Di part ini, aku berencana mau bikin moment Ivan-Kinar yap^^ Semoga sukaa
Happy Reading^^___________
Kinar mengucek matanya, Samar ia melihat banyak orang mengelilinginya. Terdengar suara lagu Happy Birthday dinyanyikan.
Seorang wanita tiba-tiba mendekatinya sambil tersenyum lebar. Mau tak mau, ia balas tersenyum. Wanita itu hendak meraih nya, dan entah mengapa tangan Kinar menggapai-gapai, namun wanita itu ternyata tidak meraih nya. Wanita itu meraih seorang anak perempuan kecil yang berada di sampingnya, kemudian mencium pipi anak itu.
Kinar hanya melongo, kemudian ia menatap sekelilingnya dan menemukan seorang anak laki-laki dengan tuxedo hitam hanya menatapnya dingin, lalu perhatiannya teralihkan oleh anak laki-laki lain seumurannya yang memeluk dan mengecup pipinya.
"Happy birthday, Al." Bisik anak laki-laki kecil itu.
Kinar tersenyum, kemudian menerima kado dari anak itu. Dan matanya tak sengaja menatap wajah anak kecil perempuan yang digendong wanita tadi, dan wajahnya persis dengan wajahnya.
"NGGAKKKK!!!"
Kinar terbangun dengan nafas terengah. Keringat bercucuran membasahi wajahnya.
"Ya Allah, mimpi apa itu..," Kinar mengusap dadanya. Jantungnya berdebar dengan cepat.
"Kinar? Ada apa?" Tiba-tiba Ivan masuk ke kamar Kinar, dan lelaki itu langsung memegang bahu Kinar.
Kinar menatap Ivan, "Gak ada apa-apa, Pa. Mimpi buruk aja," ujarnya sambil tersenyum tipis.
Ivan menatap Kinar dengan tatapan tak yakin, dan Kinar membalas tatapan itu dengan cengiran lebarnya.
"Ya udah deh kalo gitu..," Ivan mengacak rambut Kinar, "Hari ini Papa mau ajak kamu ke suatu tempat. Gak ada planning apa-apa, kan?"
Mata Kinar langsung membulat. Ia tersenyum lebar, "Ke mana, Pa? Suatu tempat di mana?" tanyanya antusias.
Ivan terkekeh, kemudian bangkit dari tempat tidur Kinar, "Ke suatu tempat pokoknya. Kamu mandi dulu aja. Papa tunggu di bawah," ujarnya sambil berlalu ke luar dari kamar Kinar.
_____________
"Dufan?" Kinar menatap Papanya dengan tatapan tak percaya ketika Ivan memarkirkan mobilnya di parkiran Dufan.
Ivan hanya tersenyum, lalu ke luar dari mobilnya. Kinar mengikuti.
"Are you serious, Pa? Dufan?" Kinar mensejajari langkah Papanya. Ivan menaik-naikkan alisnya, tanda 'ya'.
"Yahh kirain mau nraktir ke Hanamasa," ujar Kinar.
Ivan terkekeh pelan, "Nanti kita ke Hanamasa. Sekarang main dulu yuk?" Ivan tersenyum lalu menggenggam tangan Kinar.
Kinar tersenyum dan membalas genggaman tangan Ivan, kemudian mereka mulai larut dengan banyaknya permainan di Dunia Fantasi itu.
Dua jam berlalu, dan kini Kinar tengah tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ivan yang pucat karena mereka habis menaiki wahana Bianglala.
"Kamu jangan ketawa ih. Bukannya bantuin malah ketawa. Durhaka kamu," Ivan pura-pura ngambek, membuat tawa Kinar semakin menjadi.
"Habisnya Papa sok banget sih. 'Papa kan strong. Gak mungkin ah mual gara-gara permainan receh gini.' Papa bilang gitu kan tadi?" Kinar meniru ucapan Ivan, membuat pipi Ivan bersemu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy(?) [ON HOLD]
Teen FictionSemua berawal dari sebuah kejadian yang menyebabkan Kinara Aditya menjadi putri Ivano Aditya--orang dari masa lalunya. Rahasia demi rahasia terungkap, dan akhirnya Kinara mengetahui siapa jati dirinya. Apakah ia memutuskan akan pergi atau tetap ber...