Hello?

42 4 0
                                    

Keesokannya..
Aku hanya memakai T-shirt versace,skinny jeans dan Adidas sebagai pelengkap. Aku mengikat rambutku and finish..
"Richie? " ayah memanggil dari lantai bawah
Aku jalan menuruni tangga dan what? Ayah memakai jas dan itu begitu rapi? Sebenarnya mau ketemu siapa sih?
" Richie no T-shirt!" ayah memandangku dengan tatapan yang aneh..
"Apa masalahnya? Pokoknya kalau bukan T-shirt, aku gak mau ikut" ujarku
Ayah..Menarik nafas panjang dan..
"Baiklah" ujar ayah dan pergi

Tidak begitu membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tempat tujuan, aku tidak begitu tau tempat apa ini? Tapi tempat ini tidak buruk terlihat seperti kantor tapi tidak seperti kantor juga?
"Mr. Jogia Gerber?" tanya salah satu pegawai.
"Ya" ujar ayah dan jalan mengikuti pegawai tersebut.
Pegawai itu menuntun kami ke sebuah ruangan yang bergaya mewah dan klasik, aku suka tempat ini.
"Tuan Gerber?"..
Di ruang itu ada seseorang yang tengah menyambut ayah dengan hangat.
" bagaimana tuan Gerber? Apa itu anakmu" tanyanya dan melihat ku seketika yang membuatku sedikit terkejut.
Aku di kenalkan oleh teman ayah ini, aku tidak mengerti mengapa aku harus berada di tempat ini?
"Ah.. Kau, kita ini seumuran masih saja memanggil tuan" ujar ayah pada lelaki itu.
Memang sedikit aneh mendengarnya memanggil ayah dengan panggilan "Tuan" tapi terlihat seumuran.
"Mana anak mu John?" tanya ayah
" dia sedang di kamar mandi, duduklah dulu.." ujarnya dan langsung mempersilahkan kami tuk duduk..
Setelah ayah dan temennya itu sedang berbincang cukup lama, muncullah laki-laki berjas rapi,berbadan tegap sedikit good looking dan sungguh wangi dari balik pintu utama.
Wait.. Sepertinya ini bukan pegawai tadi?
" hey..charlie " ..
Lelaki itu jalan mendekat dan ya Tuhan wangi parfum ini sangat melelehkan hati.
"Halo..tuan Gerber, saya Charlie selamat datang" ujar pria itu ramah ..
Matanya yang biru sesekali melihatku yang membuatku sedikit sesak nafas.
"Saya Charlie.." lelaki itu menyodorkan tangannya kepadaku
Dheg! Ya Tuhan...
" saya.. Richie.." ujarku gugup
Tangannya begitu besar dan kami bersalaman, tanganku yang kecil seperti ingin di remukkannya.

Sebenarnya aku tidak tau maksud pertemuan ini?
Aku hanya terdiam tak banyak bicara, ayah dan temannya itu asik berbicara dan keberadaan ku seperti obat nyamuk yang tak di hiraukan--'
Wait... Apa cuma perasaanku saja? Aku merasa lelaki itu melihatku terus, apa aku harus juga balik melihatnya?
Tidak..tidak ingat! Raul...yah Raul dia masih pacarmu!
" Apa kau baik-baik saja" tanya Charlie
Hem.. Seketika itu juga aku langsung melihat wajahnya..
" aku baik-baik saja" ujarku cuek
"Sepertinya mereka butuh waktu untuk berdua" ujar teman ayah itu
"Baiklah .." ujar Charlie tanpa basa-basi
Dia langsung berdiri dan menarik tanganku dengan lembut, ya Tuhan! Aku mau dibawa kemana??
Tubuhku tak bisa menolaknya ketika dia menarik ku, ayah hanya tersenyum melihat kejadian ini!?
Entah dimana ini, dia menyuruh ku duduk di kursi dekat kolam dan bunga-bunga yang tumbuh di sekitarnya itu yang membuat ku langsung menyukai tempat ini.
"Baiklah...sepertinya kita harus membangun chemistry" ujar Charlie yang seketika itu juga membuatku tertegun
"Che--mistry?!" tanya ku ulang
"Iya.. Bukan kah itu perlu?" ujarnya.. Kali ini aku tak melihat matanya, aku melihat sekitar, jangan melihat wajahnya!

Charlie.

Aku tidak tau maksud ayah apa? yang menyuruhku untuk bertemu anak temennya itu? Apa pentingnya untukku!?
Aku sengaja berlama-lama di kamar mandi agar aku tidak bertemu mereka.
" maaf tuan Charlie,, Anda dipanggil tuan ke ruang utama. Tamunya sudah datang" ujar pelayan itu dengan wajah yang sedikit pucat
"Tidak mau, bilang saja aku sedang sakit perut atau apalah?" ujarku sambil terus memikirkan alasan yang tepat.
"Maaf tuan kalau saya tak berhasil membawa tuan ke ruang tengah, maka saya akan dipecat" ujar pelayan itu yang terlihat menyedihkan
Ya ampun, kasian juga pelayan ini? Ayah memang jahat langsung main pecat aja..
" ya sudah..saya akan ke sana" ujarku dengan berat hati
Aku menarik nafas panjang yang begitu berat.
"Baiklah cepat buka pintu ini dan segera akhiri ini" batinku
Aku mendorong pintu utama dan pertama yang kulihat adalah seorang wanita, oh..ini wanita yang di maksud ayah?
Aku berusaha tak melihat wanita itu tetapi diriku ingin sekali melihatnya..
"Halo..tuan Gerber, saya Charlie selamat datang" ujarku gugup
Ok...aku menyerah dan aku melihatnya sekilas,..
"Saya Charlie.." aku menyodorkan tanganku
Sepertinya dia sedikit gugup?
"Saya Richie" jawabnya
Tangannya kecil sekali dan lembut ingin kuremukkan rasanya tangannya..



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GincuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang