Veranda POV
Aku tetap memejamkan mata meski aku tahu Kinal sedang menggendongku menuju kamar. Bau tubuh Kinal yang masuk ke penciumanku seolah memaksa otak untuk berpikir lebih. Aku menginginkan Kinal malam ini.
"Temani aku tidur ya?"
Dapat terlihat dengan jelas raut wajahnya yang kebingungan.
"Anggap saja ini kerja lembur pertamamu. Pasti ada bonus gaji."
Lihat, dia mengangguk kecil dengan malu-malu. Kinal sungguh lugu, kali ini ia sedang mengunci pintu kamarku. Lalu berjalan perlahan ke arah kasur, menatapku dengan pandangan tak kumengerti.
"Hanya tidur saja?" tanyanya.
Sebenarnya aku tak mengerti dengan maksut perkataan Kinal. Tentu hanya tidur saja.
"Menurutmu bagaimana?"
Matanya berfokus ke arah lain seolah sedang berpikir. Dan mataku membulat penuh ketika jari-jari tangan Kinal membuka satu persatu kancing piyama tidurnya. Piyama itu tak lagi menutupi tubuh, melainkan tergeletak diatas lantai.
"K-kamu?" bahkan sulit sekali untuk sekedar membuka mulut dan bertanya saat ini.
"Kenapa?" tanya Kinal dengan santai.
Aku sedikit menelan ludah menatap sangat rinci badan Kinal yang sedang memakai tank top warna putih. Lengannya sedikit berotot, ketiak putih bersih, dan punggung yang bidang. Tidakkah Kinal memiliki segala yang kuinginkan?
"Aku dengar dari bu Siwi AC kamarmu rusak. Tak apa kan, aku tidur seperti ini?"
Bodoh Veranda. Mana mungkin Kinal begitu lancang meniduriku secepat ini.
"Ah ya aku lupa."
Badannya telah berbaring di sampingku, tepatnya memunggungiku. Mataku sama sekali tak merasa kantuk, terlebih dadaku yang selalu berdebar ketika Kinal mendengkur halus. Mungkin memang sangat aneh, aku menyukai dengkuran halusnya.
Ku dekatkan tubuhku dengan tubuhnya. Dari jarak sedekat ini, bau tubuh Kinal benar-benar mengisi seluruh paru-paruku. Menenangkan.
"Kamu belum tidur Ve?"
Sial. Badan itu berbalik, dan kami saling berhadapan sedekat ini.
"Belum. Mungkin insomnia."
"Aku punya cara biar kamu cepet tidur."
Aku mengerutkan dahi, berpikir bagaimana bisa. Apa dia akan memberiku satu bungkus obat tidur?
"Peluk aku."
Mataku membulat penuh. Kinal gila, ia benar-benar gila. Lama tak mendapat respon dariku, tangannya yang berinisiatif merengkuh tubuhku sendiri. Tangannya mulai mengusap lembut rambut bagian belakangku.
"Kamu tadi tidur di sofa sambil meluk aku. Sekarang aku peluk kamu biar tidur lagi."
DAH LANJUTIN DI IMAJINASI KALIAN YAH WAHAI READERS SETIA 😭🙏
*------------*
Serius dah ini sisa draftnya sekalian aja gue upload kan daripada mubazir WKWKWKWK
Sorry banget buat yang masih nunggu dan pengen ini cerita dilanjut, gabisa beneran udah gada feel apa-apa gue 😭🙏Thankyou so much guys, I miss u all btw. Semoga kalian semua bahagia selalu yak!! Luvluv 💙
*ps : yg punya recomend FF/AU MiChaeng (TWICE) drop link yak, thank you 😳