8 - Luka(2)

1.1K 89 22
                                    

Happy Reading^^

[EDITED : 30 JULI 2017]

__________

Kinar mengambil ponselnya dan dengan cepat memasukkan benda pipih itu ke dalam tas selempangnya.

"Kinar ayo cepetan dong!!" Nafla berteriak dari luar sambil menggedor pintu kamar Kinar.

"Iya bentar, Kak!" Kinar menyisir rambutnya sekali lagi, lalu berlari ke luar kamarnya.

Di luar, Nafla memperhatikan Kinar dari atas ke bawah dengan pandangan menilai. Kinar yang menyadari tatapan Nafla langsung melihat dirinya sendiri. Ia merasa dandanannya tak aneh, tak berlebihan juga. Sepatu Converse hitam dengan tali putih, dipadu dengan celana jeans hitam dan kaos putih bergambar naga.

Nafla menatap rambut Kinar, lalu melangkah pelan dan menarik lepas kunciran rambut gadis itu.

"Kak! Kok dilepas?" Kinar dengan spontan langsung memegangi rambutnya yang terurai bebas dengan tangannya.

"Ini." Nafla mengangkat ikat rambut Kinar, "Gak diperluin." Ujar Nafla sambil menjatuhkan ikat rambut berwarna putih itu ke bawah.

Kinar langsung melotot, lalu memungut ikat rambut yang tergeletak di keramik rumahnya itu.

Nafla berdecak melihat Kinar yang berusaha mengikat rambutnya lagi, "Kinara Aditya. Lo itu gak cocok diiket rambutnya dengan dandanan kayak gitu."

"Aku nyaman kayak gini, Kak." Kinar mengikat rambutnya lagi, namun tak serapi tadi.

"Ish lepas aja dibilang. Ngeyel amat sih," Nafla menarik ikatan rambut Kinar lagi, namun kini ikat rambut gadis itu ia masukkan ke kantung celananya.

"Ish Kak, aku gak biasa kayak giniiii.," Kinar menunjuk rambutnya yang kembali terurai.

Nafla merangkul Kinar, "Dibiasain." Lalu ia membimbing gadis itu menuju ke pintu depan rumahnya.

Kinar langsung membelalakkan matanya ketika ia melihat orang yang berada di luar, menunggunya.

"A.. Adam?"

Adam membalikkan tubuhnya, dan ia langsung tersenyum melihat Kinar yang melongo kaget.

"Hei."

Kinar tak menghiraukan sapaan Adam. Ia masih terkejut dengan kehadiran lelaki itu yang tiba-tiba, dan selain itu.. Ia sibuk menetralkan detak jantungnya yang semakin lama berpacu semakin cepat.

Nafla yang melihat Kinar hanya melongo langsung memutar bola matanya, lalu tersenyum kepada Adam,"Harap maklum ya. Dia emang gini."

Adam terkekeh, "Iya gak papa kok, Kak." Ujarnya. Lalu tanpa aba-aba ia langsung menggenggam telapak tangan Kinar dan menarik gadis itu ke mobilnya.

Kinar tersadar, lalu menatap Adam dengan tatapan bertanya, yang hanya dibalas dengan kerlingan mata oleh cowok itu. Kinar langsung menunduk, menyembunyikan pipinya yang sekarang sudah semerah tomat.

Nafla mengunci pintu rumah, lalu mengikuti kedua manusia itu dari belakang, dengan tatapan yang sulit diartikan.

Adam membukakan pintu di samping kursi pengemudi di depan, lalu menatap Kinar dengan tatapan memaksa ketika gadis itu seperti akan menolak duduk di depan. Ia menutup pintu, lalu membukakan pintu belakang untuk Nafla.

"Kak.. Ehm lo gak papa kan di belakang? Soalnya..." Adam menggaruk belakang kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya, ragu untuk melanjutkan ucapannya.

Nafla terkekeh, lalu menepuk pundak lelaki itu, "Gak papa. Selo aja sama gue mah. Gue paham kok," ujarnya sambil tertawa kecil.

Adam tersenyum, "Makasih atas pengertian elo, Kak." ucapnya tulus.

Daddy(?) [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang