curtain

1.3K 95 6
                                    

Hari sudah beranjak sore. Kebanyakan murid Seoul High School sudah pulang. Di aula, terlihat dua orang namja di atas panggung, kursi penonton nampak kosong, ruangan terlihat begitu luas karena hanya ada mereka berdua. Mereka bukan sedang mementaskan sesuatu atau berlatih drama. Tetapi sesuatu yang privat terjadi antara mereka berdua.

"Hmmmm baby... " namja yg lebih tinggi memulai berbicara.

"Iya Hyungie?"

"Mmm sebelumnya hyung mau minta maaf."

"Untuk apa?" namja yg lebih mungil bertanya. Dia merasakan sesuatu yang buruk akan menimpanya.

"Sepertinya kita gak bisa lanjutin hubungan kita lagi."

"........." Suho sangat terkejut hingga bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan kata sepatah pun.

"Hyung takut kalo nanti hyung nanti nya makin sayang sama baby sedangkan kita gak akan pernah bisa bersatu." Kris berbicara tanpa memandang Suho. Dia hanya berbicara sambil menunduk.

"hyung harap baby ngerti kenapa hyung mengambil keputusan ini."

"........."

"Hyung minta maaf yang sebesar-besarnya, mungkin dengan keputusan hyung ini tanpa sengaja menyakiti hati baby."

".........."

"Mungkin ini yang terbaik."

"............."

"Hyung harap baby gak benci sama hyung."

"............."

"Maafin hyung ya kalo selama ini hyung banyak salah."

"..........."

"Hyung harap kita masih bisa jadi adik kakak."

"............'

"Hyung harap kita saling berhubungan tanpa memutuskan komunikasi walau status kita sekarang bukan sepasang kekasih."

".............'

"Baby jangan sedih, jaga diri baik baik ya."

"............"

"Hyung sayang baby, tapi maaf kita gak bisa menjadi sepasang kekasih lagi."

".............."

"Maaf atas sikap hyung yang belakangan ini jadi agak cuek."

"..............."

"Semoga nantinya baby bisa nemuin seme atau pasangan yang jauh lebih baik dan mengerti dan memahami baby."

"..............."

"Terima kasih udah mau bersama hyung selama dua bulan lebih."

".............."

"Sekali lagi terima kasih."

Namja tiang itu pun pergi meninggalkan namja yang lebih mungil yang kini terduduk di lantai. Kakinya seperti kehilangan kekuatan untuk menopang tubuhnya. Airmatanya mulai menetes, dipeluknya kedua kakinya, kepalanya menunduk. Airmatanya semakin deras membasahi pipinya yang seputih kapas. Suho tak habis pikir, kenapa Kris memutuskannya begitu saja. Tak lama isakan terdengar dari bibir tipisnya. Isakannya semakin keras terdengar. Himpitan di dadanya membuat sesak nafasnya. Di bawah tirai panggung aula, Suho menangis, hingga tertidur karena kelelahan menangis. Tertidur di bawah tirai panggung.

curtainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang