April 1964 : Kisah Klise

27 4 0
                                    

Nina menangis di pojokan ruang kelas, dia tidak menyangka kalau orang yang dicintainya kini mencampakannya. Tadi sepulang sekolah ia nekat bertanya kepada pacarnya Kurapika perihal kerenggangan yang terjadi diantara mereka. Dan Kurapika marah - marah tepat di depan Nina.

Sedangkan di ambang pintu kelas Rizka sedang berdiri melihat iba temannya itu. Dia tidak tau lagi harus berbuat apa untuk menenangkan Nina. Jadi gadis itu hanya diam dan menunggu Nina.

"Nina, pulang yuk?" kata Rizka sambil menepuk punggung temannya. Namun temannya tetap diam tak bergeming.

"Udah jangan dipikirin, Kurap emang emosian siapa tau dia ada masalah." ucap Rizka, lalu Nina berhasil ia bujuk untuk pulang.

Langit sudah menghitam dan Rizka agak takut, mengingat kejadian anak hilang dan pembunuhan kerap kali terjadi di daerah mereka. Sedangkan Nina masih berkutat dengan pikirannya sendiri.
***
Keesokan harinya Rizka menguntit seorang pemuda yang sedang duduk diam di bawah pohon mangga di taman sekolah.

"Rizka, aku tau itu kamu." kata pemuda itu, Rizka keluar dari balik pohon jeruk.

"Batu, lo kan yang bunuh tuh anak?" tanya Rizka

"Nggak." jawab Batu

"Ngaku sekarang juga! Gue tau kalo lo itu mantan psikopat!" ucap Rizka sambil menuding Batu

"Hei dengarkan, yang sakit jiwa itu sepupuku. Lagi pula aku bukan psikopat." kata Batu

"Oya? Truss kenapa lo bolos saat pemeriksaan di lapangan? Kenapa lo selalu menyendiri kayak gini? Truss kenapa lo bunuh tuh cicak pakek buku di perpus?" ucap Rizka beruntun

"Bukan urusanmu." sahut Batu

"Ishh! Ngaku sekarang juga!" kata Rizka emosi

"Oke, oke aku bolos untuk preksa mata dan untuk cicaknya aku buta warna sehingga tidak bisa membedakan antara meja dan cicaknya." ucap Batu

"Oh gitu ya? Maaf aku sudah berlebihan." kata Rizka

"Dimana Nina? Biasanya kalian bareng kan?" tanya Batu
***
Nina berniat untuk meminta maaf kepada Kurapika, namun dia tidak menemukan Kurapika di kelasnya. Dia terus mencari sampai akhirnya dia menemukan Kurapika diluar sekolah. Karna penasaran dia terus mengikutinya.

Dan dia terkejut bukan main.

Kurapika bersama seorang wanita dan mereka lalu berjalan menuju ke kompleks pembangunan yang udah sepi. Kurapika lalu mengeluarkan pisau dari dalam sakunya dan membunuh wanita itu.

"Ku-kurapika..." ucap Nina

"Nina, sedang apa kau disini?" tanya Kurapika sambil mendekat, namun Nina mundur karna takut.

"NINA!" teriak Rizka, dia dan Batu berlari kedekat mereka.

"Jangan bilang, kamu pelakunya Kurap." ucap Batu
"Kurap! Kenapa sih lo?!" kata Rizka, Nina menangis dibalik punggungnya

"Ini gue lakuin buat Nina! Gue bakal nyari jantung yang cocok buat Nina! Gue sayang sama Nina dan gue nggak mau dia mati karna penyakitnya." ucap Kurapika.

"Kurap..." ucap Nina

Tanpa mereka sadari tali yang mengikat vatang besi diatas mereka putus dan besi tersebut jatuh kebawah menimpa mereka.
***
Seorang gadis berdiri di depan tiga buah makam, ia memegang dadanya.

"Terima kasih Kurap, kamu udah memberikan jantungmu kepadaku." kata Nina sambil menutup matanya dan menangis.








Pernah diikut sertakan pada sebuah event di LINE (Aku Re-publish disini)

Nama display di LINE Shanti,

Cattatan tambahan.

Kak Kurap.... lu kemana aja? Kak Batu kayaknya nggak pernah nongol, dan aku kangen event cerpen :' 

Cermin 1964Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang