PAGI ini tidak seperti biasanya. Qiyara yang susah bangun alias kebo saat ini sudah bangun dan siap berangkat menuju tempat ia menuntut ilmu atau tempat penyiksaan bagi para siswa yang dikenal dengan nama sekolah.
Biasanya ia memang masih tertidur, namun hari ini ia bangun sangat pagi. Ralat, bukan bangun, tapi terbangun secara terpaksa.
Kenapa ? Semua karena kakak laki - lakinya, Rivaldo Gavriel Giovani, atau yang sering dipanggil Aldo itu menyetel ulang alarm yang seharusnya berbunyi pukul 5:30 menjadi pukul 4:00 di pagi hari.
Qiyara sudah benar benar siap, padahal waktu masih sangat pagi. Bahkan matahari masih malu malu memancarkan sinar terang nya.
Seragam sekolah sudah rapi ia kenakan, sarapan juga sudah ia habiskan. Hanya satu yang membuatnya tidak bisa berangkat, yaitu kakaknya yang saat ini masih tertidur seperti orang mati.
"Kak Aldo, bangun, gue udah siap daritadi lo masih aja tidur" ujar Qiya dihadapan abangnya yang masih tidur dengan nyenyak.
"KAK RIVALDO, BANGUN WOI"
Mendengar suara teriakan Qiyara yang tak kalah kencang dengan suara toa masjid, Aldo bergerak sedikit namun tetap memejamkan matanya.
"Bentar sih, ini masih pagi banget adek ku yang cantik, manis, baik" kata Aldo dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ga usah muji pas ada maunya, bangun cepetan ga pake lama" ucap Qiya sambil mendorong tubuh Aldo keluar dari zona empuk dan nyaman yaitu kasur.
"Iya iya, ribet banget sih lo jadi adek"
Akibat di dorong dorong terus oleh Qiyara, mau tidak mau Aldo bangkit dari kasur kesayangan nya. Masuk ke kamar mandi dan bersiap berangkat sekolah.
"Bangun pagi aja ga bisa, gimana bangun rumah tangga nanti" teriak Qiyara pada kakaknya yang sedang di dalam kamar mandi.
"Pikiran lo kejauhan, masih muda mah semua diasikin aja" tiba tiba kepala Aldo muncul dari balik pintu kamar mandi masih dengan busa shampoo yang belum dibilas.
Qiyara hanya memutar bola mata nya lalu menuruni tangga berniat menunggu di ruang tamu. Dia duduk di sofa kecil dan mengambil handphone dari saku jaket nya dan mulai larut di dunia maya.
"ayo ke mobil, gue udah siap" ujar Kak Aldo sambil jalan terlebih dahulu meninggalkan Qiya.
Melihat kakaknya yang sudah siap, Qiyara bangkit dan berlari ke arah mobil yang sudah diparkirkan di depan rumahnya.
Ayah dan ibu nya memang sedang tidak ada di rumah sehingga ia tidak berpamitan.
Qiyara sudah duduk diam di jok mobil tersebut namun kakaknya masih sibuk merapikan rambut panjangnya yang sudah beberapa kali ditegur guru BK.
"Kayak ada aja yang mau ngelirik lo kak, pake sisiran segala"
Aldo hanya diam dan segera menjalankan mobil ke sekolah.
Sekitar 10 menit kemudian mereka sampai dan Qiyara turun sementara Kak Aldo memarkirkan mobil terlebih dahulu.Qiyara melangkah menuju kelasnya dan mencari bangku kosong. Akhirnya dia meletakkan tas ransel nya dan duduk sambil mendengar alunan musik dengan earphone di kedua telinga nya.
"Qiyara, gue butuh penjelasan secara detail tentang audisi kemaren" tiba tiba saja Shafa datang dan ngerusuh di hadapan Qiya.
"Loh, ngapain nanya gue Shaf, kan lo juga ada disitu kemaren"
"Bukan audisinya, tapi si pangeran bergitar yang nyelamatin lo kemaren" kata Shafa sambil duduk di depan nya.
Mendengar kata pangeran bergitar dari Shafa, Qiya langsung mengingat Keni yang sok misterius tapi manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Alone
Teen Fictionkamu bukan milikku, namun terkadang aku berpikir bahwa sesungguhnya kamu ingin menjadi milikku. aku menciptakan sebuah khayalan, dimana kamu menginginkanku diam diam dan kadang aku melupakan fakta, bahwa itu semua hanyalah dibuat buat. You don't wa...