil keputusan untuk menuruni tangga tersebut meskipun aku belum tahu ada apa dibawah sana. Mungkin saja hal baik? Mungkin juga sebaliknya? Dag...Dig...Dug...
Detak jantungku mulai terpacu, rasa lelah tidak lagi dihiraukan oleh tubuhku. Aku ingin bebas. Bluey tolong bantu aku.

To be continued

The Magic FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang