Ting!
Satu pesan masuk ke ponsel Irene pagi ini. Segera ia letakkan susu cokelat yang sedari tadi di nikmatinya kemudian membuka pesan yang menunggu. Irene tersenyum ketika membaca pesan dari sang pujangga hati di seberang sana dan jemarinya langsung dengan lincah mengetik balasan. Belum sempat terkirim, layar ponselnya berubah menandakan panggilan masuk. Mode video call.
Taehyungiee is calling, accept or ignore?
Tanpa berpikir dua kali Irene menyentuh tombol hijau dan seketika itu pula wajah Taehyung memenuhi layar ponselnya.
"Halo, dengan Taehyung yang tampan disini." Suara berat Taehyung menyapanya.
Irene melepas tawa, segera ia duduk di meja makan dan membalas lelucon Taehyung. "Halo, dengan Irene disini."
"Irene siapa? Kim Irene?"
Rona memerah perlahan muncul di wajah Irene. "Hentikan. Aku masih menyandang marga Bae."
Tawa Taehyung meledak melihat sikap malu-malu kekasihnya. "Suatu hari itu akan berubah menjadi Kim. Akan kupastikan itu."
"Selesaikan dulu kuliahmu, segera bantu ayahmu di perusahannya lalu pikirkan cara bagaimana merubah margaku." Irene mencibir sembari perlahan meminum susu coklatnya.
Taehyung memasang wajah meledek, khas milik Kim Taehyung seorang. "Akan ku pikirkan. Sedang apa, Noona?"
Irene mengarahkan layar ponselnya ke arah segelas susu yang di pegangnya. "Sedang sarapan dan sebentar lagi akan pergi ke kantor."
"Tidak makan apapun?"
"Sudah. Aku makan beberapa potong sandwich buatan Wendy tadi sebelum kau meneleponku. Apa kau baru saja pulang? Wajahmu terlihat lelah." Irene menyentuh layar ponselnya, seolah-olah bisa menyentuh bagian pipi Taehyung.
Benar, wajah Taehyung sekarang terlihat lelah. Irene tahu bahwa kegiatan pertukaran pelajar yang di lakukan Taehyung adalah hal yang disukainya. Lelaki itu suka berkelana dan mengunjungi tempat baru dan Irene tak masalah dengan itu. Tapi masalahnya jika melihat Taehyung dengan wajah kelelahan seperti ini Irene sendiri tidak tega.
"Ya, aku baru saja pulang dari kegiatan kami. Kanada mengagumkan, Noona! Banyak tempat indah disini. Aku, Jimin, dan Jungkook berencana hiking besok ke salah satu gunung mengagumkan disini dan kebetulan Hoseok Hyung sedang ada di sini juga jadi kami akan pergi bersama. Suatu hari kita harus belibur ke Kanada bersama, Noona." Taehyung bercerita dengan seru.
Irene kembali tersenyum. "Iya, tapi aku harap kau menjaga kesehatanmu, Taehyung-a. Wajahmu terlihat lelah, aku tidak mau kau sampai sakit."
"Lelah bukan berarti sakitkan?" Taehyung mengernyit.
Irene menghembuskan nafasnya. Sifat keras kepala Kim Taehyung mulai keluar. "Tapi jika lelah terus menerus akan jatuh sakit, Taehyung."
"Kim Taehyung tidak akan pernah sak-----"
"Apa itu Irene Noona?" Sebuah suara terdengar dari arah lain hingga menghentikan ocehan Taehyung. Sedetik kemudian, Park Jimin ikut memenuhi layar ponsel Irene dengan wajah yang tak kalah kelelahan.
"Hai, Noona." Jimin tersenyum manis sembari menyibakkan rambut kelamnya ke belakang.
"Hai, Jimin. Kalian berdua terlihat lelah. Sebaiknya kalian tutup telepon ini dan segera beristirahat." Irene memberi saran.
"Tidak tidak tidak! Jangan ditutup!" Jimin nyaris berteriak hingga membuat Taehyung harus memukul kepalanya.
"Jangan berteriak, suaramu membuat telingaku tuli!" Taehyung jengkel.
"Itu tidak sengaja." Jimin menoyor kepala Taehyung sesaat. Sedangkan Irene tertawa ketika dua sahabat itu bertengkar.
"Noona, tolong jangan tertawa. Noona tahu Seulgi ada dimana?" Jimin bertanya ketika pertengkarannya dengan Taehyung usai.
"Seulgi? Seulgi sepertinya ada diruang tamu. Tunggu sebentar." Irene berjalan menuju ruang tamu apartement mereka sedangkan duo 95 kembali bertengkar.
"Pakai ponselmu jika ingin menghubungi Seulgi Noona, kau menggangguku!" Taehyung kembali memukul kepala Jimin.
"Seulgi Noona tidak menjawab teleponku. Aku hanya ingin meminta bantuan Irene Noona, kenapa kau harus marah?!" Jimin balas memukul.
"Kau menganggu kencanku dengan Irene Noona."
"Video call tidak bisa dikatakan kencan, idiot."
"Hei, hentikan kalian berdua."
Suara Seulgi terdengar hingga Jimin dan Taehyung berhenti saling memukul. Jimin tersenyum lebar ketika melihat Seulgi yang berada disamping Irene.
"Noona, aku mencoba menghubungimu dari tadi. Kenapa tidak dijawab?" Jimin bertanya.
Seulgi memasang wajah bingung. "Oh, ya? Aku tidak tahu, Jimin-a. Sepertinya ponselku tertinggal dikamar. Aku berada diruang tamu membereskan buku untuk kelasku pagi ini."
Jimin mengangguk paham kemudian berkata, "Segera ambil ponselmu, Noona. Ada hal penting yang ingin kubicarakan."
"Baiklah. Oh, ya sebelumnya, Taehyung-a?" Seulgi memanggil Taehyung dan menarik atensinya.
"Ya, Seulgi Noona?"
Raut wajah Seulgi berubah, sedikit jahil. "Semalam Irene Unnie bilang dia merindukan bokongmu." Sejurus kemudian Seulgi berlari terbirit-birit ke kamarnya, meninggalkan Irene yang memerah karena malu juga Taehyung dan Jimin terbahak tiada henti.
"YA KANG SEULGI! AKAN KUBUNUH KAU NANTI!"
-FIN-