part 8 (spesial part vega, epilog crazi)

10 2 0
                                    

Ku berdiam diri didepan cermin melihat penampilanku sekarang,bukan bukan melihat penampilanku sebenarnya hanya saja mencoba untuk mencari sebuah kenyataan di dalam sana.

Benarkah ini nyata, atau sebuah ilusi yg sudah diatur berdasarkan naskah yg entah sudah dibuat oleh siapa, entahlah.

Olivvv,buka pintunya cepatt
Teriakan itu membuatku keluar dari lamunanku, ku tau itu teriakan siapa, siapa lagi kalau bukan vega..

Dia berdiri di depan pintu apartmenku dengan muka yang entahlah ku tak bisa menbaca raut mukanya, dia itu sedih, senang kadang sama saja dan kadang disembunyikanya, tapi kutahu sekarang dia sedang marah karna kutelah mebuatnya menunggu.

Kulihat dia dari atas kepala sampai ujung kaki, brallate dengan celana jeans dan rambut yg diurai dengan makeup natural di wajahnya.

Dia sangat berbeda sekarang, dulu dia tiap hari ke sekolah hanya dengan rambut dikuncir satu dan ya begitulah dan sekarang entah setan apa yang merasuki tubuhnya yang bisa membuatnya seperti ini, setidaknya dia lebih melihat penampilanya sedikit.
Tapi sikapnya tetap saja gila dan ceroboh..

Dia menarik tanganku masuk ke apartmenku membuatku duduk di atas bangku meja riasku, dan kutahu apa yang akan dia lakukan sekarang.
Mengotak atik lemariku dan mengeluarkan brallate yang sama dengan punyanya tetapi berwarna putih.

"Pake ini yuk, biar sama" ucapnya sambil tersenyum ke arahku.

Kuambil barang yang tadi dia pengang dan pergi berjalan ke kamar mandi sambil berkata yaudah kepadanya.

Bukan kali ini saja dia seperti ini kepadaku, berkali- kali bahkan tidak bisa kuhitung.

Dia senang sekali mengatur penampilan orang, mau itu siapapun bahkan ayahnya juga pernah bukan hanya ayahnya saja bahkan neneknya juga pernah ceritanya kepadaku.

Tetapi untuk penampilanya bahkan dia kadang asal-asalan bahkan dia pernah memakai kaos kebesaran entah punya siapa lalu dipadukan dengan jeans yg agak longgar dan rambutnya diikat satu, mengingat penampilanya waktu itu ingin membuatku tertawa, dan lebih parahnya lagi dia mengajakku ke mall waktu itu dengan pakaian seperti itu.
Memang gila dia.

Hanya hari ini saja dia agak normal, setidaknya dia tidak kembali memakai kaos itu lagi
Disaat kita ingin pergi ke konser.

Iya benar konser, dan kalian pasti sudah tau konser apa itu.

Setelah selesai berganti baju aku keluar dari kamar mandi dan melihatnya sedang memakan pasta yang td kubuat dengan santainya sambil menonton tv.

Ku hampiri dia sambil tersenyum. "Makan apa bu" tanyaku.
"Pasta" ucapnya santai.
"Enak luh, apalagi keju mozarellanya ditambahin lebih enk lagi apalagi sambil nonton ff paket lengkap deh"lanjutnya.
"Enak"? Tanyaku
"Iya, enak banget mau gk"? Tawarnya
"Itu punya gw vega, kenapa kagak nanya dulu" ucapku sambim menjitak kepalanya.
"Oo, iya lupa" tuturnya.
"Nih gw balikin" ucapnya sambil memberika piring kosong yang tadi berisikan pasta itu kepadaku.
"Udh habis." Ucapku datar.
"Ooh,iya." Balasnya.

Lalu dia melihat ke arahku, maaf liv ucapnya sambik tersenyum. Entar gw traktir deh, janji yayayayayayay ucapnya.

Ya, jangan ngambek ok.
Yaudah deh tapi belinn gw pizza balasku.

Pizza? Kan tadi gw cuma makan pasta kok gw harus traktir pizza, tanyanya.
Yaudah deh, lanjutnya.

Yuk pergi ucapnya selanjutnya.
Veg,panggilku.
"Ini mau naik mobil lu"? Tanyaku.
"Iya."ucapnya.
"Trs gw mau ikut lu naik mobil ini trs ngebut ngebutan gitu, gw masih mau hidup veg,udh gw bawa mobil sendiri aja."ucapku.
"Tenang liv, gw udh berapa tahun naik nih mobil gw masih idup kok." Balasnya.
"Ya itu kan lu, ntar gw naik mobil lu jantungan gw." Ucapku.
"Udh naik mobil gw aja sekali kali mencoba gpp kan biar ada pengalaman." Balasnya sambil menariku masuk kedalam mobilnya.
Kalau sudah seperti ini aku sudah pasrah dibuatnya, aku memang belum pernah memasuki mobilnya tapi yang kutahu ini mobil sport yang sering dibawa olehnya untuk balap-balapan, bukan balapan yg itu ya, balapan liar di tengah jalan yang tiap hari terjadi, polisi kota ini juga sudah melakukan pencegahan agar tidak terjadi tetapi tetap saja.
Ada suatu hari ketika aku nanya degan vega tentang balapan ini
"Veg, lu tiao hari kek gitu gak pernah ketangkep?" Tanyaku.
"Gak, pernah sih mobil gw dikejar cuma mobil polisinya ketabrak di tengah jalan jadi gw free." Ucapnya sambil tertawa di bagian mobil polisi itu.
"Kapan-kapan gw ajak lu kesono deh, ada satu cowo yang gw suka disono tapi entar gw kenalin gak seru kalau cerita." Lanjutnya.

Dan sampai sekarang dia belum pernah mengajaku pergi kesana,
sebenarnya aku tidak penasaran dengan itu hanya penasaran dengan siapa lelaki itu sebenarnya.

Holla,i am back
Maaf banget gw jd plinplan gara gara waktu itu bilang mau bikin sequel yang judulnya him tapi gw pikir pikir gak deh sebenernya gw udh bikin waktu itu tapi kek gak dapet feelnya sama aneh jd gw hapus, jadi semua alur cerita di part sebelumnya mungkin bakal gw bikin ulang.
Sorry banget yah hbsnya cerita ini tuh cerita dadakan yang gak pake persiapan apapun gak ada alur ceritanya dll.
Jadi yg masih mau lanjut baca makasih bgt kalau enggak yaudah gpp karna ini beneran absurd bgt.
Tapi kalau gak bisa dilanjutin lagi karna beneran absurd gw gak bakal lanjutin, tapi kalau masih bisa diusahin gw pasti bakal usahain.

Udh panjang bgt ya yaudah deh
Xoxo
-j

My oliviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang