Chapter 3

17 0 0
                                    

"Carol?" Seorang anak perempuan dikepang dua memanggilku dengan semangat.
Aku melihat ke sekelilingku dan membuka mataku dengan lebar, astaga! Aku tidak sanggup berkata-kata karena tempat ini bukan lagi di kamar atau bahkan di rumah Ms.Redpy.
"Carol?" Sekali lagi gadis itu memanggilku.
"Ya?" jawabku dengan ragu. Dia menatapku dengan gembira lalu dia mengulurkan tangannya dan mengajakku berlari. Wow! Tenaganya kuat sekali. Gadis ini mirip seperti diriku, rambutnya sedikit berwarna coklat keemasan dan terdapat pita biru dibagian rambutnya. Matanya bersinar dan berseri-seri, bibirnya yang mungil serta pipinya yang merona. Secara fisik kami begitu mirip, mungkin benar kata Ms.Redpy bahwa ini adalah Bluey.
"Bluey, kemana kau ingin membawaku dan dimana ini? Tempat ini begitu indah"
"Carol, aku akan membawamu ke suatu tempat dimana kamu akan menyukainya dan bisa mengekspresikan jiwamu disana" dia menatapku dan tersenyum dengan lebar.
Kami berlari dihamparan padang rumput yang begitu luas, berbeda dengan padang rumput yang pernah kulihat sebelum bertemu Ms.Redpy disini semua rumputnya berwarna putih keemasan. Awan yang ku lihat juga bukan berwarna biru tapi berwarna jingga dan merah muda, ada juga hewan-hewan kecil yang berterbangan. Warna warni di ekornya menghiasi ekornya yang panjang, semua begitu unik!
Tiba-tiba ada awan gelap berwarna coklat ke abuan datang mengejar kami, sehingga kami harus berteduh dekat pohon besar berwarna silver ke unguan. Bluey menatapku dengan serius "Carol, kita bertemu sampai sini dulu ya. Ms.Redpy sudah mencarimu, kita akan bertemu di lain waktu. Aku akan memanggilmu jika saatnya tepat"
Apa? Mengapa?
Bluey meniupkan serbuk-serbuk warna warni kepadaku, aku terbatuk sampai aku sadar telah kembali pada kamarku.
Aku terbangun dari tempat tidur dan menyadari bahwa itu adalah hal nyata, Bluey belum menjelaskan banyak hal tentang kejadian tadi.
Knok! Knok!
Bunyi ketukan pintu pada kamarku terdengar agak keras. Aku takut Ms.Redpy marah padaku, dengan buru-buru pintu kamar aku buka.
"Ada apa Ms?" aku berusaha untuk tetap tenang agar dia tak mencurigai aku.
"Hm? Kenapa kamarmu terdengar sunyi sekali?" tatapnya dengan sangat penasaran.
"Aku hanya tertidur karena lelah merapikan barang-barang dibelakang"
"Oh begitu rupanya, baiklah aku akan pergi sebentar tolong jaga rumah ini."
Benarkah? Aku sangat senang jika Ms.Redpy tidak berada di rumah karena aku dapat mencari tahu lebih dan lebih tentang semuanya tanpa perlu rasa takut dan ragu.
Dia tak pernah keluar melewati pagar tinggi itu tetapi aku selalu melihatnya menuruni tangga yang tertutup oleh lantai kayu rumah. Hanya dia yang dapat membukanya, aku telah mencobanya berkali-kali tetapi gagal. Aku curiga Ms.Redpy memakai suatu mantra untuk menguncinya, tapi mana mungkin karena dia terlihat seperti seorang manusia pada umumnya.
Setelah dia pergi, aku mencoba kembali mengintip pada lubang pagar tinggi itu. Begitu indah pohon berdaun biru itu, aku melompat kegirangan karena dapat melihatnya sekali lagi. Tak kusangka aku terperosok ke lubang yang cukup besar, lubang itu tak terlihat karena tertutup oleh tanah pada tanaman rumah ini. Lubang apa ini? Aku mencoba mendekati lubang itu.

To be continued

The Magic FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang