Aku berlari ditengah gerimis sambil sesekali menengok kebelakang. Aku melihat jam yang melingkar ditanganku.
Baru jam 8.
Aku mendengus kesal seandainya saja aku tidak menunggu sampai hujannya reda, mungkin aku sudah berada di tempat yang aman sekarang.
Jantungku memompa darah sesuai kecepatan langkah kakiku.
Sekarang karna kemalasanku menerobos hujan aku harus dikejar kejar oleh mahkluk super ganas dan menakutkan itu.
Dia berlari mengejarku sambil membawa sabit.
Oke ketika aku tertangkap kepalaku bakal di potong dan dagingku akan dibagikan kepada anjing peliharaannya.
Mengerikan.
Aku segera masuk ke dalam gedung sekolah yang terlihat sepi, berlari di lorong kelas yang sudah kosong. Petir muncul bersamaan dengan gemuruh.
Aku merasakan deru nafasku yang menyedihkan, aku terus berlari seakan akan nyawaku bergantung pada kedua kaki ini.
Bruk! Aku menabrak seseorang.
Cowok itu lalu bangun dan membantuku berdiri, cowok paling ganteng disekolah, dan tentu saja setiap cewek mau melihatnya secara dekat sepertiku.
Namun selain ganteng cowok ini juga mengerikkan.
Dia menyunggingkan senyum penuh arti lalu memegang tanganku."Shan, kau terlambat?" Tanyanya.
"Oh baguslah kau menangkapnya." kata Pak Satpam sambil berhenti berlari, beliau lalu menyeka keringat didahinya.
"Aku akan memotong rumput, Raf kau bawa dia ke ruang BK." kata Pak Satpam sambil menunjukkan sabitnya lalu pergi.
Satpam sekaligus tukang kebun itu benar - benar menyebalkan.
"Sekarang kau ikut aku." Katanya sambil menarik tanganku.
Hah... sia sia saja aku berlari kalo akhirnya masuk ruang BK juga.
note
Kisah sebelum bangkitlah sayang
KAMU SEDANG MEMBACA
Cermin 1964
Short StoryKumpulan FlashFiction yang segar dan ringan. --- "Happy Birhtday happy birthday.... Happy Dieday to you...." --- "Aku akan menghajarmu Zoe!" --- "Aku bangkit sayang...." --- ".... oleh ulang kera tak berambut." ---