4 - Nafla

1.3K 122 28
                                    

Part ini kudedikasikan untuk sahabatku, NaflaAzzura

Happy Reading^^

___________

Kinar merentangkan tangannya di kasur. 

'Hari yang melelahkan,' batinnya.

Bayangkan, ia tidak tahu kalau Adam meneleponnya, dan mengiriminya banyak pesan singkat. Ia juga tidak tahu kalau Adam berada di depan rumahnya bersama Devo.

Ternyata Adam datang untuk mengajaknya mencari pakaian untuk Prom, jadi cowok itu meneleponnya dulu untuk memastikan Kinar ada di rumah dan bersedia pergi bersamanya.

Kinar merasa jantungnya melompat ketika ia membuka pintu luar, dan mendapati Devo dan Adam ada di depan rumahnya tadi. Ia agak seram juga sih, soalnya beredar kabar kalau Adam dan Devo ini terlibat 'perang dingin'. Bukan kabar sih, tapi memang kenyataan. Buktinya beberapa kali ia melihat Adam dan Devo saling tatap dengan sorot benci.

Ia mengajari Devo PR Kimia sebentar tadi, lalu pergi bersama Adam. Ternyata Devo si rese itu berkeras ingin ikut ke mall, dan jadilah ia seperti sebongkah upil di antara dua pangeran tampan. Belum lagi Adam dan Devo yang beberapa kali ia lihat saling bertatapan benci, tatapan horor cewek-cewek di mall yang sirik, pokoknya bikin capek.

Kinar memejamkan matanya. Ia akan tidur saja. 

Nafasnya mulai teratur, dan ia mulai memasuki alam mimpi.

Hingga deringan telepon membuat matanya langsung terbuka lagi.

Dengan kesal, ia meraih ponselnya dan berteriak, "APA SIH?! JANGAN GANGGU!"

"Hei.. Hei.. Calm down, Baby." suara serak yang Kinar kenal itu membuat raut wajah Kinar berubah seketika.

"Kak Nafla?"

"Yeah it's me. Now, open the door and let me hug you, girl."

__________

Devo melangkahkan kakinya memasuki rumah. Mood-nya berubah drastis tadi, saat ia mengetahui Adam main ke rumah Kinar juga. 

Ia benci Adam. Entah kenapa. Mungkin karena kejadian beberapa tahun yang lalu.

Ya, karena kejadian itu.

Kejadian yang ingin ia lupakan tetapi tak bisa.

Ia memijat pelipisnya pelan, lalu berjalan naik ke tangga. Sekilas ia melihat Aldevan -- adiknya melirik dari sofa ruang TV. Tetapi ia tak menghiraukan itu.

Baru saja Devo membuka pintu kamarnya, terdengar suara pintu bawah dibuka. Ia melihat dari kamarnya di lantai atas. Ayah dan Ibunya pulang dengan muka masam. 

Ah, sepertinya mereka akan bertengkar lagi.

Devo memperhatikan Ayah dan Ibunya dari lantai atas hingga kedua manusia itu menghilang masuk ke ruang kerja. 

Tak lama, terdengar suara bentakan, teriakan dan lemparan benda-benda. Devo mengurungkan niatnya memasuki kamar. Ia menutup pintu lagi, kemudian beranjak pergi keluar rumah.

Ia akan menghabiskan waktu di sebuah klub. Persetan. Ia tak mau mendengar pertengkaran Ayah dan Ibunya.

Devo menjalankan mobilnya keluar gerbang rumah, tak menyadari Devan memperhatikannya dengan sorot mata sedih.

__________

Ivan memasuki rumah dengan terburu-buru. Ia lelah, capek, pengen tidur. Ia juga akan mengatakan hal yang seharusnya diketahui Kinar, seperti saran Bara.

Daddy(?) [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang