HAWA dingin menyelimuti malam ini ditambah derasnya butir - butir air yang turun dari langit.
Suasana yang mendukung kesedihan dalam hati seorang gadis yang menangis di bawah derasnya hujan.
Air matanya terus mengalir walau mungkin hanyut dalam aliran air hujan. Isakan demi isakan terus terdengar.
Di sebuah taman di mana semua bermula, tepatnya di sebuah bangku di tengah taman itu. Qiyara saat ini menangis.
"Qiyara.."
Qiya menengadahkan kepalanya, namun air mata yang membendung matanya membuat penglihatan nya kurang jelas.
"Maaf, Qiya maaf"
Kata maaf yang didengar Qiya membuat nya tahu siapa sosok yang tengah berdiri di depan nya.
"Tidak apa - apa, ini salahku yang terlalu asik bermimpi"
Mendengar kalimat yg diucapkan, sosok di hadapan nya itu segera menarik tubuh Qiya ke dalam dekapan nya dan saat itu juga Qiya merasakan kehangatan menjalar di seluruh tubuhnya.
"Lepas. Ken-"
"Qi, aku minta maaf untuk kesekian kalinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Alone
Teen Fictionkamu bukan milikku, namun terkadang aku berpikir bahwa sesungguhnya kamu ingin menjadi milikku. aku menciptakan sebuah khayalan, dimana kamu menginginkanku diam diam dan kadang aku melupakan fakta, bahwa itu semua hanyalah dibuat buat. You don't wa...