seminggu setelah hari pernikahan mereka, mr. tomlinson akhirnya datang untuk mengajar lagi. aku tidak tahu harus senang atau marah.
aku dan dia tidak berada di suatu hubungan. mengapa aku harus marah? tapi, dia telah memperlakukanku spesial dan sekarang ia menikahi wanita lain.
mengapa pula aku harus senang??
"tsam," aku menahan napasku ketika mendengar suaranya.
"mengapa kau bisa ada di sini, mr. tomlinson?" tanyaku langsung tanpa basa-basi.
"tentu saja karena aku menaiki tangga yang ada di sebelah sana." balasnya sarkastik. "apa kau sering datang ke sini? rooftop? aku biasanya pergi kemari hanya untuk merokok," aku tidak merespon dan pergi meninggalkannya.
"tsam? apa kau marah padaku?" langkah kakiku terhenti ketika ia berkata seperti itu. aku memutar tubuhku, "aku marah? untuk apa?"
ia melangkahkan kakinya mendekat ke arahku. wajah tampannya itu sangat dekat denganku sekarang, "apa kau marah karena... aku menikah?" ia menaruh kedua jempolnya di pipiku lalu mengusapnya.
aku menepis kedua tangannya, "mr. tomlinson, kumohon. aku tidak akan bisa berhenti menyukaimu jika kau tetap melakukan ini." aku memejamkan kedua mataku untuk menahan air mataku. aku tidak ingin menangis di hadapannya.
"kalau begitu, biarkan aku membuatmu menyukaiku untuk yang terakhir kalinya." ucapnya sebelum aku merasakan sesuatu yang basah dan lembab di bibirku.
Fin
