Bab 2 Perjalanan

1.9K 33 0
                                    

Mentari~
Mengisahkan sebuah harapan kehidupan menuju senja.

Perjalanan di mulai
Bang rio mengetuk, lebih tepatnya menggedor pintu kamarku “dok dok dok…dek bangun, udah jam 3 nih buruan mandi sholat Ashar” lama tak mendengar jawabanku, bang rio masuk ke dalam kamar dan mencubit pipiku.

“ hmmm, nanti dulu bang masih ngantuk” jawabku malas.

“ayoo dek, nanti jalannya kemaleman jadi macet” sambil menarik tanganku agar aku terbangun.

“ iya iya ini aku mandi, udah sana bang “

Sekitar jam lima sore gilang, sigit dan salsa sudah sampai di rumahku. Disusul 15 menit kemudian oleh cinta dan kak caca.

“udah lengkapkan, ayok berangkat” seru ku pada yang lain.

“loh rin si angga belum datang” ujar gilang.

“kebiasaan nih si angga” sahut salsa.

Terdengar suara motor berhenti didepan rumah, angga pun akhirnya datang dengan sengiran khasnya
“ hehe ayoo berangkat, udah gak sabar nih”

“ ga angga, gak merasa bersalah malah nyengar nyengir” sahutku.

“udahlah dek, sini ngumpul dulu kita berdoa bersama” bang rio mulai memimpin doa.

Kami tiba jam 7 malam di pos perijinan gunung penanggungan via tamiajeng, bang rio langsung mendaftarkan rombongan kami pada penjaga pos untuk pendataan lalu dilakukan breafing oleh penjaga pos sebelum mendaki. Utamanya untuk membawa turun semua sampah yang kita hasilkan nanti. Ada 4 pos yang harus dilalui pada jalur ini sebelum sampai puncak bayangan.

Kami membawa 2 carrier ukuran 60 liter yang berisi tenda untuk kami beristirahat nantinya. Yang lainnya membawa daypack berisikan logistik dan barang barang pribadi. Pos 1 sudah terlewati kami tiba di pos 2 disekitarnya terdapat warung penjual jajan bahkan bakso. Melalui jalan batu yang disusun rata sebagai jalan para warga yang berkebun. Kanan kiri jalan adalah perkebunan warga. Beristirahat sebentar lalu kami lanjutkan perjalanan ke pos 3, jalan mulai naik meskipun hanya tanah yang dibuat berundak seperti tangga.

Tanahnya licin akibat sisa hujan kemarin, menyebabkan salsa, cinta, aku dan kak caca terpeleset.
Sampai di pos 3 sekitar 45 menit dari pos 2 dan kami beristirahat lumayan lama sekitar 15 menit. Lalu melanjutkan perjalanan ke pos 4 dengan diguyur hujan. Menjadikan jalannya yang semula licin menjadi seperti aliran sungai kecil dengan air berwarna coklat.

-------
Maaf ceritanya singkat singkat hehe
Baca terus yaa 😉😊
N. I. N

Diatas AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang