BAGIAN 2

78 17 6
                                    

Saat asyik melihat ke arah Adis,Bu Sari guru paling killer menghampiri Daffa.

"Hey hey kamu,kebiasan ya tidak memakai atribut,dasar Daffa tidak berubah. Maju kamu ke depan!" teriak Bu Sari yang tak sadar terdengar sampai penjuru lapangan.

"Yaelah Bu,saya mulu gak bosen?nanti kalo saya di depan anak kelas 10 pada naksir" balas Daffa dengan sedikit tawa.

Daffa pun ke depan persis disisi kiri Adis berjarak hanya 5 guru. Disaat Adis tengah melihat kearah samping,sontak Adis kaget bukan main "Daffa!" kakak kelas 11 yang selama ini Adis kagumi.

Sepasang mata pun bertemu memberi isyarat bahwa ada rasa yang ada sejak pandangan pertama saat demo ekskul tetapi keduanya belum saling menyadari.

Bel masuk pun berkumandang,hati Adis dan teman temannya lega karena tugas mereka sebagai petugas upacara telah berjalan dengan lancar.

"Dis lo tau gak?tadi kakak kelas yang dihukum itu ngeliatin lo terus! Jangan-jangan dia naksir lo" ujar Namira dengan lugas.

"Ya gak lah Nam,mana mau dia sama gue" balas Adis pura pura tidak sadar,padahal dia sadar sedari tadi Daffa memperhatikannya.

Saat masuk kelas,Daffa tak seperti biasanya yang selalu membuat onar kelas. Daffa terlihat bengong memikirkan sesuatu.

"Daf,lo kenapa?tumben gak godain Siti (murid yang selalu memakai kacamata & rambut dikepang tetapi pintar bukan main)" ujar Fery, Dimas, Rizqi dengan tertawa.

"Itu cewek yang jadi protokol siapa namanya?keliatannya lucu gitu" kata Daffa sambil tersenyum.

"Gak salah nih temen gua jatuh cinta lagi?udah moveon nih temen gua?" balas Dimas terkaget karena sejak putus dengan Ayu hidup Daffa jadi tak karuan seperti sering merokok,pulang malam karena sering ke diskotik,dan tidak peduli peraturan sekolah lagi sebegitu dahsyatnya luka yang diberi Ayu hingga memberi efek buruk kepada Daffa.

Next =>

SEPASANG MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang