nine

70 8 1
                                    

Author Pov^
Setelah insiden itu terjadi, Nara tidak masuk sekolah selama 2 hari, dan bahkan anak anak sekolahnya sudah mengetahui apa yang terjadi dengan Nara tak terkecuali Dawon.
Dawon sangat khawatir dengan keadaan Nara sekarang, apalagi saat dia tau kalau dia di tampar oleh ayahnya.
.
.
Nara melangkahkan kakinya dengan cepat.
Dia menghindari tatapan tatapan kasihan dari yeoja dan namja di sekeliling sekolahnya.
Bahkan penampilan Nara kali ini tidak seperti ingin sekolah.
Seragam yang seperti tidak di gosok, rambut yang di kuncir asal asalan, dan masker hijau yang di pakai Nara untuk menutupi wajah yang sedikit lebam itu.

'Aishh kasihan sekali dia.. Dia bahkan masih sekolah'

'Aku tidak habis fikir dengan ayahnya.. Kasihan anaknya.. Di jadikan boneka olehnya..'

'Tadinya aku iri dengannya karena dia sungguh pintar.. Tapi saat aku tau ayahnya seperti itu... Aku tidak jadi iri dengannya..'

'Kalau aku jadi dia.. Mungkin aku akan mati saja'

Blok demi blok lantai, berhasil Nara lewati dengan gerakan cepat dari kaki kaki mungil nya itu.
Dia melewati blok lantai koridor sekolah sambil mendengar ucapan ucapan kasihan dari siswa siswi yang melihatnya.
Dan akhirnya, nara pun sampai di kelasnya, bertepatan dengan Kim Ssaem yang masuk ke kelas.
.
.
.
Istirahat pun tiba, kebanyakan para siswa dan siswi bersorak gembira, tapi tidak dengan Nara. Dia tetap diam meliat ke luar jendelanya.

"Hei.. Kau baik baik saja?" tanya seseorang yang tiba tiba duduk di sebelah Nara

Nara menengok sebentar lalu kembali melihat ke arah jendela.

'Ternyata dawon..' - batin nara

"Hei.. Apa kau tidak lapar? Apa kau tidak ingin ke kantin?" tanya dawon sambil memukul pelan bahu nara

Nara hanya menggeleng singkat sebagai jawabannya

"Haaahh..."

Dawon menghela nafasnya panjang lalu dengan tiba tiba dia menarik tangan Nara menuju suatu tempat.

'Uks'

Nara di tarik oleh dawon menuju ruangan tersebut.
Sesampainya di ruangan tersebut, nara langsung di suruh duduk oleh dawon, sedangkan dawon mencari sesuatu.

Setelah dawon mendapat kan apa yang dia cari, dawon segera duduk di samping ranjang yang di duduki nara.

"Aku akan mengobati luka mu.." ucap dawon pelan

Nara hanya diam sambil menatap dawon dengan mata yang berkaca kaca

Dengan perlahan, dawon melepaskan masker hijau yang di pakai oleh nara dari wajahnya.

Dawon menyunggingkan senyuman tipisnya saat dia mulai mengobati luka lebam pipi Nara dengan kain basah.
Nara yang di obati hanya bisa pasrah, menikmati sentuhan lembut dari tangan dawon.

"Ahh.."
Ringis nara saat dawon tidak sengaja sedikit menekan pada lukanya

"Mianhae.. Neo gwaenchana?" tanya dawon khawatir
"Kau sudah melihat keadaan ku.. Dan kau masih bertanya bagaimana keadaan ku?" tanya nara pelan dengan nada sinis
"Mianhae.." ucap dawon (lagi)

Dawon kembali fokus pada wajah Nara yang lebam, sedangkan nara melamunkan sesuatu, sampai sampai dengan tiba tiba, air mata nara keluar dengan sendirinya dari manik Indah miliknya.

Dawon yang melihat nara menangis sedikit panik lalu dengan perlahan mengusap air mata yang jatuh dari matanya tersebut.

"Uljimayo...jika kau menangis.. Hatiku akan semakin sakit... Cukup sudah dengan lebam di pipi mu itu.. Dan jangan di tambah lagi dengan tangisan mu.. Hati ku tidak akan kuat jika kau terus menangis dengan keadaan seperti ini Nara ah.."  ucap dawon lembut sambil menghapus air mata dari pipi Nara

Uisa & Me +JiMin Bts [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang