Author Pov
Hari ini merupakan pagi pertama bagi seorang Kinal terbangun dirumah Veranda. Pukul tujuh Kinal sudah berdiri didepan cermin, merapikan satu setel pakaian barunya. Karena saat Kinal membuka isi lemari, hampir seuluruh baju-baju miliknya tak ada disana. Melainkan baju-baju yang masih memiliki label tertata dengan rapi.
"Hanya turun kebawah dan sarapan. Kamu tak perlu secanggung itu Kinal." Gumamnya untuk meyakinkan dirinya sendiri yang tengah gugup.
Satu persatu anak tangga ia lewati dengan ragu. Ditambah beberapa pelayan sedikit menganggukkan kepala kala berpapasan dengannya. Jujur, ia sedikit risih dengan perlakuan yang seperti ini.
Benar saja, wanita yang ia lihat mabuk semalam sudah duduk dengan manisnya di salah satu kursi meja makan. Bibirnya melebar saat matanya menangkap Kinal yang berjalan ke arahnya.
"Duduklah disini." Perintah Veranda cepat agar Kinal duduk disampingnya.
Dengan patuhnya Kinal segera menempatkan diri disamping Veranda. Bukankah perintah Veranda adalah pekerjaannya?
"Sudah cukup?" Tanya Veranda yang telah menaruh nasi pada piring Kinal.
Gadis polos itu hanya mengangguk. Membiarkan Veranda mengambil lauk apa saja yang disajikan diatas piringnya.
"Makan yang banyak yah!"
Kinal makan dalam diam, sedangkan Veranda kini menatapnya dengan lekat sambil memakan buah apel ditangannya. Bukannya Kinal tak mengetahui Veranda yang tak berkedip menatapnya, makanan terenak dipiringnya menjadi hambar begitu saja. Ditatap seorang Jessica Veranda tanpa berkedip, salah tingkah akut pastinya.
"Kamu.. gak makan juga?" Tanya Kinal dengan hati-hati.
"Aku enggak makan nasi kalau pagi, bisa-bisa berat badan aku naik."
Kepalanya menggangguk-angguk tanda ia mengerti maksud Veranda. Seorang model sepertinya, harus sangat menjaga pola makan.
"Emm kunci motorku?"
Veranda menepuk keningnya lalu memperlihatkan wajah bersalah.
"Ya ampun Kinal aku lupa nyuruh mereka bawa motor kamu."
"Yaudah gapapa aku biar naik-"
Cring!
"Naik ini aja yah?"
Sebuah kunci mobil Veranda taruh dimeja. Kinal hanya tidak tahu jika Veranda berpura-pura lupa untuk membawa motor mogok Kinal dan ia berniat untuk memberikan sebuah kendaraan yang layak untuknya. Meski dapat dibilang terlalu layak.
"Bukannya kamu masuk jam delapan yah?"
Satu hal lagi yang mengejutkan Kinal di pagi ini. Veranda juga mengetahui jadwal kuliahnya yang bahkan ia sendiri harus membuka note terlebih dahulu untuk mengetahui pukul berapa ia masuk.
"Cepet berangkat, nanti kamu telat loh Kinal."
Begitu posesif Veranda menggandeng lengan Kinal, mengantar hingga ke depan pintu. Veranda sedikit berjinjit merapikan rambut Kinal yang menurutnya tak terlalu rapi.
"Ve.. aku harus berangkat sekarang."
Sadar dengan waktu yang terus berjalan, tangan Veranda yang seperti tak ingin lepas untuk menyentuh helai demi helai rambut Kinal mulai menjauh. Dalam hati Veranda menahan dirinya, jika masih ada waktu untuk mencuri manja pada Kinal nanti.
"Cepat pulang yah?"
"Kenapa?"
"Aku bosan dirumah sendiri."