"Bisakah kau melihat hatiku?"
Kim Taehyung melempar tatapnya pada gadis yang nyaman dalam rengkuhannya. Diangkatnya sedikit sudut bibirnya sembari bergumam, "Kau mabuk?"
Tak heran jika Taehyung berkata demikian apabila mengingat Bae Joohyun mudah mabuk bahkan dengan meminum segelas anggur merah saja. Dan setelahnya, gadis itu akan mengoceh tak jelas tentang perasaan hatinya pada Kim Taehyung yang tak pernah sirna.
Joohyun menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Taehyung dan menghirup feromonnya sebanyak yang ia bisa. Aroma yang sangat ia sukai.
"Kau tahu aku sangat menyukaimu, kan?" Joohyun bergumam pelan.
"Aku sudah sering mendengar kau mengatakannya." Balas Taehyung dengan nada jenaka. Masih dituntunnya gadis itu dalam dansa romantis mereka yang mendadak terjadi setelah makan malam beberapa menit lalu.
"Kau masih menganggapku seperti anak kecil?"
Taehyung menyulam tawa. "Tubuhmu berkata demikian, Noona."
Joohyun mendengus tak suka dan menengadah, memperlihatkan parasnya yang memerah. "Aku ini lebih tua dari pada kau, Tuan."
"Aku tahu. Aku bisa melihatnya." Taehyung mengerling nakal.
"Kalau begitu cium aku, Taehyung-a."
Joohyun tahu bahwa permintaannya ini akan menjadi angin lalu seperti malam-malam sebelumnya. Joohyun tahu Kim Taehyung adalah lelaki berbahaya, suka bermain wanita. Namun entah mengapa ketika Joohyun meminta Taehyung menemaninya, lelaki itu dengan senang hati meladeninya, membunuh waktu bersama-sama. Memberikan kesan akan perasaannya yang tertimbun tinggi bertahun-tahun akan segera terbalas namun semua omong kosong.
Taehyung hanya menganggap Joohyun sebatas noonanya saja. Sepupu cantik dari teman baiknya, Jeon Jungkook.
Taehyung tersenyum lebar. Tangannya terangkat dan jemarinya mencubit hidung Joohyun dengan gemas. "Tidak akan pernah terjadi. Sepupumu akan membunuhku."
"Tidak akan terjadi selama aku tidak memberitahu Jungkook."
Taehyung mengalunkan tawa lalu melepaskan rengkuhannya. Diraihnya jasnya yang tersampir di meja makan dan meraih kunci mobil yang ada diatas meja. "Aku harus pergi. Terimakasih untuk makan malamnya, Noona."
"Kau mau kemana? Aku bahkan belum selesai denganmu." Joohyun kecewa, ingin sekali marah tapi untuk apa? Taehyung bahkan bukan kekasihnya.
"Ada urusan, aku akan menghubungimu nanti."
"Urusan? Berkencan dengan gadismu yang lain di pub, maksudmu?" Joohyun sarkatis, terdengar nada sinis didalamnya.
Taehyung mengambil sebatang rokok miliknya dan mematik api kearahnya. Di isinya paru-parunya dengan nikotin dalam satu hisapan panjang kemudian mengeluarkannya. "Aku tidak berkata seperti itu. Aku pergi dulu."
Joohyun mendecih jengkel hingga melihat presensi Taehyung terhenti dan melihat ke arahnya sekilas. "Jangan terlalu banyak berharap padaku, Noona. Kau tahu aku bukan pria yang baik."
Oh, Taehyung, andai saja dia tahu bahwa hati Bae Joohyun menghitam dari ke hari ke hari hanya dengan memikirkanmu bersama dengan gadis lain.
-FIN-