Suga FF : Rain

596 33 1
                                    

Cast : Min Yoon Gi x Fridania (You)
Author by : @Yoon91_93

"Bila kau telah mengetahui keadaanku yang sebenarnya, maukah kau kuajak untuk berbagi rasa duka bersama?"

Happy Reading~

Lagi-lagi langit Seoul menumpahkan bulir bening nya ke permukaan bumi dengan derasnya. Alhasil, banyak orang yang segan untuk sekedar melangkah kakinya keluar rumah apalagi beraktivitas yang banyak mengeluarkan energi.

Tak terkecuali aku.

Sama seperti orang kebanyakan.

Tetapi tidak pada hati dan perasaanku.

Tak terasa, kejadian itu telah berlalu setahun yang lalu. 1 tahun yang lalu artinya sama dengan 365 hari.

Berapa banyak doa malam yang tak kenal henti dariku yang kupanjatkan pada Tuhan agar kau dapat kembali padaku? Disini.

Andai kau mengetahuinya.

Tetapi aku rasa itu hanyalah akan menjadi sebuah pengandaian yang takkan pernah sampai.

Masih tergambar dengan jelas dalam memoriku, ketika dengan diam, tanpa memberitahuku, kau pergi meninggalkanku. Apa yang bisa kulakukan saat itu? Hanya bisa diam mematung sembari menatap punggungmu yang semakin lama semakin menjauh dari pandanganku. Menatapmu lekat-lekat dari kejauhan untuk apa? Agar aku dapat terus mengingat semua kejadian itu.

Bahkan kini, aku tak tahu lagi sekarang status apa yang kusandang. Masihkah aku menjadi kekasihmu? Atau kau sudah memiliki seseorang yang baru?

Pertanyaan demi pertanyaan terus berputar-putar dalam otakku. Ingin rasanya aku bertanya, tetapi siapa yang 'kan menjawabnya?

Ya, pada hari itu, aku harus rela melepas kepergianmu. Sepertinya kau akan pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Begitulah pemikiranku saat itu.

Di langit yang sama, pada cuaca yang sama pula. Disaat rinai hujan turun dengan semangat 45 membasahi hati dan juga diriku.

Tetapi tak apa, itu bukanlah masalah bagiku. Aku malah menyukainya. Kau tahu mengapa?

Karena hujan dapat menyembunyikan perasaan sedihku, sehingga tidak ada orang lain yang melihat aku menangis. Mungkin itu juga berlaku untuk dirimu, Yoongi-ah.
Ataukah sebaliknya?

Aku tak ingin meminta banyak hal padamu. Karena kutahu, pasti itu akan membuatmu memikirkannya daripada tugas-tugas kuliah yang mestinya kau tangani terlebih dahulu.

Tetapi bolehkah aku meminta padamu, satu hal saja?

Dapatkah kau mendengar apa yang kukatakan ini?
Dapatkah kau merasakannya?

Jika kau tak dapat mendengarnya cukuplah engkau rasa.
Dapatkah engkau merasakannya?

"Ya, aku dapat mendengar dan merasakannya, Frida-ah."

Sial! Suaramu yang khas dan berat seperti bass masih terngiang-ngiang di kepalaku. Sepertinya aku harus berkonsultasi dengan dokter jiwa mengenai masalahku ini.

Sebuah sentuhan hangat mendarat lembut di kedua pipiku. Aku masih mengenali kedua tangan ini. Apakah ini benar? Atau ini hanyalah khayalanku yang terlalu berharap ia akan kembali padaku?

Berat hati rasanya aku menoleh kebelakang siapa yang dengan tanpa aba-aba menyentuh pipiku.

Dan dia adalah Yoongi!

"Yoongi-ah, kemana saja kau ini? Mengapa tak ada kabar apapun darimu? Apakah kau barusan..."

"Ya, aku yang menjawabnya tadi. Kau sedang tidak bermimpi atau berimajinasi. Ini adalah nyata."
Ucapnya dan menghapus dengan pelan air mataku dengan mataku yang sudah membengkak.

"Maafkan aku, Frida. Bukannya aku ingin menjauh darimu. Bukan itu. Sama sekali aku tak memiliki niatan untuk meninggalkanmu barang sedikitpun. Aku pergi belajar ke Amerika untuk mempelajari lebih dalam bahasa inggris. Aku takut, kau tak akan mengizinkanku untuk pergi. Untuk itulah dengan terpaksa aku pergi diam-diam tanpa sepengetahuanmu, agar kau..."

"Tapi tidak seperti itu caranya. Dan akan lebih menyakitkan lagi jika aku harus menerima kenyataan bahwa kau tak akan pernah lagi kembali kesini dan kau memiliki seseorang selain aku."

Aku masih tak percaya. Yoongi berdiri dihadapanku. Tak banyak yang berubah dari dirinya meskipun setahun telah berlalu. Kulit putih pucat khasnya, rambutnya yang hitam. Semuanya masih sama seperti dulu.

"Aku dapat mendengar semua yang kau katakan, Frida-ah. Untuk itulah aku kembali kesini." Ucapnya dan membekapku kedalam pelukannya yang hangat.
Tak dapat kupungkiri, aku merindukan semuanya. Termasuk pelukannya yang selalu menyemangatiku, bahwa aku tidak hidup sendirian di dunia ini.

"Aku sudah mengetahui semua tentangmu. Aku akan selalu ada untukmu jika kamu membutuhkan sesuatu."

"Meskipun nanti kau akan kuajak untuk berbagi rasa duka atau sedih sekalipun?" Tanyaku sekali lagi.

"Ya. Karena kau adalah segalanya bagiku." Ucapnya dengan berbisik pelan di telingaku.

"Bolehkah aku minta satu hal lagi padamu?"

"Apa itu?"

"Berjanjilah bahwa kau akan tetap selalu bersamaku. Menghadapi semuanya baik suka ataupun duka bersama-sama."

"Aku janji." Ucapnya dan semakin mempererat pelukannya padaku.

Aku tahu apa yang kau rasakan. Begitu pula dirimu, juga mengetahui bagaimana keadaan dan perasaanku padamu.

Lagi-lagi hujan menemani aku untuk yang kesekian kalinya. Aku tak pernah kecewa jika sang hujan itu turun. Bagiku itu seperti sebuah rahmat dari Tuhan, yang telah menurunkan hujannya untuk menemaniku dengan suara gemericiknya dikala aku sendiri.

Dan kini, ia turun dengan rintik-rintik kecil. Tak lagi deras seperti awal.

***

Kali-kali bikin ceritanya yang sedih gapapa kan yaa??

Selamat malam...~

-FiFe-

BTS X You [Oneshoot || Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang