Bagian 3

1.1K 80 1
                                    

Sudah 5 tahun Ino dan Sai saling mengenal dan tempat utama yang Ino kunjungi saat kerumah nenek dan kakeknya adalah Kuil No Sakura.Sekedar untuk menemui Sai,

"Sai..... kun aku rindu"

"Hahaha kau sama seperti umur 10 tahun saja"Sai tertawa.Selalu ditempat yang sama dan tak pernah sama sekali bertemu diluar kuil.

"Sai-kun berapa umurmu sekarang?"

"120 tahun"

"Hahaha kau selalu bercanda seperti itu Sai"seru Ino,yang dikatakan Sai selalu diangkap bercandaan oleh Ino dan selalu dibalas senyum oleh Sai.

"Rambutmu telah panjang ya Sai"

"Rambutmu juga Ino-chan,dan rambut seperti Yuki onna"

"Kurang ajarkau Sai"Ino pura-pura memasang tampang cemberut,"sedangkan kau seperti yokai"Sai tertengun mendengar menuturan Ino,namun setelah itu ia terseyum,dan mulutnya siap membentuk sebuah kata,namun di sela Ino

"Sai ceritakan aku sebuah cerita"bujuk Ino,Ino melihat Sai mengangguk setuju.

Sai berbaring direrumputan,ia memejamkan matanya menikmati wangi harum bunga sakura dimusim panas,wajahnya diterpa mentari siang yang menerobos helaian bunga sakura

"40 tahun lalu,seorang wanita menangis dibawah pohon sakura ini,ia tampak terkejut saat dirinya dapat melihat sosok yokai,namanya Kabuto.Seiring waktu,wanita itu terus mengeluhkan sosok yang dicintainya tak pernah membalas cinta sang wanita kepada sang yokai.Sang yokai alias Kabuto mencintai wanita itu,namun ia sadar bahwa mereka beda dunia.Hingga saat wanita itu menikah denga pria yang dicintainya,sang yokai patah hati,hingga pohon di kuil ini sempat tak tumbuh lagi"Cerita Sai dengan panjang.

"Lalu?"Ntah mengapa Ino selalu suka cerita-cerita Sai walau sedikit ambigu

"Kabuto sadar kalau terus menerus terpuruk hanya akan melukai hati mendiang Mito yang selama ini membuat kuil ini indah dengan berbagai tanaman,dan rantai takdir itu terulang lagi kepada anak wanita itu"Sai membuka kelopak matanya.

"Dimana kabuto sekarang?"tanya Ino,karna menurutnya dia tak dapat melihat yokai sampai kini

"Telah mati"Sai memejamkan matanya kembali.

"Oh.....,oh iya,kabuto dan shin itu yokai seperti apa?apa seperti yuki onna atau kitsune?"

"Mereka hanyalah yokai yang tidak terlalu kuat,mereka hanyalah sebangsa roh yang mendiami dunia dan membawa kesuburan"jawab Sai

"Darimana kau dapat cerita ini Sai?"

"Leluhurku"

Ino mengikuti Sai tidur di rerumputan,rambut panjang indahnya terurai,ia dapat merasakan indahnya pohon sakura yang mereka tempati,pohon yang tak pernah tak berbunga,dan ia dapat mencium wanginya udara musim panas.Angin membelai rambut mereka,Ino melihat Sai yang memejamkan matanya,pipinya tirus dengan rahang yang tergambar jelas,rambutnya dan rambut Sai menari ditiup angin,sungguh Ino jatuh hati pada Sai,walau Sai memendam beribu misteri.

Jangan menyukaiku Ino-chan karna kita berbeda

"Aduh geli Ino-chan"Sai membuka matanya karna merasa geli

"Eh.....?aku gk ngelakuin apa-apa?"Ino merasa bingung.Sai memegang helaian rambut Ino yang sampai pada pipinya,lalu Sai tersenyum dan berujar"rambut panjangmu yang terbawa angin mengelitiku"

Sai memegang helaian rambut Ino yang sampai pada pipinya,lalu Sai tersenyum dan berujar"rambut panjangmu yang terbawa angin mengelitiku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aquarime dan onix bertabrakan Bluzzzz..... Ino langsung memerah dan bangun "Sai-kun kau paling bisa menggodaku.Mendengar itu sai hanya terkikik geli.

"Kau suka bunga sakura ya Sai-kun"Ino mengalihkan pembicaraan.

"Tidak,aku menyukai bunga bakung kuning"

"Kau selalu ada di pohon sakura kenapa malah suka bunga bakung kuning?dasar aneh"

"Karna bunga itu mirip Ino-chan,bisa tinggal dimana saja dan mahkotanya sama-sama kuning"lagi-lagi Sai tersenyum

"Sudah ah jangan menggodaku lagi"Ino menutup mukanya karna merona,dan lagi-lagi Sai tertawa.
.
.
.
Malam itu kebakaran besar terjadi pada kuil No Sakura berita itu cepat menyebar sampai Tokyo.Mendengar itu Ino kaget luar biasa,Ino segera mengendarai mobil menuju desa Ogimachi,air matanya tumpah mengingat kejadian lalu yang membuatnya marah kepada Sai,walau Sai sesungguhnya tak salah.

Flashback

"Ibu kata nenek aku akan dapat melihat yokai,tapi kenapa sampai sekarang aku tak bisa?"Saat Ino berbica seperti itu,ibu Ino langsung bermuka serius

"Ino-chan ibu mau bicara"Ucapnya

"Iya bu"

"Sai-kunmu itu adalah yokai"

"Tidak mungkin bu,dia terlihat sangat jelas seperti manusia lainnya,memang dia agak aneh namun dia tidak berarti yokai bu"

"Sayang,cobalah kau tanya sendiri padanya,dia... adalah teman lama ibu"wajah ibu Ino berubah sendu
.
.
.
Ino berlari tergesa-gesa ke tempat dimana Sai berada,akhirnya dia menemukan Sai tersenyum manis kearahnya.

"Sai,ada yang ingin ku tanyakan"

"Katakan saja"

"Apa benar kau yokai?"Ino bertanya dengan nada dingin

"............Iya benar"Sai masih menahan senyumnya namun ada kesedihan disana

"Kenapa kau tak memberi tahuku?"Ino mulai emosi

"Aku sudah ingin memberi tahumu sejak dulu,namun kau selalu tak menganggap semua ucapaku serius"Sai berkata dengan halus

"Jadi apa kau Shin dan kabuto?"

"Bisa dibilang begitu"

"Siapa wanita pertama yang sukai itu?"Ino bertanya dengan nada lirih

"....Ibumu"hanya dengan jawaban yang singkat,dapat membuat kelopak mata Ino terbuka lebar,namun ia lansung menunduk.

"Jadi selama ini kita berbeda dunia?padahal sudah lama aku ak.. aku mencintaimu Sai-kun"Ino mulai terisak

"Maaf ino-chan,aku tak dapat melakukan apa-apa"Sai benar-benar benci dengan takdir bila begini

"Kau jahat"setelah mengatakan itu Ino berlari tanpa memdengarkan ucapan Sai lagi

"Aku juga mencintaimu,tapi kita berbeda"Ucap Sai dengan lirih ntah pada siapa

Flashback End

Ino pov

Kumohon tetaplah di sekitar sana,aku tak bisa melihatmu terluka,Kumohon Sai-kun jangan pergi dariku,maafkan aku yang egois,kau pasti sangat terluka,maafkan aku,kumohon jangan sampai terjadi apa-apa padanya,kumohon kami-sama

Ino pov End

Rasa cemas menguasai Ino,sesampainya ia di sana.Yang ia lihat hanyalah puing-puing kuil yang terbakar,Kuil yang dulu asri dipenuhi pohon sakura yang indah kini berganti menjadi reruntuhan abu.Ino berkali-kali memutari reruntuhan itu,namun ia sama sekali tak menemukan Sai.Hatinya tersayat membayangkan semua ini,apalagi kenangan terakhir bersama Sai tidaklah indah berkat ke egoisannya.

"S..Sai-kun"Ino tak kuasa menahan airmatanya ia menangis kencang,sakura memeluk Ino dan membisikan semuanya akan baik-baik saja.Nenek Ino,dan Fuu sedih melihat Ino seperti itu,mereka tau apa yang Ino lalui selama ini,mereka memutuskan untuk diam.

Bersambung..

Di Bawah Pohon Sakura✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang